Malam Terakhir …
Didalam rumah masih terdengar perbincangan antara ibuku , bapakku dan tante indah . Aku yang sudah berada diluar rumah masuk dengan begitu saja , tanpa salam ataupun permisi .
“Sudah pulang ron ? Apa pak wasit ada dirumah ” tanya bapakku .
“Tidak ada pak , pergi ke kota kata bu ida” jawabku.
Akupun langsung disuruh duduk oleh bapakku , untuk ikut berbincang tentunya . Ibuku yang tadi memakai baju kini telah memakai daster hijau , begitu juga dengan tante indah yang sudah berganti pakaian.
“Gimana ron apa mau kerja dirumah bu indah ? ” tanya bapakku.
Pertanyaan itu terlontar , bukannya aku tak mau tapi aku memikirkan beberapa hal yang paling utama sih siapa yang akan memberi jatah kontolku ? Kan beberapa hari yang memberi jatah ibu .
Posisiku berada tepat didepan ibu , tante indah dan bapakku . Dengan sengaja ibuku malah bermain dengan pahanya seolah membukakan lubang untukku , begitu juga dengan tante indah tapi bedanya tante indah memakai celana pendek tidak seperti ibu .
“Trus kalau si roni ikut , dirumah ibu dengan siapa ?” Tanya ibuku .
Yes ! Pertanyaan yang baru akan kutanyakan rupanya telah keluar dari mulut ibu sendiri , ibu dan bapakku pun saling menatap tajam .
“Ya gimana ya , benar juga ” ucap bapakku .
Kemudian tante indah pun menjelaskan bahwasanya disana aku akan mendapatkan kelas 1 dalam artian aku akan mendapatkan fasilitas lebih , baik dari segi gajih , kendaraan dan yang lainnya .
“Hmm aku sih terserah ibu dan bapak saja aku sih menurut saja” ucapku .
Ibu dan bapak pun kembali menatap ke arahku , begitu juga tante indah . Tak lama ibu pun menjawab kalau ibu siap kalau bapak tidak kembali lagi menjadi supir , dan tetap diam dikampung .
“Gimana ron ? ” tanya tante indah.
Tak lama bapak pun mengiyakan apa yang ibu mau , sekarang hanya tinggal keputusanku . Aku pun akhirnya menjawab , kalau aku siap kerja di rumah tante indah dengan syarat .
Yang pertama , gajih ku disana mesti bisa mencukupi atau melebihi gajih bapapkku , yang kedua tiap minggu aku boleh pulang kekampung , dan yang ke tiga aku meminta handphone untuk bisa tetap bersilaturahmi dengan orang disini.
“Ok kalau hanya itu tante siap ” jawab tante indah.
Malam pun sudah tiba dan malam ini juga pertama kalinya rumahku ada 4 orang , dimeja hidangan maujn telah siap yap tadi ibu memasak di bantu oleh tante indah juga .
“Wah makannya enak jarang jarang nih kita makan enak ” ucapku ke ibu .
“Lah kamu kan dari kemarin makan yang enak enak ” jawab ibu sambil mencolekku.
“Wah ibu sama anak mesra sekali ya ” ucap bapakku .
“Haha iya dong pak , anak siapa dulu ” jawab ibuku .
Tante indah pun hanya tertawa melihat tingkah lakuku , tanpa disadari semua kebaikanku hanya akan menjadi kedok kemesumanku .
“Yasudah dimakan dulu yu ” ucap bapakku.
Kami berempat pun makan dengan sangat lahap mungkin karena lapar akibat numpuknya kerjaan tadi , ya meskipun kerjaan enak . Dengan tatapan mata yang tajam ibu terus menatapku , sementara tangan kanan ibu memegang terong yang besar .
Padahal disamping ada bapak dan juga tante indah , tapi terong itu bukan dimakan malah dimainkan seperti memainkan kontolku. Begitu juga dengan lidahnya , yang sengaja memutar mutar di lidahnya.
“Masakan bu warsih ini enak ya ” ucap tante indah .
Ibu langsung menghentikan bermain dengan terong nya itu , dan menjawab kekaguman atas tante indah tadi . Tapi tak lama ibu kembali memegang terong itu dan memasukan kembali kemulutnya .
“Oh iya pak , bu ngomong-ngomong nanti aku tidur dimana ya ? ” tanya kembali tante indah.
Bapak , aku , dan ibuku pun menoleh ke arah tante indah , benar juga ya tante indah tidur dimana ?* Sedangkan dua kamar itu kasurnya kecil.
“Iya pak ? Dari tadi kita ngobrol kenapa gak kepikiran tante indah tidur dimana pak ” ucap ibuku .
Kalau kepinginku sih aku tidur dengan ibuku , bapakku tidur di ruang tengah dan tante indah tidur di kamarku , gumamku sendirian.
“Bagaimana kalau aku , tante indah tidur sekamar pak nah sedangkan bapak tidur di kamar roni , gimana* ? ” tanya ibuku .
Menurut ibuku , ibuku ingin melepas rindu yang terakhir kalinya denganku. Tapi kan ada tante indah ? Mana bisa melepas rindu ? Ucapku lagi.
Dan akhirnya aku , ayah dan tante indah pun menyetujui usul ibuku dan menurut ibu juga sudah diatur tempatnya .
“Anakku , nanti malam semprotkan lagi ke memek ibu ya sebelum pergi ” bisik ibuku.
Makan malam pun sudah selesai , jam sudah menunjukan pukul 21.00 dan bapakku pun sudah mulai menguap tak lama pamit untuk tidur duluan menuju kamarku.
“Bu aku tidur duluan , ngantuk abis makan ” ucap bapakku.
Sekarang tinggal kami bertiga yang masih tetap belum ngantuk , tak lama ibu pun pergi kedapur dan aku jelas mengikutinya dari belakang .
“Bu ? Gimana mau nyemprot ke memek kalau ada tante indah ! ” tanyaku sambil berbisik dan membelai daster ibu.
“Hmm tenang saja urusan ibu anakku , nanti kita ngentot diatas jam 12 malam yah tapi gak pake suara ” ucap ibuku sambil mencium bibirku .
Oh jadi begitu , jadi aku ngentot dalam keadaan hening ? Mana enak tu ngentot ya . Sebelum ibu kedepan terong yang tadi dirapihkan ku ambil kembali , tapi terong ini sedikit lebih kecil daripada yang tadi .
Jangan bermain dengan terong ya bu , terong itu langsung kusalipkan di memek ibu , sambil terus menutup mulutnya mata ibu tetap mengarah ke arah tante indah .
“Ahh apaapaan terong kamu masukin ke memek ibu ” desah ibuku dengan pelan .
Bukanya dimainkan atau kukeluarkan tapi terong itu aku diamkan dibalik cd nya , mata ibu pun terbelak selebar-lebarnya . Bukan hanya mata tapi puting ibupun mengeras sekeras-kerasnya, paha ibu bergidik meskipun terong itu lebih kecil dari pada kontolku.
“Biarin bu , biarin untuk malam ini bukan cuma kontol roni tapi terong juga nikmatin memek ibu ” ucapku .
“Tapi ron ahh ” jawab ibu.
Akupun langsung mendorong ibu kembali kedepan, sementara ibu berjalan dengan bergidik dan keringat yang mulai mengucur. Melihat tingkah ibu sendiri , aku tertawa membayangkan gimana kalau ibu keluar atau sampai menjerit atau nggk ibu .
“Sih emang kamarmu muat untuk kita bertiga ” tanya tante indah.
“Ya…..a mmuat ssajaaa ” jawab ibuku terbata-bata.
Sejujurnya aku pun tak kuat menahan kesangean ini , ditambah raut wajah ibu seperti ini rasanya ingin cepat cepat aku tidur bareng ibu . Tak lama tante indah pun ijin kekamar , rupanya untuk berganti pakaiaan .
Setelah serasa cukup aku pun mengajak ibu kembali kedapur , karena kasian juga kalau berlama-lama akhirnya terong itu kucabut dan woow terong itu sekarang sudah seutvhnya basah .
“Ahhhh jangan siksa ibu seperti inii ” ucap ibu .
Supaya tante indah tak curiga , akupun mengajak ibu untuk balik lagi ke ruang tengah . Sekarang bu indah sudah berganti pakaian , sekarang tante indah memakai daster seperti bu ida yang transparan .
Dari situ barulah bisa terlihat body tante indah meskipun wajahnya tetep galak , kacamatanya pun sudah tidak dipakai lagi .
“Yasudah mending sekarang tidur yu udah malem bu , tante indah” ucapku .
Ibuku langsung mengajak tante indah masuk kamar lagi , begitupun aku yang mengikutinya dari belakang .
“Nah sekarang kita atur posisi ya” ucap ibuku .
Ibuku berposisi dipaling pojok , sementara aku disampingnya dan tante indah dipaling ujung tapi tante indah tidur membelakingiku.
“Ron kita pura pura tidur dulu sampai tante indah tidur ya ” ucap ibuku sambil membukakan cd nya .
Lampu kamar yang remang-remang serta hembusan angin yang begitu dingin membuat suasana malam ini begitu indah , ditambah ada ibu dan tanteku yang sudah siap dengan memeknya dan tante indah yang akan tidur dengan moleknya.
Tangan ibu langsung saja menarik tanganku kebelahan memeknya , sementara lidahnyapun berusaha menggapai lidahku. Sambil tetap membingbing tangankv, tangan ibu yang satunya mengarahkan untuk meramas nenennya.
“Tetap waspda , jangan berisik-berisik nanti tante indah bisa bangun” bisik ibuku.
Tangan ku kini kucolok-colok dimemek ibu , yang sudah sangat basah karena terongnya tadi juga.
“Mmmmh ” desah ibuku.
Tangan ibu sekarang menggapai celanaku dan langsung membukanya , dan karena posiku yang berhadapan maka kontolku tepat dibelahannya .
“Hmm langsung masukin , tapi jangan banyak gerak tapi biar ibu yang gerak ” desah ibuku .
Akupun mengangguk mendengar bisikan ibu , tanpa membuka dasternya ibu menyuruhku untuk berpindah keposisi ibu , dan ibu langsung menaiki badanku .
“Ahhmmm ” desah ibu .
Dengan mulut yang ditutupi tanganku , ibuku pun mulai menggoyangkan pantatnya . Mulai dari menaik nurunkan secara perlahan sampai ibu mendimkan pantatnya , desahan ibu juga tertutup oleh tanganku.
Sementara ditidurnya bu indah berbalik ke arahku , karena lebarnya baju tidurnya alhasil kedua nenen bu indah terlihat begitu jelas .
Bibir ibu kembali melumat bibirku , dengan tetap menggoyangkan pantatnya . Tanganku berusahu untuk membukakan baju daster ibu , suara aduan kontolkupun lebih berisik daripada desah ibu.
“Mmh ahh enaak , lebih enaak daripada terong tadi ahh kontolmu enaak” desah ibu sambil tetap menyembunyikan desahnya.
“Memek ib..uu jugaa enaak lebih enak dari yang lain ahh ”
Sekarang ibu sudah telanjang bulat , keringat yang dari tadi sudah membuat badan ibu sangat licin melebihi belut.
“Ahh ibu mauu keluarr ahh keluarin spermamu ahh ” desah ibuku ‘
Aku pun meminta ibu untuk dibawah dan aku yang diatas , gerakanpuntkupercepat tanganku meremas nenen ibu . Tapi tanganku yang satunya bukan meremas nenen ibu tapi salah remas melainkan ke nenen tante indah.
“Ahh ibbu keluaarrr enaaak ” desah ibu .
Begitu juga dengan aku yang mencapai kenikmatanku . Tubuh ibu dan akupun bergetar hebat , desahan yang tadi pelan pun tidak terkontrol seolah tidak ada tante indah disamping kami .
Dan dengan rasa bangga rasanya aku tak ingin melepaskan semua kenikmatan ini , dan bahkan pertarungan kami berlanjut sampai jam 3 pagi ya meskipun tetap aku pemenangnya .
Bersambung …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar