Perpisahan …
Perpisahan bukanlah sebuah akhir
Dan karena perpisahan
lembaran baru pasti terbuka
Sebuah kehidupan yang nyata
Tanpa sebuah panggung sandiwara .
Dan karena perpisahan
lembaran baru pasti terbuka
Sebuah kehidupan yang nyata
Tanpa sebuah panggung sandiwara .
Tak terasa sudah pukul 06.00 dan dihari ini pun aku akan berpisah, baik dengan temanku ataupun orang yang sudah memberi kenikmatan kepadaku . Disampingku sudah tidak ada ibuku , ataupun tante indah tapi dikasur ini hanya tinggal aku dan dua bh yang mungkin punya ibuku.
“Sudah bangun ? Yasuddah cepat mandi ron , kata tante indah kamu gak akan lama berangkat” ucap bapakku.
Satu tas yang penuh sudah berada di depan , dan itu tasku yang mungkin sudah diisikan oleh ibuku . Tante indah pun sudah sangat rapih beserta kacamatanya .
“Pak sebelum pergi nanti roni mau ke doni , mitha dan bu ida dulu untuk berpamitan ” ucapku.
Bapak pun mengangguk mengiyakan kemauanku , aku langsung saja bergegas mandi . Di belakang ibu dan tante indah pun tengah memasak , dan keduanya juga sudah mandi .
“Abis mandi makan dulu ron” ucap ibuku.
————————–
setelah kurasa cukup mandinya , akupun langsung saja kekamar ibu untuk memakai baju serta celanaku . Dan tanpa permisi rupanya didalam kamar sudah ada tante indah , yang tengah membuka baju .
“Eh maap tante gak sengaja ” ucapku kaget .
Tante indah pun nampak kaget juga akan kehadiranku ini , melihat kekagetan itu maka aku langsung berpindah arah ke kamarku . Pakaian pun sudah kupakai rapih , celana beserta parfum yang dikasih bu ida pun sudah kutuangkan kebaju .
“Pak , bu roni mau kerumah doni dulu sebentar ” ucapku pamit.
Ya memang aku ingin berpisah dulu dengan temanku itu , meskipun memang sering membuatku jengah akibat kelakuannya . Sehabis itu aku kerumah mitha dan terakhir kerumah bu ida tentunya, perpisahanpun kumulai.
“Lu mau kemana ron gak biasanya pagi buta kerumah gua ? ” tanya doni kepadaku.
“Gua mau pamit don hari ini gua mau kerja ke kota ” ucapku .
Doni pun terkaget mendengar ucapanku , bukan hanya itu sebelum aku pergi pun doni sempat menulis sesuatu yang kuketahui itu no hp nya . Dan sebelum pergi kerumah mitha , doni pun meminjamkan sepedanya agar aku tak terlalu lelah kerumah mitha ataupun bu ida .
“Pake aja ron , kan jarak kerumah mitha dan bu ida jauh ” ucap doni .
Doni pun menjelaskan kalau ada apa-apa , aku bisa menghubungi no doni kalau aku sudah memiliki hp .
“Aku kerumah mitha dulu don , makasih sepedahnya ” ucapku .
Kembali kukayuh sepeda itu , meskipun jarak yang cukup jauh bukan sebuah masalah bagiku ya namanya anak kampung siapapun pasti terbiasa .
KETIKA CINTA TERPISAHKAN OLEH JARAK .
HANYA SEPUCUK SURAT YANG BISA KUTANGISI .
BUKANLAH BAHASA TUBUH ATAU WAJAHMU .
HANYA SEPUCUK SURAT YANG BISA KUTANGISI .
BUKANLAH BAHASA TUBUH ATAU WAJAHMU .
————————–
Tak terasa kayuhan sepedaku sudah sampai didepan rumah mitha , dengan penuh semangat aku pun memanggil mitha .
Tak terasa kayuhan sepedaku sudah sampai didepan rumah mitha , dengan penuh semangat aku pun memanggil mitha .
“Mit Mitha Mitha ” ucapku.
Sekali , dua kali dan tiga kali tetap tak ada jawaban dan kupanggil lagi . Sampai akhirnya mitha benar-benar keluar , dengan rambut yang kusut , tanktop hijau beserta celana pendek bahkan pendek sekali .
“loh aku kira siapa ron , pagi pagi begini udah teriak-teriak ” ucap mitha sambil menguap menutupi rasa ngantuknya .
“Hehe maap mith , jadi ganggu ” jawabku sambil menggaruk kepala .
Langsung saja aku menjelaskan tujuan kedatanganku kerumah mitha , sambil mendengarkan aku bicara terkadang mitha membenarkan tali tanktop yang merosot , ataupun mengusap matanya agar tak turun .
“Loh berapa lama ?” Tanya mitha.
Kembali aku menjelaskan rupanya nyawa mitha belum utuh , sampai akhirnya mitha meneteskan air mata dihadapanku yang entah kenapa . Dan refleks mitha pun memelukku , sejujurnya aku bahagia dipeluk seperti itu tapi aku sadar mitha itu milik temanku .
“Gak usah nangis ih kan masih ada doni” ucapku melepaskan pelukan itu.
Sambil melepas pelukan itu akupun menunjuk ke arah nenennya , dan puting yang menyembul . Rupanya mitha tak menyadari kalau dirinya tak memakai bh dan muka yang tadi agak lesu kini berubah, menjadi kemerahan akibat pujianku.
“Mmuaach ” dengan malu mitha mencium pipiku.
“Alangkah ada waktu lebih lama bareng mitha ” batinku .
Daripada berlama-lama aku disini lebih baik aku langsung ke rumah bu ida , kalau disini ngaceng ia crot nggk .
“Yaudah mith aku tak bisa berlama-lama disini ” ucapku .
Mitha pun balik lagi ke kamarnya untuk mengambil kertas dan pulpen , no hp pun mitha tulis dan berharap agar aku menghubunginya lain waktu .
Akupun melanjutkan kembali mengayuh sepeda doni ini , tujuan terakhirku adalah rumah bu ida dan berharap dapet jatah lagi darinya .
——————————
Tak lama sampailah tujuanku kerumah bu ida , seperti halnya ulat di ujung tangkai bu ida pun ada diluar rumah sedang menyapu .
“Loh gak biasa pagi-pagi udah kerumah ibu ? Kangen ini ya ? ” tanya bu ida sambil memegang susunya itu sambil melihat ke sekitarnya .
Pagi itu bu ida memakai kain sarung yang dililitkan ke tubuhnya , tapi mungkin kali ini bu ida belum mandi . Tak ada tali bh dipundaknya , rambut nya yang dililitkan karet menambah erotis pagi itu .
“Yasudah yu masuk mau teh apa susu ? Biar seger ?” Ajak bu ida .
Akupun mengikutinya masuk , dengan sengaja pantatnya digoyangkan kekanan dan kekiri setelah didalam akupun disuruhnya untuk duduk .
“Susu aja bu tapi susu langsung ya ” ucapku .
Bu ida pun langsung membalikkan badan kembali , kain itu langsung ia buka sampai akhirnya bu ida bugil yang kedua dihadapanku .
“Susu ini ? Tapi jangan lama mas wasit mau pulang hari ini ” ucap bu ida langsung mendekatkan susunya ke arahku .
“Mmmh ”
Langsung saja sarapan susu pagi ini aku lahap , secara bergantian dari kanan ke kiri dan dari kiri kekanan . Dibawah paha bu ida menggesrek-gesrekkan ke celanaku , sangat terasa memek bu ida sudah basah kembali.
“Mmh ayo nenen di ibuu .. jangan diibumu terus ron mmm ” desah bu ida.
Celana itu langsung aku lepas tanpa memperdulikan posisi bu ida , sampai akhirnya keluarlah senjataku ini . Dengan sigap bu ida pun jongkok ke bawah , tanpa memegangnya kontolku langsung dimasukkan ke mulutnya .
“Hmm enakan mulut ibu atau ibumu ?? ” tanya bu ida dengan penuh gairah .
Rambutnya sekarang sudah terurai , mulutnya pun terus melahap dengan lezatnya kontolku . Dibawah tangan bu ida , memasukkan sendiri jarinya ke memeknya sambil terus menatapku .
“Mmh enaakkan mulut ibu , ahh enaaak ” desahku menikmati mulut bu ida .
Bu ida menaikkan badannya sedikit , dipeganglah kedua susunya dan dijepitlah kontolku . Rasanya kenyal, tapi lebih nikmat dari mulut bu ida sendiri .
“Ini senjata ibu , mas wasit paling gak kuat kontolnya dijepit nenen ibu ” ucap bu ida.
Perlahan jepitan nenen itu pun ia naik turunkan , sementara bibir bu ida berada di kepala kontolku . Alhasil akupun kelojotan aku dibuatnya , setelah 10 menit pejuhku pun tumpah dinenen dan mulut bu ida .
“Ahhh gak kuaaaat , aku keluaaar bu ” desahku .
Pejuhkupun keluar dengan keras , melihat seperti itu lidah bu ida pun menyapu semua pejuhku di nenenya ataupun yang bercecer ke tangannya .
“Enaaak ?? Uh masih ngaceng aja ya kontol anak* bu warsih ini ” ucap bu ida .
Tak lama bu ida pun duduk dilantai dengan keadaan kaki yang terbuka lebar , sambil terus menggodaku dengan raut wajah yang binal . Akupun ditariknya dan tanpa aba-aba bu ida langsung mengarahkan kontolku , sleeeb sleeeb sleeeb .
“Ahh masih kegedean kontol anak bu warsih tahan tahan tahan ” teriak bu ida .
“Jangan lama-lama bu roni mau pergi kerja ke kota , ahh enak memek ibu” desahku .
Pantatku pun dipegang bu ida , akupun mengerti bu ida menyuruh mengeluarkan kontolku kembali . Perlahan bu ida pun merasa nyaman kembali maka genjotan pun mulai kupercepat .
“Ahh memek bu ida lebih enaak dari memek ibuu ahh ” desahku dengan bantuan bu ida.
“Kamu suka roni ? Suka ? Nikmati memek ibu sepuasmu selama tak ada suamiku ” desah bu ida.
Mata bu ida merem melek menikmati sodokanku , nenenya bergoyang dengan kencang . Puting yang mengeras dan kucuran keringat membuat napsuku divjung jalan .
“Ahh enaaak ….. memek ibu panaash ahhht” desahku .
Setelah 15 menit berposi seperti itu , bu ida pun meminta aku yang dibawah . Tanpa melepaskan kontolku bu ida pun berpindah dengan sendirinya .
“Selamat menikmati pagi mu dengan jepitan memek ibu ” desah bu ida dengan menggelengkan kepalanya .
Tarikan di memek bu ida serasa lebih cepat , goyanganya pun semakin cepat sekali desahan sudah tak perduli lagi . Sampai akhirnya aku tak kuat lagi dengan memek bu ida , dan baru kali ini aku kalah oleh lawanku.
“Akkuuu keluaaaaar ” desahku.
“Tahaaan ibu sebentar lagi keluaarr ah enak kontol anak mu sih ” jawab bu ida .
Tubuhku pun bergetar kembali , begitu juga dengan tubuh bu ida yang mencapai puncak tepat pada waktunya.
“Ibbu jugga keluaaar ahhht ” getaran tubuh bu ida lebih hebat daripada aku .
Tak lama bu ida Jatuh di atas badanku dengan kontol yang tetap menancap . Sambil terus mendesah ,* bibir bu ida melumati bibirku .
“Terimkasih pejuhnya pagi ini , hati hati dikota jangan sampai kena memek yang lain ” ucap bu ida.
Akupun mengangguk dan setelah itu bu ida pun berdiri kembali , celana yang tadi di bawah dipakaikan Oleh bu ida .
sebelum aku pulang bu ida menyelipkan uang di sempakku , katanya disuru beli hape kalau sudah gajihan .
sebelum aku pulang bu ida menyelipkan uang di sempakku , katanya disuru beli hape kalau sudah gajihan .
“Makasih bu , jangan bosen sama kontol ini ” ucapku .
Setelah itu akupun pamit dan pulang kerumah , bu ida pun mengantarku sampai ke halaman rumahnya .
————–
Pamitan pun telah selesai , yang berarti aku sudah harus pergi kembali . Dan sampailah aku dirumah yang rupanya sudah ditunggu oleh ibuku , bapakku dan tante indah.
“Sudah ron ? Kalau sudah ayo pergi ” ucap tante indah .
Akupun menyalami ibuku dan ibuku berbisik jangan sampai aku cari pelampiasan dikota , ayahkupun menyalami dan menitipkan uang ke tante indah.
Selamat tinggal ..
Semoga kepergianku adalah rezekiku ..
dan semoga aku dapat yang lebih dari yang ada dikampung ini …
Semoga kepergianku adalah rezekiku ..
dan semoga aku dapat yang lebih dari yang ada dikampung ini …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar