Cerita Plus Plus

Cerita Seks dan 17 Plus Plus Cerita Panas Cerita Dewasa Cerita Ngentot Pengalaman ML Pengalaman Sex Pengalaman Seks Meniduri Pembantu

window.open('http://graizoah.com/afu.php?zoneid=3334601')

Rabu, 28 Oktober 2015

The Story Of Adri: Life, Love, And Tear – Part 3

CHAPTER 2
PART 1
Japan, Im Coming
Setelah Sarah pulang aku berjalan ke pintu masuk bandara, di depan pintu masuk aku menunjukkan tiketku dan paspor. Aku berjalan ke dalam dan memasukan semua barang bawaanku ke mesin pemindai. Aku melewati metal detector dan petugas meraba tubuhku, karena pada saat melewati alarm berbunyi. Entah kenapa aku merasa pekerja yang memeriksa di metal detector ini seperti pekerjaan useless, kadang diperiksa, kadang nggak, kadang dibiarin gitu aja. Sekedar formalitas kalo menurutku. Aku mengambil seluruh barang bawaanku dan bergerak ke meja check-in, ada sedikit antrian, karena banyak penerbangan internasonal di malam hari ini.
Giliran antrianku tiba, aku menaruh koper di samping meja check-in, dan menyerahkan paspor dan tiket kepada petugas tersebut. Aku menunggu cukup lama.
Maaf Pak, sistem kami error, mohon menunggu sebentar, ujar petugas check-in tersebut.
Ya, saya tunggu,jawabku.
Aku melihat jam sudah hampir pukul 22.30 kurang dari 1 jam lagi penerbanganku. Petugas tersebut memanggil manager jaganya, ternyata masih error, aku lihat ke belakang antrian semakin panjang. Akhrinya sistem mereka benar kembali, manajer jaga tersebut, menyerahkan boarding pass dan paspor kepadaku, sembari menjelaskan sesuatu.
Maaf Pak, tadi sistem kami error, kursi Bapak tadi tiba-tiba hilang, maka kami memberikan kompensasi Bapak akan duduk di kelas Bisnis, mari Pak saya antar ke ruang tunggu.
Oh, oke tidak masalah Pak, terima kasih, jawabku.
Lumayan rejeki, terbang lama dapet di kelas bisnis, bisa pamer sama teman-teman. Akupun berjalan bersama petugas tersebut ke ruang tunggu VIP. Di ruang tunggu VIP, aku mendapatkan pelayanan yang mewah, senang sekali aku. Andai saja bisa liburan sama orang terkasih tentu lebih enak.
Di ruang tunggu aku mengambil handphoneku yang di taruh di dalam tas. Aku chat ke Mama, memberi kabar aku sudah di bandara dan mengirimkan foto boarding pass kelas bisnis ke Mama.
Mama membalas Kok enak ya Nak? Yaudah hati-hati ya, jangan lupa kabarin kalo sudah sampai.
Ya lumayan lah, rejeki upgrade, siap Boss. Tanyain ke Ayu ya dia mau dibeliin apa, aku balas chat Mama.
Setelah itu aku chat ke Sarah, Sar dimana? Udah nyampe belum? Thanks dah di anterin. Sampah tadi jangan lupa dibuang Sar. Gw lupa buang. Hahaha.
Sarah tidak membalas chatku. Mungkin dia masih dijalan. Aku terpikir kejadian tadi siang, aku melihat kejadian Mery bertengkar dengan pacarnya. Aku melihat notification bar di Iphone ku. Ada new follower yaitu Mery, dan beberapa mention, aku request follow back ke Mery, karena akun twitternya di protect. Setelah itu aku membuka path, belum sempat membuka path, tiba-tiba petugas darat pesawat menyuruh saya untuk ke ruang tunggu yang di dalam bukan disini. Akhirnya aku melewati bagian imigrasi jalur khusus dan panggilan boarding sudah disuarakan, rupanya manager tadi lupa bahwa aku akan terbang ke luar negeri. Aku yang duduk di kursi bisnis di persilahkan masuk pesawat terlebih dahulu.
Di dalam pesawat aku memfoto kursiku dan narsis sebentar, kemudian aku upload ke path, sembari menunggu upload selesai aku melihat notif yang masuk, ternyata ada beberapa friend request dan komen, Mery dan Via salah satunya. Aku biarkan mereka dulu aku berencana menerima permintaannya jika sudah sampai di Jepang. Pramugari menawarkan minuman dan memberikanku handuk hangat.
Ada chat dari Sarah, Gw baru sampe Dri, with pleasure, safe flight, oleh-oleh jangan lupa. Keep it secret ya.
Siap Sar, gw udah di pesawat ini. See you next week, balasku ke Sarah.
Pramugari tadi sudah memberikan pesanan minum yang aku minta, kemudian dia memberikan menu snack malam dan sarapan untuk esok pagi. Aku menghabiskan susu yang aku minta tadi. Tidak lama kemudian terdengar instruksi pilot untuk menutup pintu. Pesawat segera mundur dan terbang.
Setelah beberapa menit terbang pramugari membagikan snack malam, karena aku sudah ngantuk aku meminta bantuan pramugari untuk mengubah kursiku menjadi tempat tidur. Akhirnya aku bisa tidur rebahan malam ini, padahal tadi sudah berpikir bakalan susah tidur karena aku tidak biasa tidur duduk selain di ruang kelas.
Tidak terasa sudah pagi dan aku melihat di monitor tv, 2 jam lagi akan sampai di Tokyo. Aku berarti sudah tidur kurang lebih 5jam. Cukup segar, aku ke toilet untuk mencuci muka. Aku melihat para pramugari sedang mempersiapkan makanan untuk sarapan penumpang. Sekembalinya dari toilet aku memainkan perangkat hiburan yang tersedia, aku memilih untuk menonton film korea. Berselang beberapa menit, pramugari membawakan makanan untuk sarapan. Sembari menonton aku juga sarapan. Sarapanku sudah habis, aku dibantu oleh pramugari untuk mengembalikan kasur tersebut menjadi kursi kembali. Akhirnya ada informasi dari pilot bahwa pesawat akan segera mendarat. Welcome in Tokyo Narita, Japan.


CHAPTER 2
PART 2
Welcome in Japan
Sebelum turun dari pesawat ada pramugari yang mengajakku berfoto, mungkin dikira aku artis kali ya, akhirnya kami berfoto dan dia memperkenalkan dirinya bernama Nisya. Akupun meminta nomor kontaknya dengan alasan untuk meminta foto tersebut. Akhirnya dia memberikan nomor hpnya.
Aku turun dari pesawat dan mencari counter wi-fi gratis, setelah menemukan counter wi-fi gratis aku menanyai password dan username, akhirnya aku bisa mendapatkan akses wi-fi. Aku menyalakan handphoneku dan menghubungkan hpku ke wi-fi. Ada beberapa chat masuk, aku memberikan kabar ke Mama terlebih dahulu kalo aku sudah mendarat.
Setelah itu ada chat dari Sarah, Dri kalo lo pengen ML sama gw lo bilang aja sama gw, tubuh gw punya lo.
Aku kaget membaca chat Sarah, aku tidak membalasnya.
Aku membuka Path lalu update status untuk pamer kalo aku di Jepang, dan tidak lupa menyetujui permintaan pertemanan dari Mery dan Via. Aku sambil berjalan ke arah antrian imigrasi, setelah selesai aku menuju tempat pengambilan bagasi. Bagasiku sudah tersedia, aku mengambilnya dan berjalan menuju stasiun kereta bandara untuk menuju pusat kota Tokyo, sesuai apa instruksi yang diberikan staff pelatih yang sudah berada disini. Setelah membeli tiket kereta, aku berjalan ke peron, kereta disini on-time sekali. Aku masuk ke dalam kereta, menaruh barang dan mencari tempat duduk. Perjalanan ini kurang lebih akan memakan waktu 2 jam. Ternyata ada wifi di kereta ini, aku membuka twitter dan path.
Ada notif jika Mery komen, di salah satu statusku, enak ya jalan-jalan, envy gw, btw skripshitnya jangan lupa dikerjain Mery komen memuji sekaligus menyindir.
Akhirnya aku sampai di stasiun di pusat kota Tokyo, kemudian aku mencari taksi untuk menuju tempat penginapan. Setelah sampai di penginapan aku menuju ke resepsionis dan meminta kunci atas namaku, aku di antar oleh bell boy, ke kamar. Sesampai di kamar aku melihat ID card untuk akses ke area pertandingan sudah tersedia berikut beberapa booklet informasinya.
Aku membongkar koperku untuk mengeluarkan pakaian dan perlengkapan mandi. Aku memutuskan untuk mandi sejenak karena aku pun juga belum membersihkan badan setelah bertempur dengan Sarah kemarin. Badan terasa segar habis mandi, aku bersiap-siap untuk ke tempat pertandingan. Sesampai di lobby hotel aku menunggu bus antar jemput yang membawa para pemain serta pelatih ke tempat pertandingan, beberapa menit kemudian busnya datang. Cukup banyak yang di dalam bus dan aku melihat atlet-atlet dari negara lain. 15 menit perjalanan kami sampai di tempat pertandingan, aku mencari pintu masuk khusus atlet dan official. Aku kemudian duduk di tribun khusus pemain.
Di dalam area pertandingan aku melihat beberapa atlet binaan ayahku sedang bertanding. Pertandingan mereka cukup seru, sampai akhirnya ada yang menyapaku.
Mas Adri sudah datang toh, sapa wanita itu.
Aku sedikit bingung, karena aku lupa namanya, aku melihat ke arah id cardnya, Vania.
Oh iya, Van tadi jam 12an baru sampai. Terus langsung ke sini saya, jawabku.
Aku memperhatikan dia, cukup cantik dan bodynya menarik. Terkadang mencari wanita cantik tidak perlu ke tempat yang glamour, ke tempat olahraga aja banyak yang cantik rupanya.
Aku mulai membuka obrolan, Tanding jam berapa, Van?
Jam 2 mas, aku yang paling terakhir tandingnya hari ini, jawab Vania.
Masih sejam lagi, siap-siap sana, pemanasan biar bisa menang, kalo kalah duluan pulang duluan ya, ujarku ke Vania.
Hehe iya Mas, ke ruang warming up aja Mas, itu mereka juga sudah pada mau selesai, jadi bisa kumpul disana, ajak Vania.
Oh yaudah deh, sini aku bawain tasnya, aku memberikan tawaran kepada Vania.
Akhrinya aku membawakan tasnya dan menuju ruangan pemanasan, aku menaruh tas Vania dan aku lihat Vania mengambil iPod dan headsetnya, dia melakukan pemanasan dengan tekun. Tidak lama kemudian pemain dan pelatih dari klub ayah yang tadi bertanding sudah selesai dan mereka menang. Pelatih mereka memberikan evaluasi singkat. Aku yang mulai lapar bertanya kepada Pak Albert yang merupakan pelatih kepala di klub ayah, dimana tempat membeli makan. Pak Albert memberi tahu bahwa ada cafetaria di samping gedung ini.
Tiba-tiba salah satu pemain ada yang nyeletuk, Saya juga lapar, pengen makan, abis tenaga saya.
Yaudah Mas Adri nanti makan sama Si bagong aja, emang kerjaannya dia makan mulu, ucap Pak Albert, kamipun tertawa.
Yaudah, pendinginan dulu sana, terus ntar temenin gw makan, kataku kepada si bagong.
Saya pun menunggu dia pendinginan dan kamipun pergi ke tempat makan. Cukup bingung ingin makan apa, akhirnya memutuskan untuk memakan teriyaki saja. Emang yang namanya bagong itu makannya banyak, dia sampai pesan 2 porsi. Kami mengobrol cukup banyak tentang bulutangkis, untungnya aku cukup mengerti karena aku juga sering diajak berlatih bersama. Di kampus pun aku juga menjadi pebulutangkis meski tidak seperti para atlet binaan ini. Setelah selesai makan kami kembali ke arena pertandingan, ternyata Vania sedang bertanding, pertandingan yang cukup ketat aku lihat, untung dia berhasil menang. Saya melihat beberapa pertandingan lainnya, sampai akhirnya atlet dan pelatih dari klubku duduk bersama di tribun. Aku mengajak mereka untuk kembali ke penginapan dan mengajak mereka untuk makan malam bersama. Akhirnya kami pun kembali ke penginapan.
Sesampainya di penginapan aku membuka laptop dan membuka handphone, untungnya ada wi-fi jadi tidak mati gaya, aku melihat referensi resto yang ada di sekitar hotel, cukup banyak chat yang masuk, entah dari grup chatku atau dari teman-teman yang meminta oleh-oleh.
Ada chat dari Sarah, dia bertanya, Dri, lo gak bales chat gw marah ya?
Aku pun membalasnya, Sorry baru ketemu wifi, tadi mau bales udah ilang wifinya. Haha. Gw gak marah, agak sibuk juga disini buat atur ini itu.
Yaudah, hati-hati disana. Oleh-olehnya jangan lupa , balas Sarah.
Oleh-oleh kalo inget ya. Hahaa, balasku.
Tidak terasa aku cukup lama main laptop, aku mandi lagi, dan bersiap-siap untuk makan malam bersama seluruh tim, karena penginapan ada di daerah Shinjuku akhirnya kami memutuskan untuk makan di area Shinjuku dan berjalan-jalan ke Shibuya. Pada saat makan sebagai manajer tim aku memberikan semangat serta beban target kepada mereka, Aku meminta mereka bisa lolos paling tidak ke perempat final, karena hanya tinggal 1 pertandingan lagi untuk mencapai itu, jika tidak bisa lolos aku akan menghukum mereka untuk langsung pulang pada hari Jumat pagi. Mereka pun menyanggupi. Makan malam bersamapun selesai, akhirnya kamipun berjalan-jalan dan berfoto-foto bersama, beberapa dari mereka ada yang membeli oleh-oleh. Foto-foto tersebut sesampainya di hotel aku upload di jejaring sosialku. Hari beranjak malam aku memutuskan untuk beristirahat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar