CHAPTER 2
PART 3
PART 3
A day in Japan
Pagi ini setelah sarapan pemain dan pelatih akan berangkat ke tempat latihan, aku pun turut serta ke tempat latihan, lumayan cari-cari keringat berolahraga sejenak. Selesai latihan kami kembali ke hotel, pemain beristirahat sejenak sebelum mereka bertanding lagi sore hari nanti. Entah kenapa badanku terasa lelah hari ini, mungkin faktor kecapean, akhirnya aku tidur sampai sore hari, menjelang sore aku bangun, mandi dan bersiap ke tempat pertandingan. Akhirnya kamipun bersama-sama ke tempat pertandingan. Pertandingan demi pertandingan berlalu, pemain tunggal putra, ganda campuran, ganda putri kami kalah, sesuai perjanjian kemarin, saya pun mencari tiket untuk mereka pulang keesokan harinya, sisa pemain ganda putra dan tunggal putri yang melaju ke perempat final. Hari sudah cukup malam, saya memutuskan untuk makan malam bersama di hotel saja. Pak Albert cukup serius mengevaluasi hasil pertandingan, pemain yang kalah hari ini pun terlihat lesu.
Pagi ini setelah sarapan pemain dan pelatih akan berangkat ke tempat latihan, aku pun turut serta ke tempat latihan, lumayan cari-cari keringat berolahraga sejenak. Selesai latihan kami kembali ke hotel, pemain beristirahat sejenak sebelum mereka bertanding lagi sore hari nanti. Entah kenapa badanku terasa lelah hari ini, mungkin faktor kecapean, akhirnya aku tidur sampai sore hari, menjelang sore aku bangun, mandi dan bersiap ke tempat pertandingan. Akhirnya kamipun bersama-sama ke tempat pertandingan. Pertandingan demi pertandingan berlalu, pemain tunggal putra, ganda campuran, ganda putri kami kalah, sesuai perjanjian kemarin, saya pun mencari tiket untuk mereka pulang keesokan harinya, sisa pemain ganda putra dan tunggal putri yang melaju ke perempat final. Hari sudah cukup malam, saya memutuskan untuk makan malam bersama di hotel saja. Pak Albert cukup serius mengevaluasi hasil pertandingan, pemain yang kalah hari ini pun terlihat lesu.
Ya inilah pertandingan selalu ada yang menang dan kalah, sama dengan roda kehidupan yang terus berputar.
Kamipun beristirahat, sebelum tidur aku mengirimkan email ke ayah tentang laporan tim. Keesokan pagi sehabis sarapan saya mengantar 5 pemain yang kalah ke bandara. Sesampainya di bandara saya mengurus dokumen-dokumen dan merekapun masuk ke dalam area ruang keberangkatan dan saya meninggalkan mereka, terlihat kasian juga mereka harus pulang lebih awal, tapi ini adalah reward and punishment untuk mereka. Hal ini guna memotivasi mereka agar berprestasi lebih baik. Sepulang dari bandara saya langsung menuju stasiun kereta, Semoga bisa sampai tempat pertandingan dengan selamat tanpa nyasar, batinku.
Akhirnya sampai juga di tempat pertandingan tanpa nyasar, ternyata Vania sudah bertanding dan kalah. Dia terlihat murung, menutupi kepalanya dengan handuk dan bersandar di kursi tribun pemain. Saya pun mengambilkannya air minum botol dan memberikan coklat yang saya beli tadi di supermarket ketika di stasiun. Dia sedikit tersenyum meski tetap terlihat lesu. Saya mengajak Vania mengobrol, berusaha menghiburnya, hingga akhirnya, aku menawari untuk berjalan-jalan nanti malam di seputaran pusat kota dan besok ke Disney Sea. Tim ganda putra akhirnya bertanding dan mereka menang, mereka akan bertanding semifinal besok malam. Seperti hari sebelumnya, kami kembali ke penginapan bersama-sama dan mengizinkan pemain ganda putra tersebut ingin request makan malam apa, mereka ingin makan sushi rupanya. Malamnya kami pun makan sushi bersama, mereka terlihat semangat untuk bertanding besok.
Setelah makan malam, mereka memutuskan untuk kembali ke hotel, Vania ingin berjalan-jalan, akhirnya aku dan Vania berjalan-jalan bersama menikmati indahnya malam kota Tokyo. Vania membeli beberapa oleh-oleh, begitu juga denganku membeli oleh-oleh untuk teman-teman dan orang rumah. Setelah berjalan-jalan aku mengajak Vania ke kedai teh dekat hotel, untuk sekedar minum dan mengobrol-ngobrol. Vania banyak bercerita tentang kehidupannya. Aku hanya terpana melihat wajah cantik dan payudaranya yang lumayan besar juga. Hari sudah larut malam, kami kembali ke hotel, yang aku tau Vania malam ini tidur sendiri, karena rekan sekamarnya sudah pulang. Ketika masuk lift hotel, Vania meyenderkan kepalanya ke bahuku sambil berkata, Makasih, Mas udah ditemenin.
Spontan aku mengelus2 rambutnya dan memeluknya, Vania turun duluan karena lantai kamar ada di bawahku satu lantai. Sesampai dikamar aku bersiap mandi. Tiba-tiba bel kamar berbunyi, aku mengintip dari lubang pintu ternyata Vania. Ngapain dia kesini? gumamku. Aku bukakan pintu dan mempersilakan masuk, ternyata oleh-oleh yang aku beli terbawa olehnya. Aku persilakan dia masuk dan aku izin ingin mandi sebentar soalnya sudah cukup gerah. Setelah aku mandi aku melihat Vania sudah tertidur dikasurku. Cantik juga orang ini, batinku, aku pun mencoba membangunkannya.
Van, van, ucapku
Ahh apasih, Vania kaget.
Eh maaf Mas, gw tidur disini ya Mas, lagian dikamar juga sendiri.
Oh yaudah tapi dibatesin ya zona tidurnya. Hahaha, ujarku.
Akhirnya aku tidur di samping Vania, aku melihat jam sudah pukul 11 malam, aku mulai memejamkan mata. Ah ternyata aku kepikiran Mery, andai saja yang disebelahku ini Mery. Akhirnya aku tertidur, aku terbangun sekitar pukul 2 pagi, Vania sekarang tidur memelukku. Sedikit kaget, tapi ya sudahlah, dia juga lelah dan masih sedih setelah kekalahannya.
Hari sudah pagi, sudah jam 7, aku melihat Vania disebelahku belum terbangun, tiba-tiba dia bergerak, memelukku dan terbangun.
Hari sudah pagi, sudah jam 7, aku melihat Vania disebelahku belum terbangun, tiba-tiba dia bergerak, memelukku dan terbangun.
Pagi, ucap Vania yang masih setengah tersadar, kemudian dia mencium pipiku.
Pagi, genit ya cium-cium, balasku.
Akupun berbalik ke arahnya dan iseng mengelitik dia. Dia kegelian dan akhirnya kita saling bertatapan, aku lihat matanya terpejam, aku mendekatkan bibirku ke arah bibirnya. Ciuman pertama dipagi ini. Tidak ada reaksi menolak, aku meneruskan ciumanku, Vania memelukku. Kita berciuman dengan panas, saling berpagut bibir memainkan lidah. Vania kemudian menindihku, kali ini posisinya di atasku. Vania semalam tidur masih mengenakan celana jeans dan t-shirt, sedangkan aku hanya mengenakan celana pendek dan kaos oblong. Dia mulai pindah memberikan ciuman ke arah leherku. Ah, desahku.
Permainan Vania cukup panas. Dia kali ini mengambil posisi duduk di atas penisku, karena baru bangun tidur juga penisku jadi cepat mengeras. Vania menahan berat tubuhnya dengan tangannya dan dia menggerakan pinggulnya sehingga vaginanya dan penisku saling bergesekan meski masih ada halangan celana. Vania merasa keenakan, dia menyibakkan rambut panjangnya dan mendesah enak.
Permainan Vania cukup panas. Dia kali ini mengambil posisi duduk di atas penisku, karena baru bangun tidur juga penisku jadi cepat mengeras. Vania menahan berat tubuhnya dengan tangannya dan dia menggerakan pinggulnya sehingga vaginanya dan penisku saling bergesekan meski masih ada halangan celana. Vania merasa keenakan, dia menyibakkan rambut panjangnya dan mendesah enak.
Aku berusaha bangun dan memeluk Vania. Aku mendekatkan kepalaku ke arah payudaranya, aku menahan badanku dengan satu tangan, tanganku yang satu mulai bergerilya ke arah payudaranya. Aku meremas payudaranya dari luar, lumayan besar juga payudaranya. Kemudian aku mencoba melepaskan t-shirtnya yang di pakai, payudaranya terlihat jelas di hadapanku, dia menggunakan bra hitam half cup. Aku mulai menciumi kedua payudara tersebut secara bergantian, ku turunkan branya dan aku hisap pentilnya. Dia balas menyerangku dengan menciumi leherku. Tanganku bergerak dipunggungnya, mengelus punggungnya yang mulus, dan aku melepaskan kait bra yang dia kenakan. Kali ini payudaranya terlihat menggantung di badannya yang putih mulus. Aku terus memainkan payudaranya, baik dengan mulut dan lidahku atau dengan tanganku.
Aku tidurkan Vania sekarang, aku berada disebelahnya sambil kami berciuman. Aku usap2 vaginanya dari balik celananya. Aku mencoba melepas, kait celana jeansnya. Setelah terbuka aku mulai meraba vaginanya dari dalam celana dalamnya, terasa ada bulu-bulu halus. Tanganku terus bergerak ke bawah mencari lubang vaginanya, aku merasakan sudah mulai basah vaginanya, aku mainkan jemariku di klitorisnya.
Ah, desah Vania sambil melepas ciumanku.
Masukin jarinya mas, kocok memek aku.
Aku hanya mengangguk tanda setuju, kemudian ku memasukkan jari telunjukku ke dalam vaginanya. Aku mulai keluar masukkan jariku, dengan variasi tempo kocokan.
Ahhhh, fakk enakk mas. Sshhhhh…. Vania mendesah tidak karuan sambil menggigit bibirnya sendiri.
Aku menghisap payudaranya yang menganggur, agar Vania lebih terangsang lagi.
Ahhhh tete aku diapain, mas
Ku percepatan kocokan jariku, Vania terus mendesah keenakan.
Mas yang cepet mas, aku udah mau sampe mas, ahhhhhh.
Mas, mas.
Vania melenguh panjang, Ahhhhhhhhhhhhhhh, dia kemudian merapatkan kakinya, merasakan sensasi orgasmenya di pagi ini.
Tanganku masih berada di dalam vaginanya, aku merasakan vaginanya berkedut, lalu aku lepaskan jariku, ku lihat jariku basah oleh cairan kenikmatannya.
Selesai menikmati orgasmenya yang pertama, Vania kemudian memelukku dan menindihku lagi, dia mencium bibirku dan leherku, dia melepaskan t-shirt yang aku pake, turun ke bawah menciumi putingku dan menjilat seluruh perutku. Kali ini kepalanya sudah berada tepat di penisku yang masih terbungkus celana dalam, dia cium-cium dari luar celana dan meremas-remas penisku.
Selesai menikmati orgasmenya yang pertama, Vania kemudian memelukku dan menindihku lagi, dia mencium bibirku dan leherku, dia melepaskan t-shirt yang aku pake, turun ke bawah menciumi putingku dan menjilat seluruh perutku. Kali ini kepalanya sudah berada tepat di penisku yang masih terbungkus celana dalam, dia cium-cium dari luar celana dan meremas-remas penisku.
Vania membuka celana pendek dan celana dalamku langsung, kemudian dia menjilati penisku yang sudah mengacung tegang. Cukup lihai sekali Vania dalam memainkan penisku. Setelah puas menjilati, dia memasukkan penisku ke dalam mulutnya hanya ujungnya saja, dan aku merasakan sudah enak sekali, dia menyapu bersih ujung penisku dengan lidahnya dan perlahan-lahan memasukan penisku lebih dalam ke mulutnya. Penisku tidak terlalu besar hanya panjang 17cm dan diameter 5cm, tetapi kalo sudah ereksi sangat keras sekali.
Aku tidak tahan dengan servis oralnya, dan tidak lama kemudian ada rasa dari dalam penisku. Aku sudah mau sampai sepertinya.
Aku tidak tahan dengan servis oralnya, dan tidak lama kemudian ada rasa dari dalam penisku. Aku sudah mau sampai sepertinya.
Ahh, Van pejuku mau keluar, ucapku.
Vania semakin ganas mengoral penisku. Dan akhirnya spermaku keluar di dalam mulutnya. Vania membersihkan penisku. Lalu dia ke kamar mandi, untuk membuang spermaku yang tumpah di mulutnya.
Sebaliknya Vania dari kamar mandi dia langsung mendekatiku dan berbisik kepadaku.
Mas, masukin tititnya, aku udah gak tahan, pinta Vania.
Vania membangunkan penisku yang sudah mulai loyo, dengan menggunakan tangannya. Setelah penisku ereksi kembali, aku pun bersiap untuk melanjutkan pertempuran, ketika aku ingin memasukkan penisku aku tersadar belum pake kondom.
Aku belum pernah berhubungan tanpa kondom, aku selalu menggunakan kondom, karena aku takut. Meski aku tidak punya pacar atau dingin terhadap wanita, aku sering sukses mengajak wanita one night stand jika pergi ke dugem atau pergi ke lapangan tembak jika si junior sudah cenat-cenut ingin bertemu lawan tandingnya. Aku teringat biasanya di dompetku terselip kondom 1 atau 2 biji, sebagai stok.
Van, aku ambil kondom dulu ya, ucapku ke Vania.
Iya mas, aku juga takut lagi subur ini, balasnya.
Akhirnya aku membuka dompetku dan untung ada 2 kondom terselip. Aku membawa 2 kondom tersebut ke meja di tepi kasur. Aku melihat Vania sudah bersiap untuk diserang. Di tepi kasur, aku membuka kemasan kondom tersebut dan memasangkannya ke penisku.
Aku tarik kaki jenjang Vania sehingga sekarang dia berada di tepi kasur, dengan posisi aku berdiri dan Vania berada di kasur, aku arahkan penisku mengarah liang vaginanya, kaki Vania aku taruh di pundakku dan dengan sekali dorongan pinggulku, penisku sudah masuk ke dalam vaginanya, aku bergerak maju mundur dengan perlahan, sesekali aku menekan lebih dalam.
Ahhhh, desah Vania.
Aku mendorong Vania sedikit ke arah tengah kasur, aku naikkan kakiku ke atas kasur dan menggunakan lututku untuk menumpu badanku. Aku kembali menggenjot vaginanya.
Uhh, yeahhh, ahhh, nice beib, desah Vania yang tidak karuan.
Aku menggenjot vaginanya dengan kecepatan sedang dan sambil memainkan klitorisnya. Akhirnya Vania kembali mendesah tidak karuan dan diakhiri dengan teriakan panjangnya bahwa dia mencapai orgasmenya yang kedua.
Aku pun merebahkan badanku diatasnya. Dia mencium bibirku lagi. Kali ini aku meminta dia untuk berada di atasku. Aku kali ini tiduran di bawah dan Vania sudah mengangkangi penisku, tanpa di komando Vania langsung mengarahkan penisku ke vaginanya.
Jlebb, penisku sudah masuk ke dalam vaginanya.
Vania menggoyangkan pinggulnya dengan diiringin desahan yang keluar dari mulutnya. Aku memainkan payudaranya yang menggantung bebas. Putingnya aku pilin dan membuat dia semakin terangsang. Vania terus mempercepat gerakan pinggulnya dan dia teriak sambil menyadarkan kepalanya di dadaku. Akhirnya dia orgasme untuk ketiga kalinya. Aku berikan dia kesempatan untuk menikmati orgasmenya.
Mas, kontolnya hebat. Aku kalah ini.
Akupun meminta untuk posisi MOT lagi, aku arahkan kembali penisku ke vaginanya, aku hanya memasukkan setengah kepala penisku dan tanganku memainkan klitorisnya dengan jariku.
Gelii mas, Vania mengeluh karena klitorisnya kau mainkan.
Aku makin bernafsu untuk memainkan klitorisnya dan perlahan menaikan speed goyangan penisku. Aku semakin mempercepat goyanganku, aku merasakan spermaku hampir diujung penisku. Aku terus memainkan klitoris Vania, Vania bilang bahwa dia sudah hampir sampai kembali.
Mas, aku mau sampe lagi.
Kita keluar bareng ya.
Dan akhirnya Vania sampai terlebih dahulu, baru kemudian aku menyemburkan sperma di dalam vaginanya meski terbungkus kondom.
Ahhhhh, Van aku keluar. Memek kamu mantab banget, puji aku pada Vania.
Aku tindih Vania dan memeluknya.
Mas makasih, rasa cape tandingku jadi ilang Mas. Mas hebat banget.
Aku pun mencabut penisku dari vaginanya dan melepas kondom yang masih terpasang. aku merebahkan badanku dan Vania menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Vania sudah selesai membersihkan diri dan dia mengenakan kembali pakaiannya.
Mas, aku abis ini balik ke kamar dulu ya, aku mandi di kamar aja. Mas jangan lupa mandi, abis itu nanti sarapan bareng, ujar Vania.
Iya aku abis ini mandi, masih ngerasa enak banget ini dijepit memek kamu, balasku.
Vania menghampiriku dan mencium bibirku. Mas, nanti kita ngentot lagi ya, ucapnya.
Iya, baby nanti kita ngentot lagi ya, aku jawab seperti itu sambil tersenyum.
Vania pamit dan meninggalkan kamarku.
CHAPTER 2
PART 4
PART 4
Short Escape
Vania kembali ke kamarnya dan aku masih rebahan di kasurku. Aku melihat handphone dan membuka twitterku tidak ada yang menarik, aku membuka akun pathku. Melihat timeline ada foto selfie dari Mery dan kulihat matanya sedikit sembab dan mukanya terlihat lelah.
Vania kembali ke kamarnya dan aku masih rebahan di kasurku. Aku melihat handphone dan membuka twitterku tidak ada yang menarik, aku membuka akun pathku. Melihat timeline ada foto selfie dari Mery dan kulihat matanya sedikit sembab dan mukanya terlihat lelah.
Mery menulis captionnya, Selfie pagi. Sabtu-sabtu bangun pagi, masih ngantuk cinn.
Aku pun mengomentari foto tersebut, Fotonya melek, jangan merem dong, komenku ke Mery.
Merry memang memiliki mata yang sipit, sehingga di foto itu dia terlihat seperti masih tidur. Aku pun beranjak dari kasur dan mandi. Setelah mandi aku kembali membuka handphoneku, ada komen balasan dari Mery.
Grrr, ini gw udah melek kalii, emang matanya aja sipit, btw bawain doraemon dari Jepang, ya Dri.
Hahahaha. Ogah ah kalo bawa berat pasti , mending gw makan dorayaki deh
Aku pun memakai baju dan bersiap untuk sarapan untuk kemudian berjalan-jalan keliling Tokyo. Vania belum terlihat di restoran, di lobby aku melihat Pak Albert dan asistennya serta pemain ganda tersebut, mereka berencana untuk berlatih di gym, untuk menjaga kondisi kebugarannya. Aku pun berbicara ke Pak Albert untuk teknis pulang ke Jakarta, aku berkata jika nanti menang atau kalah, saya beri bonus untuk pulang hari Senin, tapi saya pamit duluan, besok siang saya akan pulang. Pak Albert mengapresiasi atas rencana tersebut. Kemudian, saya pamit kepadanya untuk sarapan.
Saya sudah hampir selesai sarapan dan Vania belum juga datang. Tidak lama berselang aku melihat Vania datang dengan membawa semua barang bawaannya.
Loh kok ini orang bawa semua barangnya? aku bertanya-tanya sendiri.
Tidak lama kemudian Vania menghampiriku.
Nungguin ya Mas?, maaf ya.
Kok bawa semua barangnya, Van?
Oh, iya mas aku lupa, flight aku ke Jakarta hari ini, siang nanti jam 12.
Aku melihat jam sudah jam 9 kurang rupanya.
Van, ini udah mau jam 9 dan flight lo jam 12, buru sarapan gih, ntar gw anterin.
Heeh mas
Vania mengambil sarapan dan kembali ke meja.
Mas, sory ya gw gak jadi nemenin jalan-jalan
Iya gapapa, santai aja.
Emang kenapa balik sekarang, Van?
Ya kalo gw balik sekarang, besok bisa istirahat, senin gw bisa latihan lagi.
Oh, oke, bagus lah kalo masih ada semangat latihan, bangkit dari gagal.
Hehe, iya mas.
Vania pun mengambil sarapan dan menghabiskannya dengan terburu-buru.
Mas, ini kan gw di anter pihak hotel. Masnya kalo mau langsung jalan-jalan gapapa.
Beneran nih gpp gak dianterin? Ntar di Jakarta siapa yang jemput?
Gpp mas. Paling cowo gw yang jemput.
What the hell, udah punya cowo masih aja nakal nih cewe, batinku
Oh oke Van, take care ya.
Vania berangkat ke bandara dengan kendaraan hotel dan aku berjalan kaki menuju stasiun kereta yang di dekat hotel. 30 menit perjalanan aku sudah tiba di Disney Sea. Aku membeli tiket masuk area Disney Sea. Aku berfoto di depan pintu masuk Disney Sea dengan bantuan TongSis (Tolong Sist, can you take picture for me?). Tidak lupa aku upload ke pathku, apalah gunanya sosmed kalo bukan buat pamer kan?
Aku pun berjalan-jalan menaiki wahana demi wahana, tidak terasa sudah mulai siang dan perut keroncongan, aku mencari rumah makan terdekat. Akhirnya aku menemukan resto fastfood. Ketika aku makan, aku membuka handphoneku, rame sekali komen di pathku, tapi tidak ada yang aku balas. Aku pun kembali berjalan-jalan, hari sudah mulai sore dan aku mampir ke souvenir shop disney. Aku melihat ada boneka yang cukup lucu dan aku membelinya. Meski cowok aku juga suka boneka, cukup lucu untuk dikoleksi dan jadi teman tidur.
Puas berjalan-jalan di disney sea aku ke daerah pusat kota untuk belanja sebuah merk tas terkenal rancangan desainer Jepang, tas ini masih langka yang menggunakan di Indonesia dan belum ada tokonya. Mumpung masih di Jepang aku sempatkan saja untuk beli, baik itu nanti untuk dijual kembali atau diberikan ke orang. Akhirnya aku berhasil menemukan tokonya, aku mencari-cari tas yang aku inginkan. Dan akhirnya aku mendapatkannya. Aku pun juga tidak lupa untuk mencari toko yang menjual DVD JAV untuk diberikan ke Mamed dan Rendi serta buat koleksi aku sendiri. Aku membeli 10 DVD JAV yang tanpa sensor, dengan aktrisnya adalah idola-idolaku. Hari sudah mulai malam aku mencari taxi untuk kembali ke hotel.
Puas berjalan-jalan di disney sea aku ke daerah pusat kota untuk belanja sebuah merk tas terkenal rancangan desainer Jepang, tas ini masih langka yang menggunakan di Indonesia dan belum ada tokonya. Mumpung masih di Jepang aku sempatkan saja untuk beli, baik itu nanti untuk dijual kembali atau diberikan ke orang. Akhirnya aku berhasil menemukan tokonya, aku mencari-cari tas yang aku inginkan. Dan akhirnya aku mendapatkannya. Aku pun juga tidak lupa untuk mencari toko yang menjual DVD JAV untuk diberikan ke Mamed dan Rendi serta buat koleksi aku sendiri. Aku membeli 10 DVD JAV yang tanpa sensor, dengan aktrisnya adalah idola-idolaku. Hari sudah mulai malam aku mencari taxi untuk kembali ke hotel.
Sesampai di lobby hotel aku melihat pemain ganda putra tersebut sudah siap dan sedang menunggu bus. Tidak tampak Pak Albert.
Wah udah siap tempur nih?, saya ke atas dulu ya, abis itu bareng ke stadion, sapaku.
Ya siap gak siap, kita jalanin aja sih, mumpung jadi underdog, balas mereka.
Aku kembali ke kamarku merapikan belanjaanku tadi. Aku memfoto boneka yang aku beli dan mengupload di path. Setelah itu aku kembali ke loby dan siap berangkat ke stadion. Akhirnya kamipun berangkat ke stadion dengan semangat 45×2.
Sesampainya di stadion, pemain ini langsung melakukan pemanasan, aku dan Pak Albert menuju tribun pemain.
Lalu, aku memainkan handphoneku dan membuka path.
Mery mengomentari foto bonekaku tadi, Ih lucu banget bonekanya, mau dong.
Lalu, aku memainkan handphoneku dan membuka path.
Mery mengomentari foto bonekaku tadi, Ih lucu banget bonekanya, mau dong.
Mau bonekanya apa mau yang punya? balasku frontal.
Mery membalas dengan ketus, Amit-amit dah sama yang punya.
Tidak lama kemudian aku melihat ada upload dari Mery, SaturDate with my Family at Pondok Indah Mall.
Aku komentari, Ah enak tuh malem mingguan sama keluarga, jadi kangen rumah
Hahaha, anak Mama sih ya.
Bawel ahh.
Tidak lama kemudian, akhirnya mereka bertanding, pertandingan yang menegangkan, karena mereka akan melawan calon unggulan juara. Pertandingan berlangsung ketat dan aku menghitung hampir 1 jam lebih belum selesai juga pertandingannya. Akhirnya mereka harus mengakui keunggulan lawan. Tapi semangat mereka cukup bagus sekali. Aku pun bangga dengan mereka. Semoga mereka bisa lebih berprestasi ke depannya dan mengharumkan nama bangsa.
Aku menghampiri mereka ke ruang ganti, aku memberikan semangat kepada mereka agar tetap bisa tampil lebih baik. Mereka melakukan pendinginan dan setelah itu mereka bersiap untuk press conference. Setelah press conference kami memutuskan untuk kembali ke penginapan dan makan malam bersama. Setelah makan malam di restoran dekat hotel, Pak Albert pamit terlebih dahulu, katanya dia ingin berjalan-jalan. Pemain ini pun pamit juga ingin berjalan-jalan, akupun menanyai mereka ingin kemana.
Mau pada kemana nih? tanyaku.
Biasa mas, anak muda, cari miyabi, jawab salah satu dari mereka.
Wah ikut lah kalo gitu, ucapku.
Akhirnya aku ikut dengan mereka untuk ke red district di Tokyo dengan naik taksi.
Tidak berapa lama kamipun sampai di red district tersebut, kami menyusuri jalan tersebut 2 kali untuk mencari koleksi terbaik. Kami menuju salah satu tempat yang kami rasa cukup bagus koleksinya. Penjaga tersebut tidak bisa berbahasa Inggris. Untungnya salah satu dari kami ada yang bisa bahasa Jepang. Akhirnya mereka bercakap-cakap dan kami di bawa ke sebuah ruangan untuk memilih wanitanya. Aku menunjuk ke salah satu wanita yang menggunakan dress warna hitam, cukup cantik dan seperti salah satu artis JAV. Dan aku diberitahu bahwa harganya untuk per jam dikenakan tarif 50000 Yen.
Whaatttttt? Mahal amat… gumamku.
Ah kentang tapi udah di Jepang gak nyicipin, daripada ntar gak bisa tidur, untung uang sakunya gede.
Akhirnya aku menyetujui dan mereka tampak masih memilih, aku pun di antar duluan untuk masuk ke ruangan yang sudah disediakan untuk eksekusi.
Ruangannya cukup bagus, layaknya kamar yang sering aku lihat di JAV koleksiku, aku mengamati sekitar ternyata ada perlengkapan vibrator, dildo, dan untuk BDSM juga. Waw lengkap sekali ternyata. Wanita itu langsung mendekatiku, aku mengajaknya berkenalan.
What is your name?
Minami
Oh wanita itu bernama Minami. Dia berjalan ke arah rak yang menyediakan vibrator tersebut dan mengambilnya dan memberikannya padaku, use it katanya.
Aku pun menerimanya dan menaruhnya di kasur. Aku mulai menyentuh tubuhnya tidak lama kemudian dia memegang kepalaku dan mendekatkan kepalanya, kami pun mulai berciuman. Perlahan tapi pasti cuman kita semakin panas. Dia semakin mundur ke arah kasur dan dia duduk di tepian kasur kali ini, aku masih posisi berdiri, tidak lama kemudian aku mendorongnya ke arah tempat tidur, kali ini dia berada dibawahku. Kami melanjutkan ciuman kami dan hingga akhirnya dia membalikkan tubuhku sehingga aku yang berada di bawah sekarang.
Aku pun menerimanya dan menaruhnya di kasur. Aku mulai menyentuh tubuhnya tidak lama kemudian dia memegang kepalaku dan mendekatkan kepalanya, kami pun mulai berciuman. Perlahan tapi pasti cuman kita semakin panas. Dia semakin mundur ke arah kasur dan dia duduk di tepian kasur kali ini, aku masih posisi berdiri, tidak lama kemudian aku mendorongnya ke arah tempat tidur, kali ini dia berada dibawahku. Kami melanjutkan ciuman kami dan hingga akhirnya dia membalikkan tubuhku sehingga aku yang berada di bawah sekarang.
Dia terus menyerangku dengan memberikan ciuman liar, aku melepaskan sepatu heels yang dia kenakan dan membuangnya ke bawah. Dengan meneruskan ciuman, dressnya yang digunakan mulai tersingkap ke atas. Aku bisa memegang pantatnya kali ini, aku remas-remas pantatnya dan sesekali aku tepuk.
Aku mencoba bangkit dari posisi rebahan dan dia berada di pangkuanku, aku remas-remas payudaranya yang kira-kira berukuran 36C. Cukup berisik juga bermain dengan wanita Jepang karena terus menerus mendesah. Sambil aku remas payudaranya, aku pun mencium bibirnya, dia berusaha melepaskan polo shirt yang aku pakai. Dia berhasil melepas polo shirtku. Aku pun tidak mau kalah, aku berusaha melepas dressnya. Aku pegang pantatnya lagi dan perlahan aku naikan dress yang ia kenakan, kali ini dia hanya tinggal mengenakan bra dan g-string renda hitam-putih. Aku kembali balikan badannya sehingga dia di bawah lagi, kali ini dia mulai mencari resleting celanaku. Akhirnya celanaku berhasil dilepas olehnya.
Aku kini hanya mengenakan celana dalam saja, aku mulai memainkan payudaranya kembali, aku remas-remas, aku beri pijatan ringan dan tidak lupa memainkan putingnya. Aku hisap putingnya, sampai berbunyi Sllruuppp slurrrppt dan di balas dengan desahan kimochii. Aku pun mulai bergerilya ke arah bawah dan aku ambil vibrator yang tadi. Aku sedikit bingung cara menyalakannya. Akhirnya bisa nyala, aku tempelkan vibrator tersebut ke vaginanya dari luar celana dalamnya, kemudian aku mencoba melepaskan celana dalamnya. Aku merasa seperti aktor JAV.
Aku mainkan vibrator tersebut di klitorisnya. Dia sedikit mengejang karena geli, sambil memainkan klitorisnya dengan vibrator aku masukkan jariku ke dalam liang vaginanya, dengan satu jari lalu kemudian dengan dua jari dan akhirnya Minami mencapai orgasmenya yang pertama. Aku tidak memberikannya waktu istirahat, aku kembali mengocok vaginanya kali ini dengan tiga jari sekaligus, dan aku masukkan jariku yang keempat ke dalam vaginanya, aku kocok dengan cepat dan akhirnya dia kembali orgasme hanya selang beberapa menit dari orgasmenya yang pertama.
Dia terlihat lemas, aku pun melepas celana dalamku dan kini aku berlutut mendekati penisku ke arah mulutnya, aku memaksanya untuk mengoral penisku. Dia mengangkat sedikit kepalanya, dan aku benamkan seluruh penisku ke dalam mulutnya. Deep Throat yeah, seruku.
Mulutnya terlihat sesak untuk menampung penisku. Aku menarik penisku dari mulutnya, dan menyuruhnya untuk berlutut, aku menggesek-gesekkan penisku di puting payudaranya dengan posisi berlutut. Nikmat sekali, setelah puas aku kembali membalikkan tubuhnya, dan melakukan tit job, aku rasa foreplay sudah cukup.
Mulutnya terlihat sesak untuk menampung penisku. Aku menarik penisku dari mulutnya, dan menyuruhnya untuk berlutut, aku menggesek-gesekkan penisku di puting payudaranya dengan posisi berlutut. Nikmat sekali, setelah puas aku kembali membalikkan tubuhnya, dan melakukan tit job, aku rasa foreplay sudah cukup.
I want fuck your pussy, pintaku.
Dia pun akhirnya mengambil kondom, dan memasangkannya pada penisku. Aku mengambil ancang-ancang untuk posisi MOT, dan Bless, tidak sulit untuk memasukan penisku ke dalam vaginanya. Aku goyang dengan speed pelan. Berisik sekali bermain dengan wanita Jepang, terus menerus mendesah, tapi itu cukup membuat birahi semakin terpacu. Beberapa menit kemudian aku memintanya untuk berada di atasku, kali ini aku akan menggenjotnya dengan posisi WOT.
Aku lebarkan kakiku dan dia bergoyang di atas penisku. Aku dorong pantatnya agar lebih menekan penisku. Puas seperti itu, aku mendorong punggungnya hingga jatuh ke dadaku, aku naikkan sedikit lututku dan menggejotnya dengan cepat. Aku mendorongnya kembali badannya agar posisinya kembali duduk diatasku, kemudian aku jatuhkan lagi. Aku tidak bisa membedakan desahannya yang biasa dengan desahahnya mencapai orgasme. Dia berjongkok di atasku, dan tangannya bertumpu pada pahaku, dia semakin mempercepat goyangannya, dan kembali menjatuhkan badannya ke arah dadaku dan menciumku dengan panas. Aku kembali mengangkat lututku dan menggenjotnya dengan cepat.
Aku mendorong badannya lagi ke atas dan aku remas dengan keras payudaranya, blass, penisku terlepas dari vaginanya. Nafasnya tampak tersengal-sengal, aku tidak tahu sudah berapa kali Minami orgasme. Aku pun bangkit dan langsung menciumi vagina minami. Terasa basah sekali, puas menciumi aku merebahkan diriku disampingnya, kali ini gaya menyamping. Aku miringkan tubuhnya dan aku mulai arahkan penisku masuk, terasa sempit sekali vaginannya dengan gaya seperti ini. Aku mulai menggoyangkan pinggulku maju mundur dan dia terus berteriak Kimochi, ikee ikeee. Terasa sekali penisku mentok ke ujung liang vaginanya. Tidak lama kemudian aku menariknya untuk menindihku kali ini gaya Reverse Cow Girl. Aku angkat kakiku dan aku topang kakinya. Aku genjot dia dengan cukup cepat dan aku remas-remas payudaranya. Puas seperti itu, aku dorong badannya ke atas agar dia yang mengatur ritme permainan ini.
Aku mendorong badannya lagi ke atas dan aku remas dengan keras payudaranya, blass, penisku terlepas dari vaginanya. Nafasnya tampak tersengal-sengal, aku tidak tahu sudah berapa kali Minami orgasme. Aku pun bangkit dan langsung menciumi vagina minami. Terasa basah sekali, puas menciumi aku merebahkan diriku disampingnya, kali ini gaya menyamping. Aku miringkan tubuhnya dan aku mulai arahkan penisku masuk, terasa sempit sekali vaginannya dengan gaya seperti ini. Aku mulai menggoyangkan pinggulku maju mundur dan dia terus berteriak Kimochi, ikee ikeee. Terasa sekali penisku mentok ke ujung liang vaginanya. Tidak lama kemudian aku menariknya untuk menindihku kali ini gaya Reverse Cow Girl. Aku angkat kakiku dan aku topang kakinya. Aku genjot dia dengan cukup cepat dan aku remas-remas payudaranya. Puas seperti itu, aku dorong badannya ke atas agar dia yang mengatur ritme permainan ini.
Ahh, penisku terasa diputer-puter di dalam vaginanya.
Akupun hampir saja menumpahkan spermaku, tidak tahan dengan goyangannya.
Penisku terlepas dan aku bangkit, aku berlutut di depannya, aku cium dia dengan penuh nafsu. Kemudian aku menjatuhkan badannya dan dia kali ini berada di bawahku, aku langsung masukkan penisku, aku genjot penisku dengan cepat. Dia semakin teriak tidak karuan, begitupun aku menjadi semangat untuk berteriak-teriak dan tidak lama kemudian aku merasakan dorongan yang cukup hebat dari dalam tubuhku. Spermaku sudah semakin terasa terdorong keluar. Aku segera cabut penisku dari vaginanya dan melepas kondom. Aku arahkan penisku ke muka Minami, dengan beberapa kali kocokan spermaku muncrat ke arah Minami. Spermaku membasahi wajah cantik Minami. Minami kemudian menaikkan wajahnya dia mengoral penisku membersihkan sisa-sisa sperma yang menempel di penisku. Ahh geli sekali di oral seperti ini, aku tidak tahan seperti mau pipis dan aku meminta Minami untuk menyudahi aksinya. Akupun memeluk Minami dan mengucapkan Arigatou.
Penisku terlepas dan aku bangkit, aku berlutut di depannya, aku cium dia dengan penuh nafsu. Kemudian aku menjatuhkan badannya dan dia kali ini berada di bawahku, aku langsung masukkan penisku, aku genjot penisku dengan cepat. Dia semakin teriak tidak karuan, begitupun aku menjadi semangat untuk berteriak-teriak dan tidak lama kemudian aku merasakan dorongan yang cukup hebat dari dalam tubuhku. Spermaku sudah semakin terasa terdorong keluar. Aku segera cabut penisku dari vaginanya dan melepas kondom. Aku arahkan penisku ke muka Minami, dengan beberapa kali kocokan spermaku muncrat ke arah Minami. Spermaku membasahi wajah cantik Minami. Minami kemudian menaikkan wajahnya dia mengoral penisku membersihkan sisa-sisa sperma yang menempel di penisku. Ahh geli sekali di oral seperti ini, aku tidak tahan seperti mau pipis dan aku meminta Minami untuk menyudahi aksinya. Akupun memeluk Minami dan mengucapkan Arigatou.
Sungguh nikmat sekali bercinta dengan wanita Jepang, aku merasa seperti menjadi aktor JAV. Minami mengajakku untuk mandi bersama, aku dimandikan oleh Minami. Pada saat mandi Minami memberikan aku bonus, dia mengoralku kembali dan menjilat-jilati anusku. Akhirnya kami selesai membersihkan diri. Aku mengenakan pakaianku kembali, begitupun dengan Minami. Aku memberikan Minami 10000 Yen untuk tips. Aku kembali ke lobby dan membayar jasa Minami di kasir. Aku melihat dua pemain tersebut belum selesai, dan aku pun menunggunya.
Tidak lama kemudian mereka sudah terlihat dan membayar juga. Akhirnya kami kembali ke hotel dengan menggunakan taksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar