CHAPTER 3
PART 1
PART 1
Keberuntungan
Tidak terasa aku bangun kesiangan di hari Senin ini. Aku bangun pukul 11 siang, aku langsung mandi dan segera memanaskan motor legendarisku, Honda Astrea Impresa. Motor tersebut adalah motor pertama yang bisa aku kendarai. Aku mengendarai motor tersebut ke stasiun, tasku cukup berat karena aku banyak membawa oleh-oleh. Akhirnya aku tiba di stasiun. Aku kembali menyesuaikan ritme kehidupanku, setelah dengan segala budaya tepat waktu di Jepang, sekarang harus kembali ke rutinitas jam karet, ketika harus janjian jam 10an maka bisa saja datang jam 12an. Akhirnya kereta komuter tiba, aku naik kereta tersebut menuju kampus, di dalam kereta aku menghubungi Mamed dan Rendi melalui group chat.
Tidak terasa aku bangun kesiangan di hari Senin ini. Aku bangun pukul 11 siang, aku langsung mandi dan segera memanaskan motor legendarisku, Honda Astrea Impresa. Motor tersebut adalah motor pertama yang bisa aku kendarai. Aku mengendarai motor tersebut ke stasiun, tasku cukup berat karena aku banyak membawa oleh-oleh. Akhirnya aku tiba di stasiun. Aku kembali menyesuaikan ritme kehidupanku, setelah dengan segala budaya tepat waktu di Jepang, sekarang harus kembali ke rutinitas jam karet, ketika harus janjian jam 10an maka bisa saja datang jam 12an. Akhirnya kereta komuter tiba, aku naik kereta tersebut menuju kampus, di dalam kereta aku menghubungi Mamed dan Rendi melalui group chat.
Bray, pada di kampuskan? Gw bawa pesenan lo pada nih.
Rendi membalas, iya gw di kampus nih, di kantin lagi makan.
Aku membalas lagi, yaudah gw ke kantin abis ini, masih di kereta gw.
Ok kita tunggu dah.
Akhirnya kereta berenti di stasiun tujuan, keluar dari kereta aku menuju halte bikun. Tidak lama menunggu, bis kuning datang. Akhirnya aku sampai di gedung kampusku, aku langsung menuju kantin. Tidak terasa sudah jam setengah dua lewat, pantas perutku terasa keroncongan. Di kantin aku melihat sudah ada Mamed dan Rendi, aku memesan makan terlebih dahulu baru kemudian menghampirinya.
Anjrit ni orang, dateng-dateng langsung makan.
Belum makan gw dari pagi, kesiangan tadi.
Sambil makan aku membuka tasku dan mengeluarkan segala oleh-oleh dan tentu DVD JAV.
Anjrit beneran dibellin kita, gila lu bray.
Wah gilaaa DVD JAV ori coy, gw jual lagi dah abis.
Gila lo, gw udah susah beliin mau dijual lagi.
Yang itu Ren, oleh-oleh buat Via sama temen-temennya, yang ini buat cewe lu Med, nah sisanya kita abisin disini aja.
Mereka berdua bertanya-tanya aku tentang Jepang, katanya mereka punya rencana untuk backpackeran ke sana setelah lulus nanti. Akhirnya tidak terasa sudah jam 4, cuaca berubah menjadi mendung, kantin mulai sepi. Para pedagang kantin sudah mulai merapikan dagangannya. Mamed pamit duluan karena ingin menjemput Ipeh, Rendi dan aku berjalan ke arah halte, sesampainya di pakiran sepeda, Rendi pamit duluan. Aku kaget.
Bro, gw duluan, minjem sepeda tadi gw, mobil diparkir di fisip, abis ngecengin cewe sana gw.
Gila lo gebetan banyak tapi gak ada yang jadi, umpatku.
Akhirya aku hanya berjalan sendiri ke halte bikun. Cukup ramai karena sudah sore. Bis pertama lewat, tapi sudah penuh, akupun menunggu bis berikutnya. Tidak lama aku melihat
ada mobil Jazz silver di depanku. Pengemudinya menurunkan jendela samping, ternyata Mery.
ada mobil Jazz silver di depanku. Pengemudinya menurunkan jendela samping, ternyata Mery.
Dri, mau bareng gak?
Lo langsung balik?
Iya gw langsung balik
Akhrnya aku masuk ke mobilnya, mimpi apa semalem bisa pulang sama Mery.
Btw, kita belum kenalan langsung, Adri, ucapku sambil menjulurkan tanganku ke Mery.
Mery, balasnya sambil menyalami aku.
Mer, gw sampai stasiun aja ntar gw naik kereta.
Kan kita searah, gw anter sampai rumah aja.
Eh jangan ngerepotin ah.
Emang rumah lo di mana?
Gw di Bintaro, Dri.
Jangan lah ntar lo muter balik lagi buat masuk tol, gak enak gw.
Bener nih gak mau? Yaudah lo mending turun sekarang aja deh.
Hah?
Nggak, gw cuma bercanda kali.
Akhirnya mobil yang kami tumpangin bergerak keluar kampus. Jalanan agak sedikit tersendat dan tiba-tiba langit memuntahkan isinya, hujan sangat deras sekali, tanpa ada peringatan. Mery menyalakan wiper mobilnya.
Mer, lampu kecilnya nyalain mobilnya, gelap banget ini, perintahku.
Mery bertanya-tanya tentang ngapain aku di Jepang dan gimana disana. Aku pun menceritakannya kepada Mery.
Nah terus oleh-oleh buat gw mana?
Gak gw beliin hahaha, tapi ya kalo lo mau sih ada di rumah.
Yaudah gw anter lo sampai rumah hujan gini juga kan, sekalian gw ambil oleh-oleh jatah gw.
Yah, ada maunya ternyata
Biarin, balas Mery sambil menjulurkan lidahnya.
Terdengar di suara radio ada lagu lawas dari J-Rocks Falling in Love, aku bersenandung kecil,
Kurasakan ku jatuh cinta
Sejak pertama berjumpa
Senyumanmu yang selalu menghiasi hariku
Kau ciptaanNya yang terindah
Yang menghanyutkan hatiku
Sejak pertama berjumpa
Senyumanmu yang selalu menghiasi hariku
Kau ciptaanNya yang terindah
Yang menghanyutkan hatiku
Mery, mendengar senandung kecilku lalu ia berkata, Suaranya bagus juga, kapan-kapan karaokean deh yuk.
Gampang bisa diatur.
Jalanan menjadi macet karena hujannya cukup deras, beberapa menit mobil tidak bergerak, aku melihat Mery sedikit melamun, lalu aku sapa dia,
Mer, kok bengong?
Sekali aku panggil Mery masih diam, Mer? sapaku lagi sambil aku tepuk bahunya.
Sekali aku panggil Mery masih diam, Mer? sapaku lagi sambil aku tepuk bahunya.
Eh iya, sorry. Mery kaget.
Kenapa lo Mer?
Hmm, gapapa Dri.
Gapapa, tapi sampe bengong gitu.
Hehe.
Mery mulai membuka obrolan kembali.
Oh iya kok lo sering gw liat naik bikun ya?
Hah sering? Wah lo mata-matain gw ya, Mer?
Ih pede, nggak kali, baru dua kali ini sih. Haha.
Iya, Mer, gw kalo ke kampus naik kereta biasanya, ya sesekali bawa motor, kalo gak gw bawa mobil, tapi itu jarang banget.
Enak ya rumahnya deket sih, gw juga semenjak skripsi aja udah jarang di apartemen, jadi pulang ke rumah.
Oh lo, di apartemen, wahh lo bandel deh pasti.
Dri, apaan sih, ngeselin.
Merry membentakku dan langsung terlihat kesal. Kami pun diam-diaman dan hanya terdengar suara hujan serta radio. Akhirnya sudah hampir sampai rumahku, tidak cukup sulit
untuk Mery menemukan rumahku karena dia sudah pernah ke sini sebelumnya.
untuk Mery menemukan rumahku karena dia sudah pernah ke sini sebelumnya.
Mer, lo marah ya? Sorry ya, gw salah kok, gak maksud gitu.
Heeh, Dri. Tapi ada syaratnya ya?
Apa Mer syaratnya?
Boneka yang lo foto di path kemarin buat gw ya.
Yah, Mer, jangan dong, buat temen gw bobo tuh.
Ih cowo doyannya boneka.
Yaudah deh gw kasih.
Akhirnya kita sampai di depan rumahku. Aku menurunkan jendela untuk memberi tahu bahwa akan masuk rumah dan menyuruh Mery mengklakson.
Parkir di bawah situ aja Mer, biar gak kehujanan, perintahku ke Mery.
Akhirnya kami pun keluar dari mobil. Mery keluar dari mobil dan saat aku membuka pintu dia berdiri tepat di mana sekitar seminggu yang lalu juga dia berdiri disitu. Woy diem aja, ayuk masuk dulu.
Sesampainya di ruang tamu, aku suruh Mery untuk duduk, aku menawarkan minuman untuknya.
Aku beranjak ke kamarku untuk mengambil boneka dan beberapa oleh-oleh untuknya. Aku kembali ke ruang tau untuk menghampirnya.
Aku beranjak ke kamarku untuk mengambil boneka dan beberapa oleh-oleh untuknya. Aku kembali ke ruang tau untuk menghampirnya.
Ini Mer, boneka sama oleh-olehnya.
Eh gw bercanda kali, gak enak jadinya.
Ah gapapa kok, ikhlas gw.
Bener nih, thankss ya Dri, ntar gw taroh di mobil apa di kamar ya, buat nemenin gw.
Kita ngobrol-ngobrol sebentar, aku mencoba untuk melontarkan beberapa lelucon dan membuat Mery tertawa terbahak-bahak aku sudah tidak melihat raut kesedihan seperti tadi ketika dia bengong di mobil. Setelah itu Mery pamit untuk pulang, aku mengantarkan dia ke depan, hingga dia masuk ke mobilnya.
Nyamannya bahagianya
Bila kau selalu ada di sampingku
Akan sangat menyakitkan
Jika sampai engkau menjauh dariku, dari hidupku
Bila kau selalu ada di sampingku
Akan sangat menyakitkan
Jika sampai engkau menjauh dariku, dari hidupku
CHAPTER 3
PART 2
PART 2
Habis Untung Terbitlah Buntung
Mery sudah pergi pulang, aku masuk ke kamarku dan aku senyam-senyum sendiri.
Mery sudah pergi pulang, aku masuk ke kamarku dan aku senyam-senyum sendiri.
Inikah namanya cinta
Oh inikah cinta
Cinta pada jumpa pertama
Inikah rasanya cinta
Inikah cinta
Terasa bahagia saat jumpa
Dengan dirinya
Oh inikah cinta
Cinta pada jumpa pertama
Inikah rasanya cinta
Inikah cinta
Terasa bahagia saat jumpa
Dengan dirinya
Dan aku teringat sesuatu, motorkuuu masih di stasiun…. Aku bergegas turun ke bawah, aku minta tolong ke Pak Dani untuk mencarikan ojek.
Pak, tolong cariin ojek ya?
Loh kenapa Mas?
Motor saya masih distasiun.
Oh iya ya tadi mas kan pulang dianter temannya, bentar Mas.
Aku menunggu ojek, akhirnya sudah ada ojek. Aku kemudian minta di anter ke stasiun. Sesampainya di stasiun aku langsung ke parkiran motor.
Ah, sial helm basah kuyup ini kesalku.
Hujan membuat helmku menjadi basah kuyup, tentu tidak nyaman untuk di pake. Akhirnya aku pulang dengan mengenakan helm yang basah kuyup. Aku pacu motor tua ini dengan kecepatan seadanya.
Akhirnya sampe rumah juga dengan selamat meski tiba-tiba hujan kembali turun dan membuatku kehujanan.
Aku minta handuk kepada Bi Yuti dan langsung mandi untuk membilas badanku. Segar rasanya setelah mandi, aku membuka laptopku yang ada di meja untuk sekedar browsing-browsing dan mengunjungi forum tercinta kita ini. Aku mencoba membuka handphone, aku ingin menanyai Mery apakah sudah sampai rumah atau belum. Ah siall kesalku, aku lupa kalo aku gak punya nomor telepon Mery, mau nanyain gimana coba. Kalo pake path bisa ketauan semua orang, oh iya melalui direct message twitter aja, pikirku.
Mer, udah smp rmh blm?
Aku kembali beralih ke laptopku, agak lama sedikit handphoneku berbunyi, aku mendengar notifikasi messenger Line, aku biarkan saja aku kira hanya orang yang memberikan heart dari game Line. Aku malah membuka game di laptopku. Tidak lama handphoneku berbunyi notif Line lagi, aku kembali biarkan hingga akhirnya aku mendengar suara ringtone telepon, tapi aku tidak mengenal nomor tersebut. Aku kembali asik main game dan mendengar ada notif Line lagi. Kali ini aku melihat handphone, aku melihat ada chat dari Mery semua.
Sejak kapan gw temenan sama Mery di Line, gw gak punya nomor teleponnya tanyaku pada diri sendiri.
Eh orang norak, nanyanya pake DM, gak berani mention , gw belom nyampe nih, baru aja keluar tol tadi agak macet pas di lampu merah Ragunan. 33 menit yang lalu
Gw udah nyampe rumah nih, mandi dulu ya gw. 20 menit yang lalu
Ihhh ngeselin, di telpon gak diangkat somse amat, chat gw juga blm di bales. 3 menit yang lalu.
Gw udah nyampe rumah nih, mandi dulu ya gw. 20 menit yang lalu
Ihhh ngeselin, di telpon gak diangkat somse amat, chat gw juga blm di bales. 3 menit yang lalu.
Lalu kami pun akhirnya chat-chatan
Adrian Wijaya :
Mer, sorry gw lagi main game.
Kok lo tau nomor gw ya?
Thanks ya udah dianterin balik,
tapi gw malah jadi lupa,padahal tadi gw bawa motor terus parkir di stasiun.
Mer, sorry gw lagi main game.
Kok lo tau nomor gw ya?
Thanks ya udah dianterin balik,
tapi gw malah jadi lupa,padahal tadi gw bawa motor terus parkir di stasiun.
Merilyn Saskia A :
Ah elo mentingin game daripada gw nih, candaaa.
Gw tau nomor lo dari Deri haha
Gw save eh tau-taunya otomatis add line lo.
Ya lo gak nanya nomor gw sih, cupu ahh.
Iya sama-sama Dri.
Hahaha, geblek looo bisa sampe lupa.
Ah elo mentingin game daripada gw nih, candaaa.
Gw tau nomor lo dari Deri haha
Gw save eh tau-taunya otomatis add line lo.
Ya lo gak nanya nomor gw sih, cupu ahh.
Iya sama-sama Dri.
Hahaha, geblek looo bisa sampe lupa.
Adrian Wijaya :
Haha, iya gw lupa minta nomor lo.
Tapi gak heran sih gw banyak yang minta nomor gw lewat orang lain.
Belum tidur lo?
Haha, iya gw lupa minta nomor lo.
Tapi gak heran sih gw banyak yang minta nomor gw lewat orang lain.
Belum tidur lo?
Merilyn Saskia A :
Pede gila…
Kalo gw udah tidur gw gak bisa bales chat lo kaliii.
Thanks ya bonekanya
Pede gila…
Kalo gw udah tidur gw gak bisa bales chat lo kaliii.
Thanks ya bonekanya
Adrian Wijaya :
Dijagain ya bonekanya
Lo besok ngampus ?
Dijagain ya bonekanya
Lo besok ngampus ?
Sudah tidak ada balasan dari Mery, tampaknya dia sudah tidur, aku pun meneruskan main game kesukaanku. Aku bermain game sampai dinihari, sampai akhirnya aku mengantuk dan memutuskan untuk tidur. Aku terbangun, karena Sarah menelpon ku.
Dri, dah balik lo? Sombong banget gak ngabar-ngabarin
Ha kenapa Sar? Ngantuk gw, baru bangun.
Lo sibuk gak hari ini?
Gak tau dah, kenapa?
Bantuin pindahin nih lo juga belum kasih oleh-oleh.
Pindah ke mana lo?
Ke apartemen, jadi gw tinggal turun doang kalo ke kampus.
Bah, yaudah ntar gw kabarin kalo gw bisa bantu.
Yaudah lo tidur lagi dah sana
Aku pun melihat-lihat hpku, ada chat dari Mery,
Dri, sorry ketiduran semalem. Kayaknya sih ngampus, tapi agak siang.
Dri belum bangun ya? Kebo banget lo
Dri belum bangun ya? Kebo banget lo
Mer, gw baru bangun
Kebooooo, gw aja udah di kampus nih.
Haha, rajin banget lo, gw juga mau ke kampus abis ini, mau mandi nih.
Sana mandi gih, baunya sampe sini.
Sial lo
Aku pun bergegas mandi, sarapan dan bersiap ke kampus. Karena tadi Sarah menelpon akhirnya aku memutuskan untuk membawa mobil, siapa tau aku ada waktu senggang aku bisa membantunya. Aku pacu SUV hitam kesayanganku menuju kampus, jalanan agak macet sedikit, 1 jam perjalanan aku sampai di kampus. Saat baru keluar mobil dan menuju ruangan dosen pembimbingku, aku melihat gerombolan anak teknik itu yang salah satu dari mereka adalah mantannya Mery. Aku terus berjalan menuju ruang dosenku. Selang beberapa lama dari ruang dosen, aku ingin ke perpustakaan pusat karena ingin mencari referensi kembali.
Aku berjalan kaki menuju perpustakaan, saat ditengah perjalanan aku merasa aku diikuti, hingga akhirnya aku bertemu kembali dengan para gerombolan itu.
Mereka menghadangku, Fak, ini gw lagi buru-buru malah ada yang cari masalah, umpatku dalam hati.
Salah satu dari mereka yang aku tau ini namanya Rio menghampirku dan merangkulku, Sini dulu lah bro, buru-buru aja.
Aku berjalan kaki menuju perpustakaan, saat ditengah perjalanan aku merasa aku diikuti, hingga akhirnya aku bertemu kembali dengan para gerombolan itu.
Mereka menghadangku, Fak, ini gw lagi buru-buru malah ada yang cari masalah, umpatku dalam hati.
Salah satu dari mereka yang aku tau ini namanya Rio menghampirku dan merangkulku, Sini dulu lah bro, buru-buru aja.
Apa bro, ada urusan lo sama gw?
Wah nyolot nih orang, lo sok kegantengan ye, jangan ganggu cewek orang lah bro
Cewe siapa?
Itu cewe temen gw yang di sana, pulang bareng kan lo kemarin?
Lo mending panggil cowo yang lo maksud itu sini, kenapa lo yang ikut campur?
Wah bener-bener nyolot nih bocah, gak takut lo ama kita, urusan temen gw urusan kita-kita juga.
Rio mulai panas, dia mencoba memukulku, tapi berhasil aku tangkis. 2 orang temannya yang menemani mulai mendekatiku, aku melihat Henri di kejauhan. Tempt disini agak sepi karena merupakan taman kampus.
Kalo berani jangan keroyokan lo kayak banci
Rio sepertinya tidak terima dengan ucapanku, aku mengambil kuda-kuda untuk kemungkinan akan membela diri. Benar dugaanku Rio ingin memukulkudia berusaha menyerangku, aku berhasil menghindar pukulannya kembali, dan aku membalas dengan tendangan ke arah dada Rio. Dua temannya maju, dan mereka tampak takut aku menghajar dua temannya dengan sukses. Tetapi aku tidak sadar Rio dan Henri sudah berada di dekatku, mereka memukulku dari belakang dan aku terjatuh. Tanganku di tarik olehnya, lalu kemudian aku habis dipukuli oleh 4 orang ini.
Aku melihat salah satu dari mereka dengan mata yang mulai samar, mereka mengambil handphone dari saku kantongku. Kepalaku sedikit pusing, aku merasakan perih di sekitar badan dan tanganku, aku tidak sanggup untuk bergerak, aku melihat isi tasku berserakan. Aku kemudian tidak sadarkan diri.
Aku mulai sadar, mataku terasa berat untuk dibuka aku tidak melihat siapa-siapa disekitarku hanya ada tirai, aku melihat ada tasku di kursi. Terdengar cukup gaduh, ternyata aku berada di ruang gawat darurat. Aku mencari tombol bell, di sekitarku tetapi tidak ketemu. Aku mencoba sadar sepenuhnya dan akhirnya ada suster yang menghampiriku. Tadi siapa yang membawa saya ke sini? tanyaku pada suster itu.
Aku melihat salah satu dari mereka dengan mata yang mulai samar, mereka mengambil handphone dari saku kantongku. Kepalaku sedikit pusing, aku merasakan perih di sekitar badan dan tanganku, aku tidak sanggup untuk bergerak, aku melihat isi tasku berserakan. Aku kemudian tidak sadarkan diri.
Aku mulai sadar, mataku terasa berat untuk dibuka aku tidak melihat siapa-siapa disekitarku hanya ada tirai, aku melihat ada tasku di kursi. Terdengar cukup gaduh, ternyata aku berada di ruang gawat darurat. Aku mencari tombol bell, di sekitarku tetapi tidak ketemu. Aku mencoba sadar sepenuhnya dan akhirnya ada suster yang menghampiriku. Tadi siapa yang membawa saya ke sini? tanyaku pada suster itu.
Tadi petugas keamanan, Mas, tapi keluarga Mas sudah dihubungin dan sedang menuju ke sini, jawab suster itu.
Tidak lama kemudian aku melihat Mama sudah berada di ruang gawat darurat bersama pak Supri.
Kamu kenapa, berantem kok di kampus? tanya Mama.
Hpku, hp ku ilang, di ambil.
Kamu dirampok?
Aku tadi nglawan, tapi mereka banyak aku kalah, banci mereka keroyokan mainnya, aku menghardik Mama.
Apa yang ilang lagi? tanya Mama kembali, sambil memeriksa tasku.
Laptop kamu rusak kayaknya ini, dompet,kunci mobil, hp kamu yang satu masih ada, ipad kamu juga ada ini
Syukurlah
Tiba-tiba dokter jaga datang dan berkata aku bisa pulang, karena hanya memar-memar saja, mungkin 2 hari ke depan akan baikan. Tapi jika merasakan sakit yang berlanjut aku harus memeriksakan diri kembali.
Akhirnya aku keluar rumah sakit, Pak Supri membawakan tasku, aku berjalan sambil mengepalkan tanganku karena aku masih kesal atas ulah mereka.
Ketika di mobil, Mama meminta di drop saja di kampus dan akan membawa mobilku pulang. Aku meminjam handphone Mama, aku mencoba menelepon hpku dan ternyata aktif. Aku langsung bergegas sms Siang Nak, tolong HP ini dibalikkan, atau kamu yang akan saya balikkan ke orang tua mu, saya akan buat surat pemberhentian kau sekarang. Selesai menulis aku menghapus isi smsnya. Kali ini aku memanfaatkan jabatan Ibuku yang selain dosen juga berada sebagai wakil rektor dan untungnya aku menulis nama ibuku, dengan nama lengkap di tambah embel-embel rektor. Sedikit beruntung.
Akhirnya sampai di kampus dan menurunkan Mama. Aku dan Pak Supri pulang ke rumah. Aku hanya memikirkan, jika hp itu di pegang Henri dan Mery mengirimkan pesan, pasti dia bisa membaca pesannya penuh, karena notif setiap pesan muncul jelas di handphoneku tanpa perlu membuka password. Bagaimana aku harus menghubungi Mery?
Akhirnya aku sampai dirumah, aku memaksakan diriku untuk, segera masuk ke kamar, aku mencari daftar nama teman-teman. Setelah ketemu, aku menelpon Mamed dengan hp ku yang satu lagi. Halo Med, ni gw Adri. Kalo ntar ada yang nyari gw mau balikin hp terima aja ya. Terus langsung lo matiin aja Hpnya.
Akhirnya aku keluar rumah sakit, Pak Supri membawakan tasku, aku berjalan sambil mengepalkan tanganku karena aku masih kesal atas ulah mereka.
Ketika di mobil, Mama meminta di drop saja di kampus dan akan membawa mobilku pulang. Aku meminjam handphone Mama, aku mencoba menelepon hpku dan ternyata aktif. Aku langsung bergegas sms Siang Nak, tolong HP ini dibalikkan, atau kamu yang akan saya balikkan ke orang tua mu, saya akan buat surat pemberhentian kau sekarang. Selesai menulis aku menghapus isi smsnya. Kali ini aku memanfaatkan jabatan Ibuku yang selain dosen juga berada sebagai wakil rektor dan untungnya aku menulis nama ibuku, dengan nama lengkap di tambah embel-embel rektor. Sedikit beruntung.
Akhirnya sampai di kampus dan menurunkan Mama. Aku dan Pak Supri pulang ke rumah. Aku hanya memikirkan, jika hp itu di pegang Henri dan Mery mengirimkan pesan, pasti dia bisa membaca pesannya penuh, karena notif setiap pesan muncul jelas di handphoneku tanpa perlu membuka password. Bagaimana aku harus menghubungi Mery?
Akhirnya aku sampai dirumah, aku memaksakan diriku untuk, segera masuk ke kamar, aku mencari daftar nama teman-teman. Setelah ketemu, aku menelpon Mamed dengan hp ku yang satu lagi. Halo Med, ni gw Adri. Kalo ntar ada yang nyari gw mau balikin hp terima aja ya. Terus langsung lo matiin aja Hpnya.
Hah hp lo kenapa? Ilang? Lo bukannya di kampus ya? Mobil lo ada gini.
Iya gw tadi ke kampus tapi sekarang lagi pergi sama anak-anak UKM kayaknya sampai sore, hp gw tadi jatoh, kalo lo dah dapet hp gw lo balik langsung aja, gpp, ntar kalo inget gw ambil.
Oh yaudah, hati-hati ya bro.
Aku langsung membongkar tasku, Ah, laptop gw ancur, skripsi gw.
Aku keluarkan semua barang-barang yang ada di tasku. Setelah membereskan, aku mematikan handphoneku yang satu dan aku beristirahat, untuk memulihkan kondisi tubuhku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar