BONUS POV
POV Merry
POV Merry
Siapa gerangan wanita itu?
Weekend ini aku sekeluarga berlibur ke Bandung. Aku merelakan tidak ikut rave party yang sudah direncakan jauh-jauh hari bersama teman-temanku. Akhirnya aku bisa berlibur setelah aku sempat di opname, ya lumayan itung-itung menghirup udara segar. Aku dan Adri semakin dekat, komunikasi kita semakin intens, meski terkadang Adri agak lama membalas, ya aku juga maklumi dia sedikit sibuk karena mau manggung. Aku di Bandung bisa memuaskan selera kulineranku dan berbelanja di Factory Outlet. Hari Sabtu pagi aku coba telepon Adri, untuk menanyakan apa dia ingin dibelikan angklung. Dan sore ini aku coba telepon Adri lagi, aku ingin menanyakan dia ingin dibelikan apa olehku karena aku sedang belanja oleh-oleh makanan. Tapi aku mendapatkan jawaban suara wanita yang mengangkat telepon Adri. Siapa wanita ini tanyaku dalam hati?
Weekend ini aku sekeluarga berlibur ke Bandung. Aku merelakan tidak ikut rave party yang sudah direncakan jauh-jauh hari bersama teman-temanku. Akhirnya aku bisa berlibur setelah aku sempat di opname, ya lumayan itung-itung menghirup udara segar. Aku dan Adri semakin dekat, komunikasi kita semakin intens, meski terkadang Adri agak lama membalas, ya aku juga maklumi dia sedikit sibuk karena mau manggung. Aku di Bandung bisa memuaskan selera kulineranku dan berbelanja di Factory Outlet. Hari Sabtu pagi aku coba telepon Adri, untuk menanyakan apa dia ingin dibelikan angklung. Dan sore ini aku coba telepon Adri lagi, aku ingin menanyakan dia ingin dibelikan apa olehku karena aku sedang belanja oleh-oleh makanan. Tapi aku mendapatkan jawaban suara wanita yang mengangkat telepon Adri. Siapa wanita ini tanyaku dalam hati?
Tidak berapa lama Adri meneleponku kembali, Adri berkata yang menerima telepon adikknya, karena dia sedang mandi. Ah sudahlah aku tidak peduli untuk hal itu. Akupun tidak menanyai Adri apa maksud sebenarnya aku menelepon. Aku akhirnya tidak jadi membelikan sesuatu itu untuk Adri. Sudah keburu tidak mood duluan. Aku adalah seorang yang cukup moody. Jika moodku sudah rusak ya batal semua.
Malamnya aku coba telepon Adri tapi tidak diangkat, mungkin dia sedang manggung. Aku coba chat dia, sudah di baca tetapi tidak di balas. Akhrinya handphoneku berbunyi. Adri meneleponku. Kami mengobrol cukup lama juga di malam itu, hingga akhirnya aku pun merasa ngantuk dan minta Adri untuk menyudahi teleponnya. Akhirnya aku pun beristirahat.
Pagi hari aku sudah bangun, aku ingin menelepon Adri, meski ini hari Minggu, aku ingin membangunkan dia agar tidak lupa sarapan. Telepon pertamaku tidak di angkat. Aku baru ingat kalo Adri emang susah bangun kalo sudah tidur. Aku coba telepon lagi, dan kali ini diangkat. Lagi-lagi aku mendengar suara wanita yang menjawabnya. Jawabannya yang cukup ketus dari wanita itu. Aku langsung matikan teleponku.
Pagi hari aku sudah bangun, aku ingin menelepon Adri, meski ini hari Minggu, aku ingin membangunkan dia agar tidak lupa sarapan. Telepon pertamaku tidak di angkat. Aku baru ingat kalo Adri emang susah bangun kalo sudah tidur. Aku coba telepon lagi, dan kali ini diangkat. Lagi-lagi aku mendengar suara wanita yang menjawabnya. Jawabannya yang cukup ketus dari wanita itu. Aku langsung matikan teleponku.
Siapa wanita itu? Kenapa selalu dia yang mengangkat, aku familiar dengan suaranya, suara yang sama, yang menjawab telepon Adri.
Apa Adri sebenarnya sudah punya pacar?,tapi kenapa dia masih mendekatiku
Tapi tidak mungkin, Adri sampai merelakan dirinya di hajar sama Henry
Pikiran ku menjadi kacau. Liburan yang tadinya menyenangkan menjadi membuatku ingin segera pulang ke Jakarta. Sepanjang hari ini aku tidak menghubungi Adri. Adripun juga tidak
menghubungiku.
menghubungiku.
Aku semakin gemas dan penasaran dengan siapa wanita ini. Akhirnya aku tiba di rumah juga. Aku mengingat sebuah nama yang pernah menelepon Adri ketika hpnya ada di aku. Aku
teringat inisialnya S. Sa? Apakah Sasa. Sasa sahabatku sendiri? Masa dia.
teringat inisialnya S. Sa? Apakah Sasa. Sasa sahabatku sendiri? Masa dia.
Akhirnya aku coba beranikan diri untuk menghubungi Sasa.
Halo Sa?
Hoi Mer, udah balik dari Bandung?
Udah nih Sa. Sa gw mau tanya sesuatu ucap Mery
Asik oleh-oleh ya syaratnya haha, mau tanya apa Mer? ujar Sasa.
Iya Sa besok ya. Lo pernah telpon Adri?
Hah Adri? Adri lo kan?
Iya Sa.
Gak pernah Mer, gw bahkan gak tau kontaknya
Oh gitu ya, yaudah thanks ya Sa
Emang kenapa Mer?
Gapapa Sa, Cuma mau tanya aja
Ternyata bukan Sasa, siapa ya nama wanita itu, aku mencoba mengingat-ingat, tapi apa kenapa aku gak tanya aja siapa yang mengangkat teleponnya ke Adri langsung ketika aku bertemu dia.
Adri, lo gak lagi mainin gw kan? tanyaku dalam hati.
Aku berusaha untuk mencintaimu
Tapi apakah ini balasanmu untukku?
Siapa gerangan dirinya?
Tapi apakah ini balasanmu untukku?
Siapa gerangan dirinya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar