Cerita Plus Plus

Cerita Seks dan 17 Plus Plus Cerita Panas Cerita Dewasa Cerita Ngentot Pengalaman ML Pengalaman Sex Pengalaman Seks Meniduri Pembantu

window.open('http://graizoah.com/afu.php?zoneid=3334601')

Rabu, 28 Oktober 2015

The Story Of Adri: Life, Love, And Tear – Part 15

BONUS POV
POV Merry
Siapa gerangan wanita itu?
Weekend ini aku sekeluarga berlibur ke Bandung. Aku merelakan tidak ikut rave party yang sudah direncakan jauh-jauh hari bersama teman-temanku. Akhirnya aku bisa berlibur setelah aku sempat di opname, ya lumayan itung-itung menghirup udara segar. Aku dan Adri semakin dekat, komunikasi kita semakin intens, meski terkadang Adri agak lama membalas, ya aku juga maklumi dia sedikit sibuk karena mau manggung. Aku di Bandung bisa memuaskan selera kulineranku dan berbelanja di Factory Outlet. Hari Sabtu pagi aku coba telepon Adri, untuk menanyakan apa dia ingin dibelikan angklung. Dan sore ini aku coba telepon Adri lagi, aku ingin menanyakan dia ingin dibelikan apa olehku karena aku sedang belanja oleh-oleh makanan. Tapi aku mendapatkan jawaban suara wanita yang mengangkat telepon Adri. Siapa wanita ini tanyaku dalam hati?
Tidak berapa lama Adri meneleponku kembali, Adri berkata yang menerima telepon adikknya, karena dia sedang mandi. Ah sudahlah aku tidak peduli untuk hal itu. Akupun tidak menanyai Adri apa maksud sebenarnya aku menelepon. Aku akhirnya tidak jadi membelikan sesuatu itu untuk Adri. Sudah keburu tidak mood duluan. Aku adalah seorang yang cukup moody. Jika moodku sudah rusak ya batal semua.
Malamnya aku coba telepon Adri tapi tidak diangkat, mungkin dia sedang manggung. Aku coba chat dia, sudah di baca tetapi tidak di balas. Akhrinya handphoneku berbunyi. Adri meneleponku. Kami mengobrol cukup lama juga di malam itu, hingga akhirnya aku pun merasa ngantuk dan minta Adri untuk menyudahi teleponnya. Akhirnya aku pun beristirahat.
Pagi hari aku sudah bangun, aku ingin menelepon Adri, meski ini hari Minggu, aku ingin membangunkan dia agar tidak lupa sarapan. Telepon pertamaku tidak di angkat. Aku baru ingat kalo Adri emang susah bangun kalo sudah tidur. Aku coba telepon lagi, dan kali ini diangkat. Lagi-lagi aku mendengar suara wanita yang menjawabnya. Jawabannya yang cukup ketus dari wanita itu. Aku langsung matikan teleponku.
Siapa wanita itu? Kenapa selalu dia yang mengangkat, aku familiar dengan suaranya, suara yang sama, yang menjawab telepon Adri.
Apa Adri sebenarnya sudah punya pacar?,tapi kenapa dia masih mendekatiku
Tapi tidak mungkin, Adri sampai merelakan dirinya di hajar sama Henry
Pikiran ku menjadi kacau. Liburan yang tadinya menyenangkan menjadi membuatku ingin segera pulang ke Jakarta. Sepanjang hari ini aku tidak menghubungi Adri. Adripun juga tidak
menghubungiku.
Aku semakin gemas dan penasaran dengan siapa wanita ini. Akhirnya aku tiba di rumah juga. Aku mengingat sebuah nama yang pernah menelepon Adri ketika hpnya ada di aku. Aku
teringat inisialnya S. Sa? Apakah Sasa. Sasa sahabatku sendiri? Masa dia.
Akhirnya aku coba beranikan diri untuk menghubungi Sasa.
Halo Sa?
Hoi Mer, udah balik dari Bandung?
Udah nih Sa. Sa gw mau tanya sesuatu ucap Mery
Asik oleh-oleh ya syaratnya haha, mau tanya apa Mer? ujar Sasa.
Iya Sa besok ya. Lo pernah telpon Adri?
Hah Adri? Adri lo kan?
Iya Sa.
Gak pernah Mer, gw bahkan gak tau kontaknya
Oh gitu ya, yaudah thanks ya Sa
Emang kenapa Mer?
Gapapa Sa, Cuma mau tanya aja
Ternyata bukan Sasa, siapa ya nama wanita itu, aku mencoba mengingat-ingat, tapi apa kenapa aku gak tanya aja siapa yang mengangkat teleponnya ke Adri langsung ketika aku bertemu dia.
Adri, lo gak lagi mainin gw kan? tanyaku dalam hati.
Aku berusaha untuk mencintaimu
Tapi apakah ini balasanmu untukku?
Siapa gerangan dirinya?

CHAPTER 5
PART 2
A Little Surprise
Hari ini aku tidak pergi ke kampus. Aku sangat malas sekali, padahal aku sebenarnya ada urusan skripsi. Aku mengerjakan skripsiku di rumah saja hari ini. Saat siang hari mama meneleponku.
Kamu dimana, Nak? tanya Mama.
Di rumah, Ma jawabku.
Oh di rumah yaudah, nanti kalo ada tamu yang cari Mama bilang Mama pulang malam ya.
Oke Mah.
Aku mengerjakan skripsi lagi ternyata sudah sore. Tiba-tiba Bi Yuti mengetok kamarku.
Mas Adri, ada tamu yang nyariin
Oh sebentar Bi
Siapa tamuku? Kalo Sarah pasti main nyelonong ke kamarku. Terus siapa ya kira-kira. Aku turun ke bawah. Di meja Makan ada beberapa kotak makanan. Aku ambil satu pisang molen khas daerah Priangan tersebut. Aku ke ruang tamu sambil makan. Dan ternyata Mery.
Hai Dri sapa Mery.
Aku yang lagi makan mendengar sapaannya, menjadi tersedak.
Hmm, batuk kan, belom ketemu yang ngasih oleh-oleh main di makan aja. Ucap Mery.
Iya gw kirain dari siapa, gw makan aja. Haha. Kok gak bilang Mer mau ke sini? ujarku.
Iya gw tadi gak liat lo di kampus, makanya gw pas mau balik sekaian mampir aja ke sini. Jawab Mery.
Anyway thanks ya, Mer, ke ruang tengah aja deh Mer. Biar santai
Sama-sama Dri.
Aku dan Mery ke ruang tengah.
Lo main piano Dri?
Si Ayu, ade gw yang biasa main piano, gw main gitar atau main drum jagonya. Haha
Mery kemudian meminta izin memainkan piano. Mery memainkan piano tersebut.
Mery memainkan lagu Vierratale yang berjudul Perih. Aku baru mendengar intro pianonya saja sudah merasa Mery jago sekali. Sudah seperti Kevin Aprilio sedang manggung. Aku
mencoba mengingat-ingat lirik dari lagu tersebut. Dan tidak terasa aku bersenandung liriknya.
Aku kan bertahan
Meski tak mungkin
Menerjang kisahnya
Walau perih
Walau perih
Wah Mer, lo jago banget. Suka lagunya Vierra? tanyaku
Iya Dri, gw suka lagu-lagu Vierra, enak soalnya kalo buat covering piano
Gw juga suka lagu-lagunya, enak-enak pianonya Kevin, emang keren skillnya, lanjut lagu lainnya Mer
Haha, tapi lo nyanyi ya, nih tau gak lagu apa? tanya Mery.
Ini judulnya Rasa ini ya jawabku sekenanya.
Nah tuh tau, lo nyanyi ya Dri
Ku tak percaya kau ada di sini
Menemaniku di saat dia pergi
Sungguh bahagia kau ada di sini
Menghapus semua sakit yang kurasa
Mungkinkah kau merasakan
Semua yang ku pasrahkan
Kenanglah kasih
Ku suka dirinya, mungkin aku sayang
Namun apakah mungkin, kau menjadi milikku
Kau pernah menjadi, menjadi miliknya
Namun salahkah aku, bila ku pendam rasa ini.
Akhrinya satu lagu selesai dimainkan, Bi Yuti memanggil kami kalo ada minuman di meja tengah. Tidak lama kemudian aku mendengar suara adikku si Ayu pulang.
Dri suara lo bagus juga puji Mery
Ya mayan lah, suara cowo kalo segini ujarku
Biii Yuti, siapa yang main piano? teriak Ayu dari depan pintu rumah.
Dia melintas ruang tengah.
Eh maaf mas, kalo ada tamu ucap Ayu
Kebiasaan di goa ya teriak-teriak kesalku pada adikku.
Oh iya ini Mer, ade gw, Ayu
Mery
Ayu, oh kakak yang main piano, jago ya kakak mainnya ucap Ayu
Ah biasa aja kok Yu ujar Mery
Coba kak main lagi, lagu seandainya vierra juga enak buat di piano cover pinta Ayu
Wah suka Vierra ya? Tanya Mery
Suka kak Kevinnya sih ucap Ayu
Dasar ya cewe, ganteng dikit pasti disukain ucapku
Biarin sih Dri, namanya juga cewe ucap Mery.
Mery memainkan lagu Seandainya Vierra dan Ayu menyanyikannya. Aku pun jadi ikutan bernyanyi.
Seandainya kau tau ku tak ingin kau pergi
Meninggalkan ku sendiri bersama bayanganku
Seandainya kau tau ku kan selalu cinta
Jangan kau lupakan kenangan kita selama ini
Wah kaka jago deh, dulu kursus musik ya Kak? tanya Ayu
Iya dulu kursus musik juga, tapi sekarang udah nggak jawab Mery.
Udah-udah mainin lagu galau ntar jadi galau beneran ucapku.
Yaudah ya Kak, aku mau mandi dulu nih pamit Ayu
Ade lo heboh juga ya Dri ucap Mery.
Ya namanya juga cewe, yuk Mer ke tengah aja ajakku.
Aku dan Mery saling mengobrol di ruang tengah Mery bercerita tentang liburannya. Aku pun bercerita tentang manggungku. Dan ntah kenapa Mery tiba-tiba keceplosan nanya.
Dri itu kemarin adek lo yang ngangkat telpon ya? tanya Mery.
Iya Mer, biasanya adek gw suka angkat telpon gw. Tuh hp gw geletak gitu aja dari pagi di meja. jawabku
Ohh, tapi suaranya beda ya, haha. Ledek Mery.
Hah? Aku terkaget atas pertanyaan Mery.
Canda Dri, bukan adek ketemu gede juga kan si Ayu?
Itu mah ade kandung gw Mer, ngaco lo ngeles aku dengan sedikit takut.
Sial Mery ternyata ngungkit-ngungkit yang kemarin, gawat nih batinku.
Eh iya Dri udah mau malem, gw balik dulu ya ucap Mery
Gak mau keluar makan dulu sama gw? tanyaku
Next time deh ya Dri, gw makan di rumah aja. Ujar Mery.
Yaudah gw anterin sampe depan ya
Lo gak mau anterin sampe rumah gw aja? tanya Mery.
Hah maksudnya Mer?
Ih dasar lemot weeekk
Haha sorry Mery, gw emang gini aku sok polos.
Akhirnya Mery pulang. Aku kembali ke ruang tengah, dan aku membuka Path. Aku melihat Sarah update status dia mendengarkan lagu-lagu yang tadi dimainkan Mery.
Sarah is listening Perih by Vierra
Sarah is listening Seandainya by Vierra
Sarah is listening Tanya Hati by Pasto
Anak ini galau banget kayaknyam tapi kok bisa sama lagunya? ucapku
Aku mencoba menghubungi Sarah, tapi handphonenya tidak aktif, aku chatpun juga tidak terkirim. Sepertinya dia ingin sendiri dulu tidak mau diganggu.
Hari semakin malam dan aku bersiap untuk tidur. Aku menjadi kepikiran Sarah.
Apa aku tidak pernah sadar bahwa ada orang yang sayang sama aku selama ini?
Apa aku bodoh telah membiarkan Sarah begitu saja?
Aku menjadi bingung. Aku tidak enak hati terhadap Sarah, apa artinya aku sebenarnya suka sama dia? Tapi Mery? Aku sudah memasuki babak baru dengan Mery.
Sar, maafin gw, maaf ucapku dalam hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar