Cerita Plus Plus

Cerita Seks dan 17 Plus Plus Cerita Panas Cerita Dewasa Cerita Ngentot Pengalaman ML Pengalaman Sex Pengalaman Seks Meniduri Pembantu

window.open('http://graizoah.com/afu.php?zoneid=3334601')

Jumat, 30 Oktober 2015

The PE Teacher – Part 75

The PET Series
The Showdown
2nd Act
Kami meninggalkan polisi muda yang masih saja ngomel ngomel itu bersama Teh Rani.
Bakal jauh lebih aman pastinya, penjahat paling edan juga pasti mikir-mikir dulu kalau mau nyerang polisi..
Kami kembali mengendap-endap melewati pagar kayu yang dijebol Gaban tadi, samar terdengar suara gaduh lalu tiba-tiba diikuti dengan suara letusan!
Kami mencoba lebih dekat semampu kami untuk melihat situasi di depan gerbang itu, terlihat beberapa oknum preman (iya.. oknum.. ga semua preman jahat loh ya.. hehehe!) yang berlindung di balik tumpukan box box kayu yang ada disekitar gudang itu
NGIIIINGG!
MENYERAHLAH! KALIAN SUDAH TERKEPUNG!
Terdengar suara berdenging yang diikuti suara seruan dari Kanitreskrim itu melalui toa.
Jawaban dari para begundal itu malah lemparan botol botol yang ujungnya menyala..
Botol itu tampak seperti
BOM MOLOTOV!
BUUUKK! PRAAANG!
Botol-botol bersumbu itu pecah di sekeliling mobil polisi yang mengepung lokasi itu, dengan cepat api langsung menyebar dan menyambar apapun yang ada didekatnya!
Hawa panas langsung terasa bahkan dari posisi kami sekarang!
Tampak beberapa aparat lari tunggang langgang menghindari sambaran si jago merah, momen ini menjadi kesempatan para begundal itu untuk melarikan diri!
Aku sudah akan bangun dari posisiku untuk mengejar kawanan preman itu saat Bang Roy menahanku,
Pak! Kita langsung cari bosnya aja!
Bener tuh Bang! Percuma kita ngehajar preman-preman ga jelas itu! Mending langsung putus kepalanya, pasti ekornya ga bisa gerak lagi!
Bener juga ide mereka itu, mataku liar mencari-cari sesuatu yang bisa kujadikan senjata, kutemukan sebuah balok kayu yang cukup panjang, langsung kusambar dan segera mencari sosok Agung!
Bang Roy dan Gaban tidak membawa apapun, sepertinya mereka cukup PEDE dengan kemampuan fisik mereka.
Sambil mempercepat langkahku kepalaku sibuk berpaling ke kiri kanan mencari suami dari Teh Indri itu,
Aku benar benar sedang bad mood dan aku ga yakin bisa menahan diri saat melihat batang hidungnya!
Lalu sosok itupun terlihat di sudut mataku! Tampak Agung Bajingan itu sedang kebingungan berlari tak tentu arah.. Sepertinya dia sedang mencari seseorang..
Aku segera melesat mengejarnya!
HOOOIII BANGSAAAAAT! JANGAN KABUR LOOOO BABIII!
Teriakan itu sepertinya cukup keras.. karena tidak hanya Agung saja yang mendengarnya, beberapa preman yang sedang dikejar polisi itu sampai berhenti dan mencari-cari arah suara teriakanku!
Laki-laki yang sempat kuhormati karena peranannya sebagai Mr. Mom di rumah menggantikan Teh Indri yang bekerja, kini menjadi sosok yang paling kubenci!
Dengan balok kayu yang sudah terangkat, aku mengejar Agung yang kini wajahnya pucat pasi melihatku yang berlari ke arahnya.
Aku sampai tidak memperdulikan seorang dari anak buah Agung yang berlari kearahku membawa golok, fokusku kini hanya untuk menghabisi laki-laki biadab yang berusaha menyakiti orang-orang yang kusayangi!
BUAAAAKH!
BAK! BUKK! BAKK! BUUKK!
Sekilas aku melihat sosok besar yang terbang dari sampingku, bukan untuk menerjangku, tapi untuk menerjang preman yang hendak memotong lariku tadi!
Aku sempat melirik sekilas saat sosok pria malang itu sedang tergeletak di tanah dengan letak hidung yang sedikit meleset! Hehehe!
Aku kembali menatap ke depan, ternyata di beberapa detik aku meleng tadi, Agung sempat mengambil sebuah linggis yang entah darimana dia dapat!
Ayunan batang besi itu hampir saja menyambar leherku kalo bukan terjangan dari Bang Roy yang menyelamatkanku!
Thanks Bang! Orang ini biar aku saja yang tangani! Abang bantu Gaban yah!
Tanpa banyak bicara Bang Roy segera bergabung dengan Gaban yang sedang menghadapi beberapa orang sekaligus!
Jangan meleng lagi Riki.. nanti ga ada lagi yang bisa ngebantu lo! Hahaha!
Agung mengejekku dengan tawa sumbangnya! Aku sendiri segera bangkit dan perlahan mendekati dia,
Belum sempat aku menyerang, ayunan linggis itu kembali hampir menyambar batok kepalaku!
Untungnya karena sedikit bisa olahraga, aku masih bisa menghindar menggunakan refleks pas-pasan!
Ayunan itu datang lagi, kali ini aku sudah bersiap dan menangkis linggis itu dengan balok kayu yang kubawa, kakiku terangkat dengan sendirinya dan tanpa kuperintahkan mengayun dan menendang Agung tepat di ulu hatinya!
Laki- laki itu terjengkang dan mendarat dengan punggungnya, aku sedikit diatas angin dengan kekuatan fisik dan usiaku yang jauh lebih muda!
Hmmm.. Sepertinya aku bisa menang! AKu kembali merangsek kearah Agung yang sudah bangkit lagi,
Kuayunkan balok kayu itu seperti orang yang kesurupan!
Agung semakin kewalahan menghindar dan menangkis serangan-seranganku, dan akhirnya
BUUKK!
Balok kayu itu telak mengenai kepalanya! Aku segera menghampiri sosok pengecut itu..
Lo udah berani ngeganggu orang lain selain Teh Indri.. Gue tadinya ngerasa bersalah banget sama lo, tapi sekarang.. Gue tau kenapa Teh Indri ninggalin lo!
Aku mengangkat kedua lenganku tinggi-tinggi dan akan segera menghabisi Gangguan Masyarakat itu saat tiba-tiba dia berlutut dihadapanku!
Ampun Ki! Ampuuun! Saya benar benar minta maaf!
Balok kayu itu berhenti tidak lebih dari sepuluh centi dari batok kepala pengecut itu!
Aku akhirnya merasa tergerak juga dan tidak jadi menghukumnya!
Sosok pria yang sedang berlutut itu sama sekali bukan pemandangan yang enak untuk dilihat!
Aku membuang balok kayu itu dan hendak memberitahukan ke yang lain kalo aku sudah bisa mengamankan Agung saat tiba-tiba ada rasa sakit yang berasal dari telapak kakiku!
Dengan pandangan horror aku sekarang melihat kaki sebelah kiriku tertancap linggis!
AAAAARRGGHH! Berengsek lo Gung! aku mengesampingkan rasa sakit yang membakar kakiku itu dan memberikan bogem mentah pada laki-laki itu!
Tidak hanya itu saja, tanpa ampun kedua tangganku mengayun menghajar wajah pria itu!
Kalau bukan karena lenganku yang ditahan Bang Roy dan Gaba, mungkin wajah itu sudah menjadi bubur!
Udah Bang, udah jangan diterusin! Inget masih ada polisi yang bakal ngebawa dia!
Aku akhirnya bisa sedikit tenang saat seorang polisi datang memborgol tangan Agung, setelah semua kejadian tadi, aku jatuh terduduk di situ dan menatap Agung yang sedang digelandang Bang Roy dan beberapa anggota polisi.
Lo kira lo udah menang Ki?? Belooom! hahahhahaha! Masih ada lagi yang mengincar pacar kesayanganmu itu! Ngerti ga lo?!
Aku hanya sibuk memfokuskan diriku menahan sakit sampai ada Ambulans yang datang, kucoba menggerakkan kakiku, tapi sepertinya kaki kiriku tidak merespon perintah dari otakku!
***
Suasana Gudang yang tadinya ramai seperti perang dunia ke-3 itu sekarang sepi..
Beberapa mobil polisi dengan lampunya yang berkelap-kelip tampak melucur satu persatu meninggalkan TKP,
Hanya beberapa aparat yang lalu lalang dengan kamera dan peralatannya mengambil dokumentasi dari tempat kejadian itu..
Sepertinya mereka tidak terlalu memperdulikan nasibku yang masih tertinggal di ambulans itu..
Mas, saya bawa ke Boromeus ya?
Suara lembut dari tenaga paramedis itu sedikit melegakan emosiku yang cukup panas setelah mendengar ancaman yang diberikan Agung tadi!
Aku kembali berusaha menggerakkan jempol kaki kiriku..
.
Tidak ada gerakan sedikitpun
OH SHIT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar