Side Story
of
The Sad Sunday
of
The Sad Sunday
Bola Basket itu kutimang timang di tanganku.. lalu kupantulkan di lantai plywood itu berulang ulang sampai aku melirik lagi ke jam dinding yang terletak di tengah gym ini.. Suasana disini sudah mulai ramai dengan kehadiran masing masing suporter dari BA*S dan tentunya dari sekolahku.
Rekan rekan setimku sudah keluar dari toilet dan berganti dengan kostum basket yang dilapisi kaos pemanasan diluarnya.
Harus kuakui selera tinggi Odel dalam memilih model dan warna kostum kami, bahannya tidak terlalu longgar dan tidak terlalu ketat, jadi kami masih bisa leluasa bergerak dan bermanuver di lapangan. Kuamati rivalku itu yang sekarang sedang menata handuk handuk kecil berhiaskan salah satu Bank Luar yang mensponsori Turnamen ini lalu menyusun kardus kardus berisikan Pocari Sweat di dekat Bench kami.
Semuanya sepertinya sudah pada perannya dan tempatnya masing masing..
Kecuali satu orang yang belum keliatan batang kon.. umm.. I mean Hidungnya!
Rekan rekan setimku sudah keluar dari toilet dan berganti dengan kostum basket yang dilapisi kaos pemanasan diluarnya.
Harus kuakui selera tinggi Odel dalam memilih model dan warna kostum kami, bahannya tidak terlalu longgar dan tidak terlalu ketat, jadi kami masih bisa leluasa bergerak dan bermanuver di lapangan. Kuamati rivalku itu yang sekarang sedang menata handuk handuk kecil berhiaskan salah satu Bank Luar yang mensponsori Turnamen ini lalu menyusun kardus kardus berisikan Pocari Sweat di dekat Bench kami.
Semuanya sepertinya sudah pada perannya dan tempatnya masing masing..
Kecuali satu orang yang belum keliatan batang kon.. umm.. I mean Hidungnya!
MAAAANAAAA NIIIII SI BAPAAAAAAAK!?????
Bola Basket itu kembali kupantulkan dengan kesal ke lantai dengan membayangkan wajah Pak Riki sebagai sasaran tembakku nanti! hehehe!
Tim Basket sekolah kami yang secara mengejutkan mengalahkan Tim B*S kemarin mengundang penasaran banyak murid disekolahku sampai mereka rela mengorbankan waktu main mereka di hari minggu ini hanya untuk mendukung kami, huff.. seneng sih ditontong banyak orang gini..
Coba dari dulu Pak Riki mengajar di tempat kami..
Tim Basket sekolah kami yang secara mengejutkan mengalahkan Tim B*S kemarin mengundang penasaran banyak murid disekolahku sampai mereka rela mengorbankan waktu main mereka di hari minggu ini hanya untuk mendukung kami, huff.. seneng sih ditontong banyak orang gini..
Coba dari dulu Pak Riki mengajar di tempat kami..
Aku melirik ke arah pintu masuk untuk yang kesekian kalinya..
Sosok itupun muncul sambil berlari kecil kearah Bench kami, dengan tampang tak berdosanya dia tersenyum memamerkan deretan rapi giginya yang uugghh.. bikin gemeeeesss! Aku masih belum lupa dengan janjinya kemaren waktu aku sedang duduk beristirahat di jeda kuarter..
Janjinya yang akan memberikan apapun yang aku minta..
Janjinya yang membuat aku bermain kesetanan..
Janjinya yang sempat membuatku merinding hanya mendengar suara bisikannya di telingaku dan membayangkan apa saja yang akan aku minta dari dirinya nanti..
Sosok itupun muncul sambil berlari kecil kearah Bench kami, dengan tampang tak berdosanya dia tersenyum memamerkan deretan rapi giginya yang uugghh.. bikin gemeeeesss! Aku masih belum lupa dengan janjinya kemaren waktu aku sedang duduk beristirahat di jeda kuarter..
Janjinya yang akan memberikan apapun yang aku minta..
Janjinya yang membuat aku bermain kesetanan..
Janjinya yang sempat membuatku merinding hanya mendengar suara bisikannya di telingaku dan membayangkan apa saja yang akan aku minta dari dirinya nanti..
Hmmm…
“Maaf yaa Bapak telaatt, ada sesuatu tadi jadi harus Bapak urus dulu, hehehe!”
Aku dan rekan setimku langsung membuang muka kami tanda kesal dengan telatnya pelatih tercinta kami itu, hihihi!
Cepat cepat kusingkirkan lamunanku itu lalu kembali memfokuskan diriku ke pertandingan di depan mata, Aku memanggil rekan setimku untuk melakukan peregangan dan pemanasan..
Mereka membuat lingkaran kecil dan aku berdiri di tengah tengah memperagakan gerakan gerakan peregangan yang selalu kudapatkan kala berlatih di Klub Basketku di Gor Sap***a.
Setelah selesai melakukan peregangan kami segera melanjutkan dengan Jogging mengitari setengah lapangan itu lalu diakhiri dengan Drill Lay Up uintuk membiasakan otot otot kami kembali ke gerakan gerakan yang dibutuhkan.
Mereka membuat lingkaran kecil dan aku berdiri di tengah tengah memperagakan gerakan gerakan peregangan yang selalu kudapatkan kala berlatih di Klub Basketku di Gor Sap***a.
Setelah selesai melakukan peregangan kami segera melanjutkan dengan Jogging mengitari setengah lapangan itu lalu diakhiri dengan Drill Lay Up uintuk membiasakan otot otot kami kembali ke gerakan gerakan yang dibutuhkan.
Wasit meniup peluit tanda pemanasan harus segera diakhiri, kedua tim kembali ke bench masing masing, Aku sempat melirik ke arah tim lawan dan pandanganku bertumbukkan dengan seorang pemain yang tingginya juga sepantaran aku bernomor punggung 1..
Hmmm.. aura nya serem banget.. ga usah pake melotot gitu keleus…
Hmmm.. aura nya serem banget.. ga usah pake melotot gitu keleus…
Pak Riki mengumpulkan kami untuk last briefing, dia tampak gagah dengan Polo Shirt putih dan celana pendek Khaki, sepatu Nike putih itu semakin menambah kesan sporty dan gagah guru favoritku itu, kulirik ke arah Odel yang ternyata sama denganku.. dia sedang memandang penuh rasa kagum ke si bapak! huuhh! dasar Ondel Ondel! ngikut gue aja bisanya !
“Sya?? SYAAAAAA??? kamu denger ga apa kata Bapak?? malah ngelamun lagi di briefing!”
Shit.. kena omel dah gue gara gara tu anak..
Aku kembali memfokuskan pendengaranku ke briefing Pak Riki..
Aku kembali memfokuskan pendengaranku ke briefing Pak Riki..
“Like I said before.. Bapak sudah gatau lagi harus ngomong apa buat ngebangkitin semangat kalian,
Kalian sudah melebihi target yang di berikan oleh Principle Michael, dan karena itu..
Bapak cuma bisa bilang
HAVE FUN OUT THERE! Okay, TIGERS ON THREE!”
Kalian sudah melebihi target yang di berikan oleh Principle Michael, dan karena itu..
Bapak cuma bisa bilang
HAVE FUN OUT THERE! Okay, TIGERS ON THREE!”
“One, two, three! TIGERS!”
Quarter pertama diawali dengan perebutan bola yang dinamakan Tip Off, emmm.. semacam kick off gitu deh kalo di bola, tapi ini dilakukan dengan melayangkan bola diantara dua pemain dari masing masing tim yang berdiri di lingkaran tengah lapangan.
Seperti yang sudah aku duga, Khadijah kalah dalam perebutan bola pertama itu.. yaah memang wajar sih kalah dari seseorang yang tingginya 10 centimeter lebih darinya.. Anyway ini kesempatanku untuk membaca permainan lawan dan mengamati siapa siapa saja yang berperan penting di tim itu.
Seperti yang sudah aku duga, Khadijah kalah dalam perebutan bola pertama itu.. yaah memang wajar sih kalah dari seseorang yang tingginya 10 centimeter lebih darinya.. Anyway ini kesempatanku untuk membaca permainan lawan dan mengamati siapa siapa saja yang berperan penting di tim itu.
Si Nomer 1 yang berambut curly itu ternyata playmakernya.. dribblenya cukup aman, aku kesulitan untuk mendapatkan celah melakukan Steal..
Oke gapapa.. pasti ada saatnya aku bisa mencuri bola dari tangannya.. Di memberikan suatu kode ke rekan rekannya engan jari jarinya, aku masih berusaha mengartikan apa maksud kode itu saat tiba tiba dia melambungkan bola tinggi!
Hampir hampir seperti Shoot ke ring.. tapi bukan! itu operan! Aku menoleh ke belakangku untuk mengingatkan Khadijah dan Maria, tapi terlambat!
Seorang pemain lawan sudah menyelinap masuk dari belakang kedua rekanku itu dan menerima operan si nomor 1 tanpa ada pengawalan satupun!
suara “SREK!” menandai poin pertama yang mereka raih..
Shit! aku kecolongan!
Oke gapapa.. pasti ada saatnya aku bisa mencuri bola dari tangannya.. Di memberikan suatu kode ke rekan rekannya engan jari jarinya, aku masih berusaha mengartikan apa maksud kode itu saat tiba tiba dia melambungkan bola tinggi!
Hampir hampir seperti Shoot ke ring.. tapi bukan! itu operan! Aku menoleh ke belakangku untuk mengingatkan Khadijah dan Maria, tapi terlambat!
Seorang pemain lawan sudah menyelinap masuk dari belakang kedua rekanku itu dan menerima operan si nomor 1 tanpa ada pengawalan satupun!
suara “SREK!” menandai poin pertama yang mereka raih..
Shit! aku kecolongan!
Ternyata cewek itu jago dalam mengoper bola! sekilas permainannya mirip denganku.. tapi mungkin dia lebih elegan.. huh! akan kubalas nanti!
Bola sekarang ada di penguasaan kami, aku membawa bola ke daerah pertahanan musuh sambil tetap mengatur posisi rekan rekanku sesuai dengan bayangan skema serangan yang tergambar di otakku saat ini.
Kulihat Maria berada dalam Open Position! cepat kuhampiri dia lalu kupanggil namanya dengan cukup keras!
Bola sekarang ada di penguasaan kami, aku membawa bola ke daerah pertahanan musuh sambil tetap mengatur posisi rekan rekanku sesuai dengan bayangan skema serangan yang tergambar di otakku saat ini.
Kulihat Maria berada dalam Open Position! cepat kuhampiri dia lalu kupanggil namanya dengan cukup keras!
“Mar! catch this!”
Seketika Tim lawan menolehkan kepala mereka ke arah si empunya nama,
And I’m Open! Aku ambil posisi Shoot lalu kutembak bola itu dari luar Three Point Line..
And I’m Open! Aku ambil posisi Shoot lalu kutembak bola itu dari luar Three Point Line..
“PLOOSSSSHH!”
huaaaahh! suara yang sangat merdu! hehehe!
Seisi Gedung Basket itu berteriak menyambut bola yang sukses kujaringkan itu.. wuiiihh! rame juga tuh supporter.. kemaren kemana aja.. huuhh!
Tapi itu tidak penting.. Yang paling penting sekarang aku bisa menikmati ekspresi kesal dari si keriting itu! hehehehe!
Kutambahkan Psy War dengan sengaja mengarahkan telunjukku ke arah Si Curly yang berdiri kesal menatapku
Seisi Gedung Basket itu berteriak menyambut bola yang sukses kujaringkan itu.. wuiiihh! rame juga tuh supporter.. kemaren kemana aja.. huuhh!
Tapi itu tidak penting.. Yang paling penting sekarang aku bisa menikmati ekspresi kesal dari si keriting itu! hehehehe!
Kutambahkan Psy War dengan sengaja mengarahkan telunjukku ke arah Si Curly yang berdiri kesal menatapku
Mampus Lo kiwil! hihihi!
Skor sekarang 3-2 dengan keunggulan tipis berada di tangan kami, Si nomor satu kembali mengatur rekan rekannya dengan isyarat tangan yang setelah kuamati..
sama sekali ga sinkron dengan pergerakan tim lawan! Ternyata bukan hanya aku yang gemar menipu lawan.. si kriting itu juga pandai dalam bersandiwara rupanya..
sama sekali ga sinkron dengan pergerakan tim lawan! Ternyata bukan hanya aku yang gemar menipu lawan.. si kriting itu juga pandai dalam bersandiwara rupanya..
Aku melihat lututnya sedikit tertekuk, pasti dia akan melakukan operan, secepat kilat aku berlari ke arahnya dan langsung memotong jalur operannya!
Ternyata benar! dia akan mengoper ke rekannya yang bongsor itu lagi!
Hahahaha! petir ga akan nyambar dua kali neng!
Ternyata benar! dia akan mengoper ke rekannya yang bongsor itu lagi!
Hahahaha! petir ga akan nyambar dua kali neng!
Bola itu kini berada dalam penguasaanku! aku langsung melesat sendirian ke arah ring musuh tanpa ada halangan apapun didepanku,
10 meter, 5 meter.. sebentar lagi.. aku dapat membawa tim kami unggul lebih jauh!
Aku mengambil ancang ancang untuk melakukan Lay Up,
Samar kudengar teriakan Pak Riki di antara gaduhnya Gedung Basket itu.. sesuatu seperti ‘awas’ tapi tidak begitu jelas kudengar lanjutannya..
Aku melompat dan memindahkan bola ke tangan kiriku yang memang lebih kuat karena aku Lefty..
10 meter, 5 meter.. sebentar lagi.. aku dapat membawa tim kami unggul lebih jauh!
Aku mengambil ancang ancang untuk melakukan Lay Up,
Samar kudengar teriakan Pak Riki di antara gaduhnya Gedung Basket itu.. sesuatu seperti ‘awas’ tapi tidak begitu jelas kudengar lanjutannya..
Aku melompat dan memindahkan bola ke tangan kiriku yang memang lebih kuat karena aku Lefty..
“SRAAAK!”
Kembali suara merdu itu bernyanyi di telingaku..
Tiba tiba di sudut mataku aku melihat sekelebat sosok berambut keriting yang berlari dan berhenti tepat di depanku, dia seolah olah sedang menunggu bola yang turun dari ring.. tapi entah kenapa firasatku berkata lain! dia pasti merencanakan sesuatu!
Dan akhirnya aku melihat kakinya yang diposisikan tepat di tempat dimana aku akan mendarat..
Tiba tiba di sudut mataku aku melihat sekelebat sosok berambut keriting yang berlari dan berhenti tepat di depanku, dia seolah olah sedang menunggu bola yang turun dari ring.. tapi entah kenapa firasatku berkata lain! dia pasti merencanakan sesuatu!
Dan akhirnya aku melihat kakinya yang diposisikan tepat di tempat dimana aku akan mendarat..
“KREK!”
Suara itu sangat jelas kudengar.. tapi darimana! sepertinya bukan dari rekan rekanku..
Sepertinya berasal dari dalam tubuhku.. tapi darimana!?
Mataku berkunang kunang, sakit yang datangnya seperti Kereta Shinkansen itu menerjangku tanpa ampun!
AKu melirik ke arah sumber sakit itu..
Ternyata pergelangan kaki kananku terkilir parah setelah menginjak sepatu si kriting berengsek itu saat aku mendarat!
Sepertinya berasal dari dalam tubuhku.. tapi darimana!?
Mataku berkunang kunang, sakit yang datangnya seperti Kereta Shinkansen itu menerjangku tanpa ampun!
AKu melirik ke arah sumber sakit itu..
Ternyata pergelangan kaki kananku terkilir parah setelah menginjak sepatu si kriting berengsek itu saat aku mendarat!
AKu meringis kesakitan tanpa bisa mengeluarkan suara mengaduh ataupun teriakan, sakitnya terlalu gilaaaak!
ini pertama kalinya ankle kaki terkilir dan aku tidak mengira sakitnya bakal seperti ini jadinya!
Kulihat Si kriting terkena Technical Foul dari wasit.. dia hanya mengangkat bahunya seolah olah tidak paham atas kesalahan apa sampai dia dihukum wasit..
ini pertama kalinya ankle kaki terkilir dan aku tidak mengira sakitnya bakal seperti ini jadinya!
Kulihat Si kriting terkena Technical Foul dari wasit.. dia hanya mengangkat bahunya seolah olah tidak paham atas kesalahan apa sampai dia dihukum wasit..
Fuck! dasar Rubah keriting!
Pak Riki yang pertama berlari menghampiriku, wajahnya tampak sangat khawatir..
“Aduuuhh Ankle kamu terkilir Sya! jangan! jangan digerakkin dulu! biar bapak gendong kamu!”
Aku baru akan protes dengan berusaha berdiri sendiri tapi langsung jatuh di percobaan pertama..
Damn.. apa cuma sampai disini..
Kulihat tatapan khawatir yang sama datang dari rekan rekan se timku yang sekarang berdiri di dekelilingku..
Damn.. apa cuma sampai disini..
Kulihat tatapan khawatir yang sama datang dari rekan rekan se timku yang sekarang berdiri di dekelilingku..
“Sorry Mar.. Ma’ap ya Khadijah.. I know this is your last game… I..”
Suaraku berhenti tiba tiba.. tercekat dan tertahan di tenggorokanku oleh emosiku yang entah darimana terpicu untuk menangis!
Ko gini si gue.. ga biasanya gue gampang mewek gini! apa segini sakitnya kekalahan itu..
Ko gini si gue.. ga biasanya gue gampang mewek gini! apa segini sakitnya kekalahan itu..
Kurasakan tangan tangan besar Pak Riki menyentuh punggung dan pahaku..
Dia membawaku keluar dari lapangan diiringi tepuk tangan dari orang orang yang menonton pertandingan itu..
Aku di dudukkan di kursi panjang di belakang bench kami.. Dia mengangkat kakiku yang terkilir keatas kursi lalu memgang lembut pergelangan kakiku..
Aku sedikit mengernyit saat dia menekan lembut bagian yang terkilir itu,
Kutatap sosok yang sering kugoda setiap jam sekolah itu.. wajahnya tampak sedih dan sepertinya ada yang menggelayuti pikirannya..
Dia membawaku keluar dari lapangan diiringi tepuk tangan dari orang orang yang menonton pertandingan itu..
Aku di dudukkan di kursi panjang di belakang bench kami.. Dia mengangkat kakiku yang terkilir keatas kursi lalu memgang lembut pergelangan kakiku..
Aku sedikit mengernyit saat dia menekan lembut bagian yang terkilir itu,
Kutatap sosok yang sering kugoda setiap jam sekolah itu.. wajahnya tampak sedih dan sepertinya ada yang menggelayuti pikirannya..
“Ma’af Pak.. gara gara gue terlalu nafsu pengen skor sendirian jadinya..”
“Udah.. gausah dipikirin.. kita balas next time.. duh ini bakal bengkak Sya.. Bapak ambilkan es batu yah?’
Pak Riki baru akan bangkit dari duduknya saat kugenggam pergelangan tangganya erat..
“Please.. stay Pak.. gue.. uhmm.. I need you..”
Pak Riki menghela nafas dan tersenyum..
“Iya.. Bapak ga akan kemana mana ko..”
Akupun ikut tersenyum dan kami berdua akhirnya duduk melihat jalannya pertandingan yang sekarang sudah tidak berimbang itu..
Kulirik sosok disebelahku yang masih betah memegang betisku dan sesekali mengusap usap betisku mungkin tanpa dia sadari, hihihi!
Lalu kudengar Pak Riki mengatakan sesuatu yang saking pelannya hampir hampir tidak dapat kudengar..
Kulirik sosok disebelahku yang masih betah memegang betisku dan sesekali mengusap usap betisku mungkin tanpa dia sadari, hihihi!
Lalu kudengar Pak Riki mengatakan sesuatu yang saking pelannya hampir hampir tidak dapat kudengar..
“What a Sad Sunday.. Huff..”
End of
The Sad Sunday Side Story
The Sad Sunday Side Story
Tidak ada komentar:
Posting Komentar