Side Story
The Future Father in Law
“Sayang.. nanti malem ada acara ga? kita nonton yuk di B*P?”
Bunyi SMS dari Agung mengagetkanku dari lamunan ditengah tengah pelajaran Statistik yang paling kubenci itu..
Jari jariku menari lincah diatas keypad Hape Jadul buatan Korea itu dan membalas sms dari laki lakiyang genap dua tahun ini berhubungan denganku.
Kulihat jam tangan Alba mungil pemberian Agung di tangan kiriku, ternyata baru setengah jam mata kuliah ini berlangsung, tapi rasanya sudah berjam jam aku duduk disini! Aaaakh! pengen cepet cepet keluar deh dari kelas ini trus melukin pacar aku yang kalem itu! hihihihi!
Selly yang duduk disebelah menepuk pundakku,
Jari jariku menari lincah diatas keypad Hape Jadul buatan Korea itu dan membalas sms dari laki lakiyang genap dua tahun ini berhubungan denganku.
Kulihat jam tangan Alba mungil pemberian Agung di tangan kiriku, ternyata baru setengah jam mata kuliah ini berlangsung, tapi rasanya sudah berjam jam aku duduk disini! Aaaakh! pengen cepet cepet keluar deh dari kelas ini trus melukin pacar aku yang kalem itu! hihihihi!
Selly yang duduk disebelah menepuk pundakku,
“Eh Ndri, lu dah bayar Semesteran? minggu depan kan kita UAS..”
DUAAARR!
Aku serasa disambar geledek detik itu juga!
Tidak terasa seminggu lagi UAS akan dilaksanakan, aku sendiri sebenarnya sudah mendapat ultimatum dari TU untuk menyelesaikan urusan SPP sampai H-1 sebelum Ujian atau aku tidak akan mendapat kartu ujian keramat itu!
Aaaakkh! Aku semakin pusing memikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang satu juta lebih dalam waktu kurang dari satu minggu!
Orangtuaku di kampung sebenarnya sudah pasrah akan kelanjutan kuliahku, Bisnis Abah yang terpaksa gulung tikar karena tertipu iming iming investasi emas sekarang hanya tinggal penyesalan yang tidak ada gunanya untuk terus diratapi..
Tapi aku ga mau nyerah gitu aja! Pasti ada jalan.. Pasti! Aku harus bisa membayar kuliahku dan tamat dari kampus jahanam ini bagaimanapun caranya!
Aku serasa disambar geledek detik itu juga!
Tidak terasa seminggu lagi UAS akan dilaksanakan, aku sendiri sebenarnya sudah mendapat ultimatum dari TU untuk menyelesaikan urusan SPP sampai H-1 sebelum Ujian atau aku tidak akan mendapat kartu ujian keramat itu!
Aaaakkh! Aku semakin pusing memikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang satu juta lebih dalam waktu kurang dari satu minggu!
Orangtuaku di kampung sebenarnya sudah pasrah akan kelanjutan kuliahku, Bisnis Abah yang terpaksa gulung tikar karena tertipu iming iming investasi emas sekarang hanya tinggal penyesalan yang tidak ada gunanya untuk terus diratapi..
Tapi aku ga mau nyerah gitu aja! Pasti ada jalan.. Pasti! Aku harus bisa membayar kuliahku dan tamat dari kampus jahanam ini bagaimanapun caranya!
****
Sekarang sudah hari Jumat.. besok kampus pasti libur.. sedangkan aku belum mendapatkan duit yang aku butuhkan!
Sedangkan Senin adalah tenggat yang diberikan oleh pihak kampus…
Sedangkan Senin adalah tenggat yang diberikan oleh pihak kampus…
Hadddduuuhhhh Abaaaah! Neneng pengen Nangiiiiiiiiiis!
Agung sebenarnya sudah menawariku untuk memakai dulu duit sakunya, tapi aku dengan tegas menolak!
kalo sekedar menraktir makan atau nonton di bioskop aku masih mau diajak, tapi kalo sudah persoalan duit sebanyak itu aku tidak mau macam macam dengan Agung!
Aku suka pada sosoknya karena sifatnya yang kalem dan pendiam, meskipun orangtuanya kaya raya dia tidak memamerkan kekayaan yang kalo aku bisa pinjam kata katanya Agung: “Lha wong itu bukan punya’ku kok! ngapain dipamerin..”
huaaah! emang isdebest lah pokona mah laki aku! hihihi!
kalo sekedar menraktir makan atau nonton di bioskop aku masih mau diajak, tapi kalo sudah persoalan duit sebanyak itu aku tidak mau macam macam dengan Agung!
Aku suka pada sosoknya karena sifatnya yang kalem dan pendiam, meskipun orangtuanya kaya raya dia tidak memamerkan kekayaan yang kalo aku bisa pinjam kata katanya Agung: “Lha wong itu bukan punya’ku kok! ngapain dipamerin..”
huaaah! emang isdebest lah pokona mah laki aku! hihihi!
Tapi kembali ke pokok persoalanku sekarang.. Aku hanya memiliki dua hari untuk mengumpulkan uang Satu Juta Dua Ratus untuk melunasi tunggakan SPPku baru aku bisa dengan tenang mengikuti Ujian Akhir Semester, aku memutar otak di kamar kosku yang sempit itu..
Lalu aku teringat dengan teman laki laki Selly yang tempo hari dikenalkan Selly kepadaku waktu kami dugem di Emb**sy, kalo tidak salah namanya Sonny..
Sempat kudengar kabar miring tentang Sonny kalo dia merupakan Germo Kelas Kakap yang hanya menjual mahasiswi mahasiswi bertarif jutaan, apalagi yang masih perawan kabarnya bisa jauh lebih mahal!
Lalu aku teringat dengan teman laki laki Selly yang tempo hari dikenalkan Selly kepadaku waktu kami dugem di Emb**sy, kalo tidak salah namanya Sonny..
Sempat kudengar kabar miring tentang Sonny kalo dia merupakan Germo Kelas Kakap yang hanya menjual mahasiswi mahasiswi bertarif jutaan, apalagi yang masih perawan kabarnya bisa jauh lebih mahal!
Oke.. aku akuin aku sudah tidak perawan lagi saat ini.. Agung pun sudah tahu akan hal itu dan dia tidak terlalu mempermasalahkan masa laluku,
kami memang beberapa kali sudah berhubungan badan, aku sendiri merasa Agung mencintaiku lebih dari sekedar seks.. dia tidak seperti mantanku yang selalu menuntutku untuk melayaninya hampir setiap hari, sampai akhirnya kuputuskan laki laki berengsek itu saat kupergoki sedang bermesraan dengan sahabatku sendiri di WC sekolah! dasar Buaya! huh..
kami memang beberapa kali sudah berhubungan badan, aku sendiri merasa Agung mencintaiku lebih dari sekedar seks.. dia tidak seperti mantanku yang selalu menuntutku untuk melayaninya hampir setiap hari, sampai akhirnya kuputuskan laki laki berengsek itu saat kupergoki sedang bermesraan dengan sahabatku sendiri di WC sekolah! dasar Buaya! huh..
“Hi Son.. Indri nih.. maaf ganggu Son.. gua mo nanya soal itu tuh..
katanya Selly lu bisa jadi perantara buat yang umm.. yang lagi B.U. yah?”
katanya Selly lu bisa jadi perantara buat yang umm.. yang lagi B.U. yah?”
Aku sepertinya sudah kehilangan akal sehatku saat mengirimkan sms itu kepada Sonny.. tapi mau bagaimana lagi! aku sudah Pusing!
Aku menunggu balasan dari Sonny sambil menyisir rambutku di depan kaca.. beberapa menit kemudian hapeku berbunyi, ah! itu pasti Sony!
Saat kubuka ternyata berasal dari Agung..
Aku menunggu balasan dari Sonny sambil menyisir rambutku di depan kaca.. beberapa menit kemudian hapeku berbunyi, ah! itu pasti Sony!
Saat kubuka ternyata berasal dari Agung..
“Sayang.. maaf ya malam ini aku ga bisa ngajak kamu nonton.. Ayahku lagi di Bandung ni..
dia lagi ada meeting di Hotel Pangh***r, jadi aku disuruh nemuin dia kesana.. Maaf banget ya sayaaaang… ”
dia lagi ada meeting di Hotel Pangh***r, jadi aku disuruh nemuin dia kesana.. Maaf banget ya sayaaaang… ”
langsung kulempar hapeku ke kasur!
yaah… jangan ke dinding juga tar rusak dooong.. hehehe..
yaah… jangan ke dinding juga tar rusak dooong.. hehehe..
Percuma dari tadi dandan abis abisan eeehhh malah dicancel mendadak giniiii!
Aku benar benar sedang uring uringan sekarang!
Entah karena masalahku di kampus.. atau mungkin karena PMSku.. karena biasanya tanggal tanggal segini aku biasanya ‘dapet’
dan biasanya tanggal tanggal segini aku lagi horny mulu bawa’anya.. hadeeeeeeehh!
Aku benar benar sedang uring uringan sekarang!
Entah karena masalahku di kampus.. atau mungkin karena PMSku.. karena biasanya tanggal tanggal segini aku biasanya ‘dapet’
dan biasanya tanggal tanggal segini aku lagi horny mulu bawa’anya.. hadeeeeeeehh!
Hapeku berbunyi lagi.. huh! paling dari si Agung lagi!
Aku menyalakan televisi tabung yang kudapat dari hasil patungan dengan Agung, Aku memencet remote mengganti ganti channel tapi sebenarnya aku pun juga bingung apa yang akan aku tonton..
Akhirnya aku mengambil hapeku lalu kubuka inbox sms..
Aku menyalakan televisi tabung yang kudapat dari hasil patungan dengan Agung, Aku memencet remote mengganti ganti channel tapi sebenarnya aku pun juga bingung apa yang akan aku tonton..
Akhirnya aku mengambil hapeku lalu kubuka inbox sms..
ternyata dari Sonny..
“LO SERIUS GA?? gw ga mau kalo cuma panas diawalnya tapi tar tarnya jiper!
Kalo lo SERIUS, dateng ke kamar 205 di Hotel Pangh***r nanti jam 11, gw nunggu di lobi.
Kalo lo serius bales sms ini sekarang juga!”
Kalo lo SERIUS, dateng ke kamar 205 di Hotel Pangh***r nanti jam 11, gw nunggu di lobi.
Kalo lo serius bales sms ini sekarang juga!”
Aku segera mengetik balasan.. tapi saat akan menekan tombol KIRIM, aku ragu ragu..
Apakah ini jalan satu satunya yang kumiliki.. Apakah tidak ada jalan lain selain menjual tubuhku ke lelaki hidung belang yang tidak jelas darimana..
bermacam car kupikirkan untuk melewati dinding penghalang yang bergambar wajah Wage Rudolf Supratman berwarna kebiruan itu.. tapi sepertinya aku tidak memliki jalan lain..
Apakah ini jalan satu satunya yang kumiliki.. Apakah tidak ada jalan lain selain menjual tubuhku ke lelaki hidung belang yang tidak jelas darimana..
bermacam car kupikirkan untuk melewati dinding penghalang yang bergambar wajah Wage Rudolf Supratman berwarna kebiruan itu.. tapi sepertinya aku tidak memliki jalan lain..
Akhirnya kupencet tombol KIRIM…
****
Aku turun dari taksi di depan hotel itu dengan kaki yang gemetar.. Sebelum berangkat tadi aku sempat menelepon Agung untuk memastikan dia sudah tidak berada di sekitar Hotel itu.. Bisa gawat kalo sampe dia memergoki aku sedang memakai baju seseksi ini dan pergi ke hotel pada jam selarut ini!
Entah sejak kapan terakhir kali aku berpakaian seseksi ini.. memang aku sudah tidak pernah lagi memakai high heels dan Rok mini sejak berpacaran dengan Agung, bukannya dia yang ngelarang sih.. , memang dari akunya yang menginginkan untuk berubah.. dunia malam terasa semakin hambar saat kita sudah menginjak semester akhir dan sedang menanti bimbingan skripsi! huuufff..
Aku mebutuhkan beberapa langkah untuk beradaptasi lagi dengan tumit buatan setinggi 7centi itu, Sonny dengan spesifik memberitahukan pakaian seperti apa dan juga sepatu yang dibutuhkan untuk seragamku malam ini, dasar GERMO..
dan aku LONTEnya..
Sosok menjijikkan itu akhirnya kulihat juga.. dia sedang duduk dilobi hotel itu dengan seorang Pria gemuk yang kutaksir sudah sekitar 50tahunan umurnya,
Tampaknya mereka sedangmembicarakan sesuatu yang sangat seru… Aku menghampiri mereka..
Tampaknya mereka sedangmembicarakan sesuatu yang sangat seru… Aku menghampiri mereka..
“Eeeeeh Indri! sini sini duduk sebelah gue! wah kamu canti banget malem ini Ndri! jadi inget pas dulu jaman dugem! hahahaha!”
Aku berusaha memaksakan senyum dan setengah mati berusaha menarik turun ujung rok ku yang seakan tidak menyerah sedari tadi merambat naik ke pangkal pahaku! hadeeeh!
“Oiya ini kenalin Om Yiet, dia yang memesan jasa uumm.. jasa ramah tamah dari kamu! hahahaha!”
Aku mengulurkan tanganku dan menyalami tangan gemuk itu..
“Saya Indri Om..”
Kucoba memasang senyum paling manis yang aku bisa.. Tiba tiba aku berasa ingin muntah saat melihat ekspresi nya yang super mesum itu!”
Sabar Ndri.. sabar… Inget Kuliah kamuuuuu
Aku berulang kali mengingatkan diriku bahwa ini hanya untuk sekali saja dan tidak akan lagi!
Selepas semester ini aku akan mencari pekerjaan part time sambil menyelesaikan skripsiku! titik!
Selepas semester ini aku akan mencari pekerjaan part time sambil menyelesaikan skripsiku! titik!
Sonny berbasa basi sejenak lalu pamit kepada Laki laki yang kalo tidak salah namanya Yiet itu..
Tinggalah aku berdua dengan Laki laki yang sudah membayar Down Payment tubuhku itu!
Tinggalah aku berdua dengan Laki laki yang sudah membayar Down Payment tubuhku itu!
“Gimana kalo kita ke kamar sekarang Nduk??”
Aku mengangguk pelan dan mengikutinya ke arah lift..
Belum sempat Lift itu menutup, tubuhku langsung ditubruk oleh Om Yiet..
Belum sempat Lift itu menutup, tubuhku langsung ditubruk oleh Om Yiet..
“hmmmm.. kamu wangi banget Nduuuuk! Om Senenng banget yang tipe kaya kamu gini!”
Dia meremas payudaraku dari luar blus tipis yang kupakai itu.. pantatku pun tidak luput dari gerayangan tangannya yang gemuk itu..
tanpa kusadari aku sedikit melenguh saat jari jari nakalnya menyusup masuk ke dalam rokku dan membelai vaginaku..
tanpa kusadari aku sedikit melenguh saat jari jari nakalnya menyusup masuk ke dalam rokku dan membelai vaginaku..
“uuufff,, Om… ssssttt! ntar aja dikamar ya.. takut ada orang nih..”
Aku mendorong badannya menjauh sehalus mungkin takut menyinggung perasaannya..
Pintu Lift itu terbuka dan dia menarik tanganku untuk mengikutinya, dikeluarkannya kunci kartu kamar lalu kamipun masuk ke kamar 205 itu…
Pintu Lift itu terbuka dan dia menarik tanganku untuk mengikutinya, dikeluarkannya kunci kartu kamar lalu kamipun masuk ke kamar 205 itu…
****
“Nduuuuk??? ko lama banget dikamar mandinya?? Om dah ga tahan nih..”
“i..iya Om.. bentar yaah, Indri lagi bebersih Om..”
Hampir setengah jam aku berdiri mematung di depan kaca wastafel kamar mandi itu..
Blus dan Rok ku sudah tersampir di gantungan di balik pintu kamar mandi..
Tubuhku kini hanya tertutupi oleh Bra Dan Panties Ungu yang tipis dan menampilkan bayangan samar puting payudara dan garis samar vaginaku..
Kuremas perlahan pantatku sambil terus memandang tubuhku yang sebentar lagi akan dijamah Laki laki ketiga setelah mantan dan pacarku Agung..
Aku berjalan ke arah pintu dan kupegang handle pintu kamar mandi itu..
Aku berjalan ke arah pintu dan kupegang handle pintu kamar mandi itu..
“Maafin aku Gung..”
End of 1st Act
PRESENT DAY
Pondok PHP, Cigadung.
Pondok PHP, Cigadung.
Masih terbayang wajah Mas Agung saat melihatku tadi malam..
Ekspresi marah.. kecewa.. sedih.. hancur.. semua bagai bersatu di raut wajahnya yang kelihatan menua itu..
Apa yang telah kulakukan.. Aku telah menelantarkan anak anak dan suamiku sendiri hanya oleh karena..
Ekspresi marah.. kecewa.. sedih.. hancur.. semua bagai bersatu di raut wajahnya yang kelihatan menua itu..
Apa yang telah kulakukan.. Aku telah menelantarkan anak anak dan suamiku sendiri hanya oleh karena..
nafsu..
INI SEMUA SALAH RIKI!
Tidak! tidak! ini bukan salah Riki, dari awal memang aku yang menggodanya..
Yang awalnya hanya iseng belaka berlanjut ke Bukit Bintang.. dan…
AAAAKKHH! Kepalaku terasa nyut nyutan memikirkan itu semua!
Yang awalnya hanya iseng belaka berlanjut ke Bukit Bintang.. dan…
AAAAKKHH! Kepalaku terasa nyut nyutan memikirkan itu semua!
I need something.. anything to make this pain go away!
Aku mencari cari hapeku untuk segera menghubungi Riki dan Nita yang tadi pamit mau pergi ke kantor Ceu Mirna..
Entah dimana semalam tergelatak setelah hape itu kulempar..
Entah dimana semalam tergelatak setelah hape itu kulempar..
Pandanganku tertumbuk pada Buku Gambar itu lagi..
tanpa disuruh tanganku terjulur mengambil buku itu, kubuka satu persatu gambar gambar anak tertuaku itu..
Gambar terakhir yang sempat kulihat semalam itu kembali menohok hatiku!
Mataku nanar memandang empat Manusia Lidi yang sedang saling berpegangan tangan itu..
Empat nama yang terpampang di atas kepala kepala bulat itu kembali membawaku jatuh ke bumi setelah cukup lama aku terbang dan melupakan rumah tanggaku..
Tiba tiba ada lingkaran lingkaran kecil bermunculan di atas gambar itu.. lingkaran itu semakin membesar seperti memiliki nyawa..
tanpa disuruh tanganku terjulur mengambil buku itu, kubuka satu persatu gambar gambar anak tertuaku itu..
Gambar terakhir yang sempat kulihat semalam itu kembali menohok hatiku!
Mataku nanar memandang empat Manusia Lidi yang sedang saling berpegangan tangan itu..
Empat nama yang terpampang di atas kepala kepala bulat itu kembali membawaku jatuh ke bumi setelah cukup lama aku terbang dan melupakan rumah tanggaku..
Tiba tiba ada lingkaran lingkaran kecil bermunculan di atas gambar itu.. lingkaran itu semakin membesar seperti memiliki nyawa..
Ternyata air mataku tanpa sadar menitik membasahi karya masterpiece Praapta..
Praapta.. anak tertuaku.. anak kebanggaan Suamiku..
Aku ingat saat pertama dia menggendong Praapta.. wajahnya begitu bersinar.. Setiap kami bertemu dengan teman temannya dia selalu membanggakan Jagoan kecilnya.. Penerus keturunannya.. tapi…
Aku ingat saat pertama dia menggendong Praapta.. wajahnya begitu bersinar.. Setiap kami bertemu dengan teman temannya dia selalu membanggakan Jagoan kecilnya.. Penerus keturunannya.. tapi…
11 Years Ago
Room 205, Hotel Pangh***r, Bandung
Room 205, Hotel Pangh***r, Bandung
Dinginnya AC di kamar itu membuatku bergidik..
Aku kini berdiri di tepi ranjang dengan tubuh nyaris telanjang! Puting payudaraku semakin tegak mengacung entah karena dinginnya ruangan atau karena aku sendiri sudah terangsang.. uuugghh.. aku ga berani mencari tahu jawabannya..
Aku kini berdiri di tepi ranjang dengan tubuh nyaris telanjang! Puting payudaraku semakin tegak mengacung entah karena dinginnya ruangan atau karena aku sendiri sudah terangsang.. uuugghh.. aku ga berani mencari tahu jawabannya..
“Loh ko diem aja sih Nduk.. coba kamu nari dulu disitu.. Om pengen liat!”
Pria tambun itu mengganti chanel televisi dan menemukan saluran yang khusus menayangkan video musik itu..
Lagu ‘Waterfall’ dari Trio TLC mengalun mengisi keheningan kamar nomor 205 itu.. Aku menarik nafas dalam dalam dan mulai menggoyangkan pinggulku mengikuti irama lagu slow R n’ B itu.. Aku memutar tubuhku dan menghadiahkan Om genit itu pemandangan bagian belakang tubuhku..
Aku semakin hanyut dalam suasana mesum yang semakin lama semakin terasa di kamar itu..
terlebih saat kulirik si Om, dia sudah mengurut pelan batang penisnya sambil tersenyum mesum memandangku.. atau lebih tepatnya tubuhku..
Lagu ‘Waterfall’ dari Trio TLC mengalun mengisi keheningan kamar nomor 205 itu.. Aku menarik nafas dalam dalam dan mulai menggoyangkan pinggulku mengikuti irama lagu slow R n’ B itu.. Aku memutar tubuhku dan menghadiahkan Om genit itu pemandangan bagian belakang tubuhku..
Aku semakin hanyut dalam suasana mesum yang semakin lama semakin terasa di kamar itu..
terlebih saat kulirik si Om, dia sudah mengurut pelan batang penisnya sambil tersenyum mesum memandangku.. atau lebih tepatnya tubuhku..
I seen a rainbow yesterday
But too many storms have come and gone
Leavin’ a trace of not one God-given ray
Is it because my life is ten shades of gray
I pray all ten fade away
Seldom praise Him for the sunny days
But too many storms have come and gone
Leavin’ a trace of not one God-given ray
Is it because my life is ten shades of gray
I pray all ten fade away
Seldom praise Him for the sunny days
Lirik lagu itu seakan turut berkonspirasi mendukung situasiku yang pelik..
Tapi bukan Indri namanya kalo akan menyerah begitu saja!
Aku kembali berputar dan kali ini entah setan darimana yang datang membisiki..
Aku meremas kedua payudaraku sambil menggigit bibir bawahku dan menatap tajam ke arah Om Yiet..
Tapi bukan Indri namanya kalo akan menyerah begitu saja!
Aku kembali berputar dan kali ini entah setan darimana yang datang membisiki..
Aku meremas kedua payudaraku sambil menggigit bibir bawahku dan menatap tajam ke arah Om Yiet..
Perlahan kedua lututku menaiki ranjang King Size itu dan dengan bertumpu pada kedua tangan, aku merangkak mendekati dia..
Tangan gemuknya yang tadi perlahan mengurut batang penis kini berubah semakin cepat dengan brutal menyiksa batang kemaluannya sendiri sambil terus meracau!
Tangan gemuknya yang tadi perlahan mengurut batang penis kini berubah semakin cepat dengan brutal menyiksa batang kemaluannya sendiri sambil terus meracau!
“Ooooh Nduuuk! kamu nakal sekali menggoda Om kaya giniii… Sini Nduuukk isep punya Om sekaraaaang.. Om dah ga kuaaat laggiiiiihh!”
Aku memposisikan diriku bersimpuh disampingnya.. Aku tepiskan tangan gemuk itu dari batang penisnya dan mulai mengocok penis yang ternyata lumayan itu..
Hmmm.. paling engga bukan penis letoy seperti gosip yang sering kudengar tentang pria setengah baya..
Batang penis itu terlihat memerah di depan wajahku.. aroma khas kemaluan pria itu merajai indera penciumanku dan tanpa aku sadari bibirku bergerak maju dan sesaat kemudian batang penis itu sudah hilang dari pandanganku!
Hmmm.. paling engga bukan penis letoy seperti gosip yang sering kudengar tentang pria setengah baya..
Batang penis itu terlihat memerah di depan wajahku.. aroma khas kemaluan pria itu merajai indera penciumanku dan tanpa aku sadari bibirku bergerak maju dan sesaat kemudian batang penis itu sudah hilang dari pandanganku!
“Eeeemmmphh! eeempph! slluuurrpp!”
Bunyi mesum itu seakan begitu keras terdengar mengalahkan suara lagu dari suatu boyband terkenal yang aku sudah lupa namanya..
“Aaaaahh Nduuukk seponganmu maanteeeph! Uuuuhh!”
Kedua tangan gemuk itu menggenggam erat kepalaku dan memaksaku menelan lebih banyak lagi batang berurat itu..
kurasakan penis Om Yiet seakan membengkak di dalam rongga mulutku dan tiba tiba..
kurasakan penis Om Yiet seakan membengkak di dalam rongga mulutku dan tiba tiba..
“Aaaaarrrgghh! Nduuukk Teleeen Nduuuk! Teelleeenn pejuh Om semuaaa jangan ada yang sisaaaa!”
“Gulp! Gulp! Gulp!”
Tanpa bisa menghindar semprotan pejuh lengket itu mengisi rongga mulut dan tenggorokanku..
terpaksa aku menelannya sambil mengenyahkan keinginan untuk muntah!
terpaksa aku menelannya sambil mengenyahkan keinginan untuk muntah!
Kedutan penis itu melemah.. kepalakupun sudah bebas dari genggaman erat laki laki itu.. tapi entah kenapa aku masih saja mengulum dan menjilat batang penis itu sampai licin mengkilat!
duuuhh Ndriiii kumat lagi deh kamu…
Hati kecilku kembali bersuara.. meskipun kali ini suaranya seperti terdengar lirih dan tidak meyakinkan..
Hati kecilku kembali bersuara.. meskipun kali ini suaranya seperti terdengar lirih dan tidak meyakinkan..
“Huaah! gila kamu ngisepnya Nduk! banyak pengalaman kayaknya ya??”
Aku hanya tersenyum menanggapi pujiannya.. batang penis yang masih dalam genggamanku itu ternyatamasih berdiri tegak mengacung padahal baru saja aku dia keluar di mulutku.. boleh juga ni si Om..
Om Yiet yang sepertinya paham dengan kebingunganku langsung nyeletuk,
“Memang hebat khasiat pil yang diberikan Sonny tadi di lobby, biasanya Om udah lemes loh abis sekali nge crot! hehehe!”
hmmm.. pantes masih berdiri.. sialan si Sonny!
“Lepas BHmu Nduk.. Om pengen liat susumu kaya gimana..”
Tanganku perlahan bergerak kepunggungku dan melepas kait behaku..
Payudaraku yang seharian terkungkung langsung meloncat kegirangan setelah akhirnya dilepaskan dari penjaranya..
Tanpa disuruh.. aku meremas kedua payudaraku dan mencubit putingku dengan keras..
Payudaraku yang seharian terkungkung langsung meloncat kegirangan setelah akhirnya dilepaskan dari penjaranya..
Tanpa disuruh.. aku meremas kedua payudaraku dan mencubit putingku dengan keras..
“mmmhh! sssshhhhsstt… suka ga Om liat susunya eNeng?”
“Su..suka banget Nduk! Om SUKA BANGET!”
Sejurus kemudian, bibirnya langsung menyosor payudaraku.. sekujur permukaannya habis digigit, dihisap..
sampai meninggalkan beberapa bekas cupangan disana sini..
sampai meninggalkan beberapa bekas cupangan disana sini..
“Uuuugghh pelan pelan Om.. eNeng sakiiit!”
Permintaanku dianggap angin lalu.. tanpa babibu pinggangku direngkuhnya, tubuhku dibaringkan di atas kasur empuk itu..
Kedua tangannya dengan sigap segera menarik turun karet celana dalamku..
Celana dalam berwarna ungu itu terbang ke pojok kamar dan tubuhku kini polos tanpa ada sehelai benangpun!
Kedua tangannya dengan sigap segera menarik turun karet celana dalamku..
Celana dalam berwarna ungu itu terbang ke pojok kamar dan tubuhku kini polos tanpa ada sehelai benangpun!
Matanya nanar memandang.. aahh.. tidak tidak! melotot ke arah pangkal pahaku..
Aku seperti kijang yang sudah tertangkap oleh Serigala Jahat yang sekarang sudah bersimpuh diantara kedua pahaku..
diangkatnya kedua pahaku dan disampirkannya betisku di kedua pundaknya..
Aku seperti kijang yang sudah tertangkap oleh Serigala Jahat yang sekarang sudah bersimpuh diantara kedua pahaku..
diangkatnya kedua pahaku dan disampirkannya betisku di kedua pundaknya..
“Siap ya Nduk.. Om masukin sekarang!”
“AAAAAAKKKHH! pe.. pelaaan Oooohhmm! Aaaakkhh!”
Vaginaku yang belum sepenuhnya terlumasi tiba tiba terasa penuh! rasa perih langsung menjalar mengirim sinyal ke otakku seakan sebatang tongkat disodokkan dengan paksa ke liang rahimku!
“Clak! clak! clak!”
Bunyi kantung pelirnya yang bertumbukkan dengan pantatku menandakan dia sudah memasukkan seluruh batang penisnya..
Air mataku menitik menahan perih yang terus menerus mendera.. tapi.. tanpa kusadari tubuhku cepat beradaptasi..
Vaginaku yang tadinya cukup kering itu sekarang sudah becek dan mengeluarkan suara suara mesum yang semakin membuat si Om kesetanan memompa penisnya ke liang rahimku!
Air mataku menitik menahan perih yang terus menerus mendera.. tapi.. tanpa kusadari tubuhku cepat beradaptasi..
Vaginaku yang tadinya cukup kering itu sekarang sudah becek dan mengeluarkan suara suara mesum yang semakin membuat si Om kesetanan memompa penisnya ke liang rahimku!
“Aaaakkkhh! Nduuukk! Memekmu enaaak Bangeeett! Om mau keluaar lagiii! Aaarrrggghh!”
“Ja..jangaan Om! jangan keluarin di dalaam!”
Tapi sudah terlambat! performa kencang Om Yiet yang dalam lima menit sudah ejakulasi itu sama sekali tidak memuaskanku!
Aku yang terlanjur sudah mulai menikmati kini malah jadi terasa nanggung dan itu paling tidak aku sukai!
mana dia keluarin di dalam lagi! Huh! sedangkan Agung saja tidak pernah aku biarkan mengeluarkan spermanya di dalam liang rahimku..
Duh.. gimana kalau hamil…
Aku yang terlanjur sudah mulai menikmati kini malah jadi terasa nanggung dan itu paling tidak aku sukai!
mana dia keluarin di dalam lagi! Huh! sedangkan Agung saja tidak pernah aku biarkan mengeluarkan spermanya di dalam liang rahimku..
Duh.. gimana kalau hamil…
Suar “PLOP” terdengar saat Om Yiet bergerak mundur dan rebah disampingku..
“Huaaah! puas Om sama pelayanan kamu Nduk.. kapan kapan lagi yah pas Om ada meeting di Bandung, Gimana??”
Aku tidak menjawab pertanyaannya.. Aku segera bangkit dari ranjang dan mencari pakaian dalamku yang bertebaran..
Setelah kutemukan, aku langsung menghambur ke kamar mandi..
Setelah kutemukan, aku langsung menghambur ke kamar mandi..
Kuarahkan gagang shower itu ke vaginaku berharap dapat menyiram bersih sperma yang dikeluarkan Om berengsek itu..
tapi aku tahu kalo itu percuma kalo saja sudah ada satu yang lolos dan berhasil dibuahi..
hhuufff… aku bergidik ngeri membayangkan perutku yang membulat besar mengandung bayi dari Om Genit itu!
tapi aku tahu kalo itu percuma kalo saja sudah ada satu yang lolos dan berhasil dibuahi..
hhuufff… aku bergidik ngeri membayangkan perutku yang membulat besar mengandung bayi dari Om Genit itu!
****
Amplop gemuk itu tidak kuintip lagi isinya..
aku teringat kata kata si Om saat kami berpisah di depan kamarnya..
aku teringat kata kata si Om saat kami berpisah di depan kamarnya..
“Inget ya Nduk.. kamu ga usah kasih opo opo meneh ke si Sontoloyo itu!
itu khusus buat kamu.. nanti Om kabari Sonny kalo ke Bandung lagi..”
itu khusus buat kamu.. nanti Om kabari Sonny kalo ke Bandung lagi..”
Senyum tipis mengembang di bibirku..
Ternyata mendapatkan uang sebanyak ini sangat gampang! hihihi!
Tinggal buka kakimu lebar lebar dan uang pun langsung kudapatkan!
Ternyata mendapatkan uang sebanyak ini sangat gampang! hihihi!
Tinggal buka kakimu lebar lebar dan uang pun langsung kudapatkan!
tapi..
Tidak Ndri! kamu sudah berjanji ke dirimu sendiri kalo ini cuma akan terjadi sekali saja seumur hidupmu!
Kali ini suara hati kecilku lantang berteriak mengingatkanku.. hehehe!
taksi biru yang kunaiki sudah hampir dekat dengan pertigaan cimbeuleuit.. Aku segera memasukkan amlop itu ke tas kecilku..
Hmm.. aku bisa tidur nyenyak malam ini!
Kali ini suara hati kecilku lantang berteriak mengingatkanku.. hehehe!
taksi biru yang kunaiki sudah hampir dekat dengan pertigaan cimbeuleuit.. Aku segera memasukkan amlop itu ke tas kecilku..
Hmm.. aku bisa tidur nyenyak malam ini!
End of 2nd Act
3rd Act
Udara di senin pagi ini terasa segar.. Entah kenapa khusus hari ini aku tidak ingin memasang status I HATE MONDAY di halaman facebook ku, hehehe!
Aku memeluk erat Agung yang mengantarkanku dengan motornya ke Kampus Universitas Par*******an,
Pagi yang cerah itu seakan ingin berkata kalau semuanya bakal lancar hari ini..
Aku sudah membawa sejumlah uang yang dibutuhkan untuk membayar SPP, dan selasa aku sudah bisa mengikuti UAS.
Lalu akhirnya bulan depan aku bisa mulai dengan bimbingan skripsiku! hehehe!
Aku memeluk erat Agung yang mengantarkanku dengan motornya ke Kampus Universitas Par*******an,
Pagi yang cerah itu seakan ingin berkata kalau semuanya bakal lancar hari ini..
Aku sudah membawa sejumlah uang yang dibutuhkan untuk membayar SPP, dan selasa aku sudah bisa mengikuti UAS.
Lalu akhirnya bulan depan aku bisa mulai dengan bimbingan skripsiku! hehehe!
Aku kembali teringat tadi malam saat ku telepon Orangtuaku dirumah ,
Abah berkali kali mengulang pertanyaannya berusaha memastikan aku sedang tidak bercanda dengannya!
Abah berkali kali mengulang pertanyaannya berusaha memastikan aku sedang tidak bercanda dengannya!
“Yang BENER Neng?? Ya Ampuuunn Syukuur deeeh anak Abah bisa lanjut deui sakolah! hahahaha!”
Terdengar suara Ibuku mengkoreksi untuk keseribu kalinya..
“Kuliaaaah Abaaaaah Kaseeep, kuliaaaah! lain sakolaaaaah…”
Terdengar suara Ibuku mengkoreksi untuk keseribu kalinya..
“Kuliaaaah Abaaaaah Kaseeep, kuliaaaah! lain sakolaaaaah…”
Aku sendiri cekikikan mendengar mereka berdebat tentang sebutan mana yang paling benar, hihihihi!
Tidak lupa aku berjanji akan mengirimkan uang untuk membantu meringankan Ibuku berbelanja untuk mengisi warung kelontongnya dikampung..
Tidak lupa aku berjanji akan mengirimkan uang untuk membantu meringankan Ibuku berbelanja untuk mengisi warung kelontongnya dikampung..
Tidak terasa sampai juga di pelataran parkir kampus, aku segera menarik tangan Agung dan mengajaknya ke warung makan yang terletak diseberang kampus itu, saat sampai diwarung itu, Agung menahan tanganku, wajahnya tampak ragu..
“Ehmm.. aku dah makan ko sayang.. kamu aja yang makan yah aku temenin.. hehehe!”
Aku mengerti benar maksud dari Agung! Kembali ketarik tangannya kali ini dengan sedikit paksaan, akhirnya dia mengalah dan mengikutiku
Setelah memilih makanan, aku mencubit pinggangnya dengan gemas,
Setelah memilih makanan, aku mencubit pinggangnya dengan gemas,
“Agung sayaaang, aku baru dapet rejekiii, jadi sekarang aku yang bayarin yaaa, jangan ngomong kaya tadi lagi! ngerti?”
“adduuuuhh! iya iyaaa, maaf yaa.. Aku cuma.. emm.. cuma ga mau kamu boros aja..”
Tidak tahan melihat ekspresi polosnya, kucium pipinya.. Agung langsung kaget sambil clingak clinguk melihat keadaan, hihihi!
Aku meraih tangannya diatas meja lalu kuremas perlahan sambil berbisik ke telinganya..
Aku meraih tangannya diatas meja lalu kuremas perlahan sambil berbisik ke telinganya..
“Sayang deh sama kamu Gung”
TWO MONTHS LATER…
Aku terbangun mendadak subuh itu, padahal aku baru saja bermain cinta semalaman dengan Agung, dan tidak seharusnya aku bangun jam jam segini..
Ada suatu dorongan mendadak yang menyerang dari arah ulu hatiku.. aku segera berlari ke kamar mandi dan tidak lama setelah kubuka tutup toilet aku langsung muntah muntah tapi anehnya tanpa ada makanan apapun yang kumuntahkan selain ludahku.. keinginan muntah itu datang terus menerus sampai sampai perutku seperti diikat dengan seutas tali baja!
Ada suatu dorongan mendadak yang menyerang dari arah ulu hatiku.. aku segera berlari ke kamar mandi dan tidak lama setelah kubuka tutup toilet aku langsung muntah muntah tapi anehnya tanpa ada makanan apapun yang kumuntahkan selain ludahku.. keinginan muntah itu datang terus menerus sampai sampai perutku seperti diikat dengan seutas tali baja!
Pintu kamar mandi terbuka, rupanya Agung juga terbangun mendengar suara muntahanku..
“Kamu kenapa sayang?? ko muntah muntah gitu?”
“Gatau nih Gung.. Apa maagh aku kumat lagi yah..”
Entah kenapa aku mengatakan soal Maagh.. sebenarnya jadwal menstruasiku sudah terlewat hampir dua bulan yang lalu!
Awalnya aku mengira itu karena stres menghadapi UAS dan masalah kampus seperti biasa..
Dulupun aku pernah telat menstruasi saat akan menghadapi EBTANAS saat SMA, tapi ini lain..
Aku merasa ada yang lain dengan tubuhku.. tombol Flush itu kutekan dan setelah membersihkan wajahku sekenanya aku langsung bergegas mengambil dompet diatas meja belajarku.. Agung yang terheran heran masih berdiri di pintu kamar mandi..
Awalnya aku mengira itu karena stres menghadapi UAS dan masalah kampus seperti biasa..
Dulupun aku pernah telat menstruasi saat akan menghadapi EBTANAS saat SMA, tapi ini lain..
Aku merasa ada yang lain dengan tubuhku.. tombol Flush itu kutekan dan setelah membersihkan wajahku sekenanya aku langsung bergegas mengambil dompet diatas meja belajarku.. Agung yang terheran heran masih berdiri di pintu kamar mandi..
“Bentar Sayang.. aku mo beli sarapan dulu yah..”
Tidak jauh dari kostku ada mini market yang buka 24 jam.. aku segera masuk dan menghampiri rak yang biasanya berisi obat obatan.. kondom..
Nah! itu dia! Test Pack! aku ambil dua merk sekaligus lalu tidak lupa kuambil beberapa roti untuk meyakinkan alibiku ke Agung..
Akang penjaga kasir melihat sekilas testpack itu lalu melirikku penuh arti saat aku membayar barang barang itu..
Persetan dengan dia! Aku segera berlari keluar dari Mini Market itu, bahkan aku tidak lagi memperdulikan Akang yang memanggilku dari dalam mini market sambil memegang uang kembalianku!
Nah! itu dia! Test Pack! aku ambil dua merk sekaligus lalu tidak lupa kuambil beberapa roti untuk meyakinkan alibiku ke Agung..
Akang penjaga kasir melihat sekilas testpack itu lalu melirikku penuh arti saat aku membayar barang barang itu..
Persetan dengan dia! Aku segera berlari keluar dari Mini Market itu, bahkan aku tidak lagi memperdulikan Akang yang memanggilku dari dalam mini market sambil memegang uang kembalianku!
Nafasku tersengal sengal sampai di depan kamar, Agung yang sedang duduk dipinggir kasur tidak kuhiraukan, aku langsung melesat ke kamar mandi dan mengunci pintu kamar mandi itu..
5 menit… 10 menit.. 15 menit.. dengan gelisah aku masih saja duduk diatas toilet itu.. menunggu hasil dari Test Pack itu..
5 menit… 10 menit.. 15 menit.. dengan gelisah aku masih saja duduk diatas toilet itu.. menunggu hasil dari Test Pack itu..
dua garis perlahan muncul seakan disulap oleh batang kecil yang basah itu..
hmm apa artinya..
kubolak balik petunjuk pemakaian di bungkusan test pack itu,
kubolak balik petunjuk pemakaian di bungkusan test pack itu,
SATU GARIS BERARTI NEGATIF
oohh..
oohh..
DUA GARIS BERARTI POSITIF
oohh..
oohh..
Aku kembali melihat stick kecil yang bentuknya seperti stick ice cream itu..
DUA GARIS…
“HUAAAAAAA! AGUUUUUUUNGGGGGGGG!”
Aku keluar dari kamar mandi sambil menangis sesenggukan, Agung yang melihat tanganku yang masih menggenggam erat Test Pack itu langsung memelukku erat..
“Udah.. udah.. Aku pasti bertanggung jawab ko… kamu jangan nangis dong..”
Aku bukan menangisi soal itu.. Aku yakin sekali Agung tidak pernah sekalipun mengeluarkan spermanya di dalam rahimku sejak pertama kami berpacaran!
hanya satu orang yang mengisi rahimku.. dan itu sudah dua bulan yang lalu…
hanya satu orang yang mengisi rahimku.. dan itu sudah dua bulan yang lalu…
Aku kembali menangis sejadi jadinya dipelukan Agung..
***
sepanjang perjalanan didalam travel aku hanya merenung..
Aku lebih banyak diam dan memandang pemandangan di sekitar Tol Cipularang yang masih dalam tahap percobaan itu..
Agung bersikeras mengajakku ikut serta untuk dikenalkan ke orang tuanya..
usia kandunganku sudah menginjak 3 bulan dan perutku mulai membesar.. aku terpaksa mengambil cuti semester dan berbohong ke orangtuaku dengan alasan akan mengambil kerja full time untuk membayar uang kuliah setelah cuti nanti..
Aku lebih banyak diam dan memandang pemandangan di sekitar Tol Cipularang yang masih dalam tahap percobaan itu..
Agung bersikeras mengajakku ikut serta untuk dikenalkan ke orang tuanya..
usia kandunganku sudah menginjak 3 bulan dan perutku mulai membesar.. aku terpaksa mengambil cuti semester dan berbohong ke orangtuaku dengan alasan akan mengambil kerja full time untuk membayar uang kuliah setelah cuti nanti..
Agung merapatkan duduknya dan membelai lembut rambutku.. entah bagaimana caraku untuk memberitahunya kalo sebenarnya bukan dia yang bertanggung jawab atas si jabang bayi yang berada di kandunganku sekarang ini..
aaah sudahlah.. aku semakin pusing memikirkannya.. huuff…
aaah sudahlah.. aku semakin pusing memikirkannya.. huuff…
***
“Ndrii.. kita udah sampai ni..”
Aku terbangun oleh guncangan lebut di bahuku.. ternyata kami sudah sampai didepan rumah besar berpagar hitam itu..
ternyata Orangtua Agung benar benar kaya raya… Aku turun dari travel dan akan mengangkat travel bag kecilku tapi ditahan oleh Agung..
Aku terbangun oleh guncangan lebut di bahuku.. ternyata kami sudah sampai didepan rumah besar berpagar hitam itu..
ternyata Orangtua Agung benar benar kaya raya… Aku turun dari travel dan akan mengangkat travel bag kecilku tapi ditahan oleh Agung..
“Udah ga usah.. aku aja..”
Aku tersenyum lemah tidak kuasa menatap wajah laki laki yang sudah terlalu baik itu..
aku ga pantes buat kamu Gung! Aku.. aaakkh!
Kuikuti langkahnya ke arah teras rumah yang asri dengan pot bunga disana sini..
setelah beberapa kali memencet bel akhirnya pintu itu terbuka..
Seorang wanita tinggi ramping dengan rambut yang pendek sebahu membukakan pintu..
setelah beberapa kali memencet bel akhirnya pintu itu terbuka..
Seorang wanita tinggi ramping dengan rambut yang pendek sebahu membukakan pintu..
“Tante.. Ibu sama Ayah dirumah??”
Oohh.. ini Tantenya Agung ternyata..
Aku ikut menyalami wanita yang sekarang terlihat bingung dengan keberadaanku saat itu.. Kami dibawanya ke ruang tengah.. disitu ada seorang wanita yang sedang duduk dengan seorang pria yang duduk membelakangi kami, itu pasti Ibunya..
“Ooohh! dah dateng kamu Gung,, duh anakku makin ganteng aja deh tiap ketemu! sini peluk Ibu dulu!
Eh.. ini siapa yah Gung.. ko Ibu belum dikenalin..”
Eh.. ini siapa yah Gung.. ko Ibu belum dikenalin..”
Wajahnya yang tadi hangat sekarang berubah dingin menatapku.. terasa sekali aura ketidaksenangannya akan kehadiranku ditengah keluarganya,
“Oiya Bu, Yah.. ini kenalin pacar Agung.. Indri..”
Laki laki yang tadi masih membaca koran dan membelakangi kami itu membalikkan tubuhnya..
Aku jarang sekali lupa dengan teman atau kenalan baru.. meskipun aku baru bertemu lagi setelah beberapa lama, minimal aku masih kenal-muka istilahnya mah..
dan sosok ini tidak akan pernah bisa kulupakan!
Aku jarang sekali lupa dengan teman atau kenalan baru.. meskipun aku baru bertemu lagi setelah beberapa lama, minimal aku masih kenal-muka istilahnya mah..
dan sosok ini tidak akan pernah bisa kulupakan!
Perut tambun itu..
Wajah mesum itu..
Tangan gemuk yang sedang memegang koran itu!
Wajah mesum itu..
Tangan gemuk yang sedang memegang koran itu!
OM YIET!
End of
The Future Father in Law
Tidak ada komentar:
Posting Komentar