Cerita Plus Plus

Cerita Seks dan 17 Plus Plus Cerita Panas Cerita Dewasa Cerita Ngentot Pengalaman ML Pengalaman Sex Pengalaman Seks Meniduri Pembantu

window.open('http://graizoah.com/afu.php?zoneid=3334601')

Rabu, 28 Oktober 2015

The PE Teacher – Part 52

Chapter 29
The Game
Keran air di wastafel toilet itu terus mengucurkan air.. Aku masih memikirkan permintaan.. bukan! lebih tepatnya PERINTAH dari Odel beberapa saat yang lalu.
Dia ternyata memiliki gambar gambarku sedang dalam keadaan setengah bugil! ada gambarku yang di close up dengan mulutku yang setengah mangap saat lagi pingsan,
ada pulak gambar si Jenderal Otong sedang posisi Tegak tersenyum manis kearah kamera! Shit!
Apa yang harus aku lakukan! Aaaaarrgghh kenapa jadi ribet gini sih!
Seharusnya Odel sebagai manajerku bisa membantuku menenangkan pikiranku saat saat genting seperti ini!
Belum lagi Teh Indri yang memutuskan untuk datang nanti sore ke kosanku!
Ini malah membuatku tidak konsentrasi lagi jadinya.. hadeeeeehhh….
Kubasuh kembali wajahku entah untuk yang keberapa kali.. kutepuk tepuk pipiku dan segera keluar dari toilet dan menuju Gedung Basketball Indoor Sekolahku itu.
Saat aku masuk ternyata gedung itu sudah ramai, sudah banyak murid murid dari Sekolah Internasional lain yang berkerumun di sekeliling lapangan,
Aku menghampiri murid muridku yang semuanya sudah memakai kostumnya masing masing, Tim Putra terlihat gagah dengan Warna dasar Biru nya dan Tim Putri Terlihat manis dan tentunya sexy dengan kostum basket mereka yang cukup ketat dan berwarna pink.
Aku memanggil mereka berkumpul dalam satu lingkaran untuk memberikan briefing terakhir sebelum pertandingan pertama bagi anak anak kelas 10 dan 11, tapi mungkin juga yang terakhir bagi anak anak kelas 12, karena ini adalah tahun terakhir mereka untuk berkesempatan mencatatkan namanya di buku sejarah Sekolah kami.
“Okay, Listen up!
Bapak sadar ini turnamen pertama kita setelah bertahun tahun sekolah ini tidak mengikuti ajang olahraga apapun,
Turnamen ini menggunakan sistem gugur, jadi kalau kalah yaaa masuk kotak!
tapi kalian tidak usah takut, justru lawan kita tidak dapat membaca kekuatan kita dan mungkin disitu blindspot mereka!
Hans.. kamu adalah yang paling senior di tim putra, bapak minta kamu bisa membimbing teman temanmu yang lain di lapangan!
Alisya.. kamu masih kelas 11, tapi skill dan ketenangan kamu dalam membawa bola sudah diatas rata rata, jadi sudah tugas kamu untuk membuat teman teman disekelilingmu jadi lebih baik, ngerti kamu?”
Hans dan Alisya saling berpandangan sejenak lalu kembali menatapku, kali ini aku dapat melihat keercayaan diri yang seakan bersinar terang di mata kedua kapten itu, Keduanya menganggukkan kepala mereka,
“Yes Sir!”
Aku cukup puas dengan nada suara kedua anak itu, kujulurkan tanganku ke tengah tengah lingkaran itu,
Alisya menyusul dengan menumpangkan tangannya diatasku sambil mengerlingkan matanya ke arahku..
Lalu anak anak yang lainpun menyusul menumpangkan tangan mereka,
“Okay Boys and Girls, have fun out there! Tigers on three!”
“One two three! TIGERS!”
****
Tim Putra langsung bertemu dengan Sekolah Internasional yang berlokasi di Kota Baru Parahyangan di pertandingan pertama mereka dan langsung gugur..
Yaah lawan mereka itu memang unggul jauh dari segi fisik dan sudah jauh lebih matang dalam persiapan, aku pun tidak dapat berbuat banyak selain menghibur murid muridku yang tampak sedih setelah kalah dengan skor sangat telak,
“Udaahhh, ga usah terlalu dipikirin… sekarang kita bisa kalah, tapi taun depan kita pasti lebih siap!”
Wajah wajah sedih itu sedikit berubah dan akhirnya mereka bisa menegakkan kepala mereka lagi,
masih banyak waktu untuk memperbaiki tim yang penuh dengan potensi ini.
Harapan kami hanya tinggal Tim Putri, peluang mereka jauh lebih berat, tapi bukan berarti nol,
Aku sebenarnya berharap banyak pada Alisya, tapi tidak ingin menaruh beban terlalu berat padanya.
Starter diisi oleh Alisya yang berposisi sebagai Power Forward sekaligus kapten dari tim,
Jennifer dari kelas 10 yang tubuhnya mungil berposisi di Guard bersama Devi anak kelas 11 yang keturunan India itu,
Khadijah dan Maria dari kelas 12 ada di posisi Center dan Small Forward dengan postur mereka yang cukup tinggi itu.
1st Quarter
Belum lima menit waktu berjalan, Tim putri sudah tertinggal 8 angka tanpa sempat memasukkan satu angkapun!
Aku meminta Time Out pada Table Panitia dan mengumpulkan anak anak cewe yang tampak desperate itu..
hadeeeh jadi inget game pertamaku dulu juga pasti aku pasang tampang putus asa gitu deh..
“kalian ko mukanya pada lemes gitu sih.. emang dah pada cape apa??”
“Ga lemes gimana Pak??! liat dong tu bule bule! Aku aja cuma setinggi bahunya kali!”
Alisya yang pertama berbicara, lalu baru teman temannya menyusul protes!
“ini sih sama aja pembantaian Pak!”
Aku agak bingung juga menganggapi serentetan kicauan gadis gadis ini, Odel pun memilih diam sambil membagikan minuman untuk Alisya dan yang lain.
Akhirnya kuangkat tanganku sebgai kode menghentikan kegaduhan itu,
“Okay okay, stop it! Bapak maklum ko dengan postur kalian yang kalah tinggi dengan anak anak bule itu, tapi kalian tau ga apa kelebihan seseorang yang lebih pendek dan lebih kecil??”
Tidak ada satupun yang menjawab.. tiba tiba Odel bersuara,
“Lebih cepat? atau lebih lincah??”
“Yep! Odel bener banget! kamu Alisya, kamu pasti bisa melewati penjagaan mereka dengan gampang, coba tembus penjagaan one on one mereka dengan dribblemu dan bila ada kesempatan eksekusi sendiri ke ring! paham??”
Alisya mengganggukkan kepalanya, entah apakah dia mengerti atau tidak dengan instruksku tadi, waktu Time Out habis,
kedua tim kembali ke lapangan dengan bola ada dikekuasaan kami, Alisya yang mendribble bola, kali ini dia dijaga oleh bule dengan rambut pirang yang hampir setinggi aku posturnya, hadeeeh…
Kaptenku itu melakukan cross over dan memindahkan bola ke tangan kirinya dan dengan gampang melewati si pirang yang terbengong bengong dengan gerakan Alisya barusan!
Teman teman dari si bule terkejut dengan lolosnya Alisya dan tidak bisa bereaksi apapun saat Alisya melakukan easy lay up untuk point pertama kami!
Tiba tiba seisi gedung itu bersorak! suasana makin panas saat Alisya kembali melewati penjagaan ketat para pemain B*S yang sekarang mengalihkan fokusnya ke Alisya!
waktu menunjukkan hampir habisnya kuarter pertama, Alisya tidak terhentikan dia sudah hampir mendekati Ring saat seorang pemain lawan menghadangnya tepat didepan Ring,
Saat itulah Jennifer yang bertubuh paling mungil lolos dari penjagaan lawan yang mulai kacau dan meminta bola tepat dibalik punggung sang penjaga terakhir,
Alisya pun pasti dapat melihat Jennifer tapi dia sepertinya sudah bertekad mengeksekusinya sendiri!
tepat saat pemain lawan akan memblok lemparan kapten timku itu, Alisya memutar sudut pergelangan tangannya sedikit dan mengubah lemparan yang seakan hendak menembak itu menjadi operan cantik ke Jennifer dan.. MASUK!
Poin kedua kami! kali ini kami cuma berbeda empat angka!
bersamaan dengan masuknya bola kedalam keranjang, bel tanda berakhirnya kuarter pertama berbunyi,
Alisya dan yang lain kembali ke bench dengan nafas yang tersengal sengal, tampak sekali mereka sangat lelah beradu fisik dengan lawan yang dua kali besar anak anak muridku..
Kudekati Alisya yang sedang menutup wajahnya dengan handuk kecil yang sekarang sudah basah kuyup terkena keringat itu,
aku mendekatkan bibirku ke telinganya..
“Kalau kita bisa menang di pertandingan ini.. Bapak janji ngasih apapun yang kamu minta Sya..”
Alisya mengangkat handuk kecil itu dari wajahnya dan menatapku dalam dalam,
“Janji ya Pak.. awas kalau bohong..
Leave this game to me.. mereka bakal nyesel dah jauh jauh dateng kesini!”
End of 1st Act
2nd Act
* 2nd Quarter
“One, Two, Three! TIGERS!”
Dengan diiringi sorak sorai supporter dari sekolah kami, kelima anak asuhku kembali memasuki lapangan, Alisya memberiku jaminan bahwa dia akan mengambil alih game ini ..
Well.. show it to me girl..
Bola berada di penguasaan Tim BIS, gadis berambut pirang yang memakai nomor 4 itu yang sekarang memegang bola, sambil sibuk mengatur rekan rekannya yang lain dia mencari celah saat anak anak lengah, Jennifer yang kewalahan mengikuti pergerakan si nomor 4 akhirnya bisa dilewati, cewe bule itu langsung mengirimkan pass ke rekannya yang sudah berdiri di bawah ring, dia sudah siap mengangkat bola dan menembak ketika dari belakang tiba tiba Alisya merebut bola itu!
Penonton langsung bersorak heboh menyemangati Alisya yang berlari kencang bak kijang melesat sendirian!
Si nomor empat yang mungkin tidak terima dengan passing emasnya yang seharusnya berbuah poin itu mengejar sekuat tenaga,
kurang dari dua meter jarak Alisya dengan ring, matanya lurus menatap ring, kami yang ada di bangku bench berteriak teriak berusaha memberitahu Alisya bahaya yang mengintai dibelakangnya!
Saat Si nomor 4 sudah sejengkal lagi menyusul Alisya tiba tiba Alisya mengerem larinya seakan menggunakan cakram dikedua kakinya semeter dari ring!
Si bule pirang itu kaget dengan perubahan manuver dari kapten kami itu dan tidak bisa mengerem laju larinya yang terlanjur melewati Alisya,
Alisya mengangkat kedua tangannya dan menembak bola dengan santai sambil tersenyum licik! huh dasar tukang tipu.. hehehe!
Gedung Basket Indoor itu seperti berguncang menerima teriakan histeris dari suporter Sta***rd International yang seakan tidak menyangka bahwa sekolah kami bisa mengejar ketertinggalan delapan angka tadi dan sekarang hanya berjarak dua poin!
“TEEETT!”
Bel Time Out berbunyi, Oh.. Rupanya Coach Cewe yang bernama Barbara itu yang meminta Time Out..
Syukur deh, aku bisa mengistirahatkan pemainku walau sebentar, Aku panggil Odel yang sedang sibuk membagikan minuman dan handuk kepada para pemain,
“Del, bapak pinjem Tab kamu dong, buru!”
Odel nampak kebingungan tapi tetap menyerahkan gadgetnya ke tanganku, langsung kubuka Applikasi untuk menggambar di gadget itu dan kutunjukkan ke anak anak asuhku yang sekarang sudah bersimpah peluh.. sempat kulirik Khadijah yang sport-branya tercetak jelas di kostum basket berwarna shocking pink itu..
Damn anak sekarang cepet banget bongsornya..
Aaakkhh! apa yang kupikirkan sih! Fokus Ki! fokuuuus!
“Okay, here is what we’re gonna do girls!, we’re gonna play Pick and Roll!”
Kujelaskan secara singkat apa yang perlu dilakukan oleh mereka di lapangan, skenario ini hanya berlaku semata mata untuk membebaskan Alisya sebagai penguasa tunggal permainan kami, bel tanda berakhirnya Time Out berbunyi, secara tidak sadar kutepuk pantat Alisya dan Khadijah!
Ooopss.. kebiasaan ku saat sedang bersemangat di suatu pertandingan keluar, memang aku sama sekali tidak ada niat cabul melakukan itu, tapi tak urung Khadijah dan Alisya terpekik kecil sambil menoleh ke arahku lalu mereka berdua berpandangan dan sama sama terkikik geli! Aku hanya bisa tersenyum canggung sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal menutupi rasa malu pada dua anak itu..
“Dasar cabul.. ga ngelatih di kampus.. ga di sini.. tetep yah kebiasaan nepuk pantatnya ga ilang..”
Aku terkejut mendengar suara itu.. aku menoleh ke belakang bench.. Rupanya Nita sudah berdiri dibelakangku dengan tangan terlipat di dadanya!
Siang itu dia tampak segar dengan hotpant hitam dan tank top putih yang semakin mempertegas kecantikannya yang alami.. duh manisnya calon istriku..
“Eh Nit.. hehehe! maklum kebiasaan lama kalo lagi tegang! hahaha! kamu kapan dateng? Tar kita ngobrolnya yah abis game ini..”
Nita tidak menjawab, dia menghampiriku dan langsung mencium bibirku tepat didepan para suporter dan anak anak asuhku di Bench itu..
“Menang ya Jeeleekk! hihihi!”
Nita kembali ke tempat duduknya masih dengan senyumnya yang manis itu.. aku yang masih terbengong bengong tiba tiba mendengar teriakan Odel,
“AWAAASS PAAAK!”
“BUUUKK!”
Sisi kepalaku terasa perih terkena bola basket nyasar.. atau ada yang sengaja melempar..
cepat cepat kuarahkan pandanganku ke lapangan, serempak anak anak BIS menggelengkan kepala mereka dan menunjuk satu sosok!
Siapa lagi kalo bukan Alisya! aaaaarrrghhh! rubah betinaaa ituuuuuuu!
dia tampak cuek dan pura pura tidak memandang ke arahku yang sudah sangat emosi…
Huuufff… tarik nafas Ki… Hembuskaaann… Tarik nafaaasss.. WHOOOOSAAAAHHH….
Bola Basket yang terpental dari kepalaku itu kuserahkan kepada wasit yang memimpin jalannya pertandingan, Kulihat Barbara tersenyum menahan geli melihatku yang berjalan sempoyongan kembali kearah bench kami.. duh.. awas ya kamu Sya..
Bola kembali dipegang oleh Alisya, aku berteriak memberi instruksi dari pinggir lapangan agar mereka menggunakan taktik yang baru kami rencanakan tadi pada saat Time Out, Khadijah melihat isyarat tangan yang diberikan Alisya lalu berlari menghampiri Si nomer 4 yang sedari tadi menempel Alisya, Dia langsung memasang kuda kuda dan menutup arah lari dari Cewe Bule itu yang berusaha mengejar Alisya, Alhasil Sang Kapten mendapat Akses bebas menuju Ring lawan, tapi di bawah ring dua pemain lawan yang berpostur tinggi sudah siap menanti Alisya,
Si Rubah lincahku itu bergerak mundur ke tepi garis Three Point sedangkan dua pemain defense lawan tetap menunggunya di bawah ring, sangat yakin bahwa Alisya mau tidak mau akan mendekati ring mereka, tapi tiba tiba Alisya memegang bola itu dengan kedua tangannya, dia mengambil ancang ancang dan menembak dari luar garis three point!
MASUUUUUUKKK!
AAAWWWW SHIIIIITTT! aku ga pernah ngeliat dia melakukan itu saat latihan!
Penonton seperti kehilangan akal! mereka bersorak seakan Sekolah kami telah mendapat gelar juara padahal pertandingan masih berjalan dua kuarter!
Alisya melihat ke arahku dan tiba tiba mengirim kiss-bye dari tengah lapangan..
Damn tuh anak ga ada urat malunya keknya…
Si nomer 4 dari tim lawan tampak emosi dan membentak kedua rekannya yang tadi hanya bengong saat Alisya menembak dari luar, sabar mbak sabaaaar.. hehehe!
Sisa kuarter dua berjalan alot, kedua tim slih berganti menekan pertahan lawan tapi sama sama tidak menghasilkan poin, akhirnya bel tanda berakhirnya kuarter ke empat berbunyi.
Alisya dan keempat prajurit cantik asuhanku itu langsung menghenyakkan pantat mereka di bangku panjang yang beralih fungsi jadi bench itu,
Dada dada ranum yang sudah siap untuk dipetik itu bergerak naik turun dengan suara nafas yang tersengal sengal, Persis seperti sedang ML saja rasanya bila kucocokkan.. Entah kenapa tiba tiba di dalam bayanganku ada lima perempuan telanjang yang sedang duduk dihadapanku tidak memakai kostum basket, tapi telanjang! hehehe!
“Pak.. Saya ga kuat kalo terus terusan membawa bola dan juga mengeksekusi Pak, biar Si Jen aja lagi yang jadi playmaker, saya yang eksekusi, gimana Pak??”
Walaupun anak ini mesumnya ga ketolongan tapi ternyatanya taktiknya cerdas juga!
“Okay then, kamu siap di luar garis three point, biar Jennifer kasi bola ke Khadijah, nanti langsung Khadijah pass kearah manapun Alisya lagi berdiri di luar garis there point, saat alisya bersiap menembak, tiga orang sudah harus siap berebutbola di bawah ring kalo misal tembakan Alisya meleset, OKAAAY???”
*3rd Quarter
“TEEEEETTT!”
Bel tanda dimulainya kuarter ketiga berbunyi nyaring, poin kami sekarang berselisih satu dengan keunggulan tipis yang kami pegang, sepertinya semua akan berjalan baik baik saja, tapi sudah berpuluh puluh kali aku melewati pertandingan semacam ini dan satu kali saja ada nasib apes menghampiri maka semuanya akan hancur berantakan!
Taktik yang kami rencanakan diwaktu istirahat tadi berjalan mulus, Alisya dua kali menyarangkan three points dari lima kali percobaan dan tim lawan hanya mampu menyarangkan bola sekali, jarak poin kami semakin melebar dengan tim kami 15 poin dan tim lawan hanya 10, disisa kuarter ketiga Alisya mengulur ulur waktu dengan mendribble bola tanpa bermaksud memasuki daerah pertahan lawan, Barbara yang menyadari maksud Alisya segera memerintahkan anak asuhnya untuk merebut bola tapi justru Alisya semakin gampang melewati penjagaan Tim lawan yang sudah kacau balau itu.
Seorang pemain lawan bernomor sepuluh yang bertubuh agak tinggi sepertinya mulai jengkel dengan taktik Alisya lalu menarik kostum Alisya sampai terjatuh, s
Alisya yang tidak terima langsung mengejar cewe bule itu tapi aku langsung bergerak cepat berlari ketengah lapang dan menahan Alisya yang aku yakin akan melayangkan setidaknya satu tamparan dan beberapa cakaran ke cewe bule tadi, hehehe!
Quarter ke empat sudah berlangsung anti klimaks, pemain lawan sudah termakan taktik licik dari Alisya dan hanya bisa berlari kesana kemari mengejar bayangan Alisya yang menari nari lincah diantar para raksasa bule itu!
Aku sendiri hanya bisa tersenyum geli memandang tingkah para bule remaja itu yang seperti sedang mengejar ayam lepas saja, hehehe!
Pertandingan masih tinggal semenit lagi sebelum berakhir, kedudukan skor sudah jauh, tim kami unggul sepuluh poin dengan skor 20-10, Coach Barbara pun seperti sudah bisa memprediksi akhir pertandingan dan menghampiriku di bench lalu mengulurkan tangannya,
“You got a very loyal team working for you Mr. Riki, i really admire that.. Maybe sometime we can talk about your skills in persuading your players? maybe a cup of coffee someday?”
(“Anda memiliki Tim yag sangat loyal kepadamu Pak Riki, saya sangat kagum.. Mungkin kapan kapan kita bisa berdiskusi tentang bagaimana anda mempraktekkan kemampuan anda membujuk para pemain anda? Saya traktir kopi mungki lain waktu?”)
Aku melihat ke arah NIta yang sudah memasang tampang cemberut melihat tanganku yang masih terkunci di genggaman erat Barbara,
“eehhmm okay then.. just send me an email, you can check my email address from the school’s website, okay??”
Barulah tanganku dilepasnya.. aku menghampiri anak anak asuhku yang sedang saling berpelukan gembira, bahkan kulihat Maria dan Khadijah saling berpelukan dan menangis sesenggukan mungkin saking senangnya telah memenangkan sesuatu sepanjang mereka menuntut ilmu di sekolah ini..
Pertandingan selanjutnya diadakan esok hari jam sebelas siang, aku harus memperingatkan mereka bahwa turnamen ini belum berakhir..
“Udah udaaah, hayoo ko malah ada yang nangis inii, EEHH ALISYAAA! stop nyiramin air ke Jennifer! haduh kamu ini yah!”
TIba tiba kulihat Alisya dan yang lain memegang botol minuman besar itu dan serempak memandangku,
“Eh… mau ngapain kaliaan??! jangan macem macem yah, awas kalo kalian berani nyi…”
“BYUUURRR!”
“MAKASIIIII YA PAAAAAAK! HAHAHAHAHA!”
dari ujung kepala sampai ujung kaki basah sudah… Hans dan beberapa anak dari tim putra pun ikutm menyiram air ke arahku…
Terdengar suara tepuk tangan dari sekelilingku, ternyata para pendukung sekolahku dan juga ada beberapa pemain BIS yang ikut bertepuk tangan memberikan penghormatan mereka..
Aku hanya bisa tersenyum kikuk menerima penghargaan itu dan berjalan ke arah Nita..
Nita tersenyum bangga melihatku dan menyodorkan handuk kecil kepadaku..
“Dan dari dulu juga sama Ki.. kamu ga pernah gagal mengambil hati pemainmu dan bahkan penonton.. Love you deh Jelek! hihihi!”
End of
The Game

Tidak ada komentar:

Posting Komentar