Side Story
The Decision
Laras dan Praapta sudah tertidur pulas..
Malam ini kembali Istriku pulang larut..
Seragam kerjanya sudah tidak lagi tampak rapi
Kecurigaanku kalo dia memiliki agenda lain sekarang setiap pulang kerja sepertinya semakin kuat..
Malam ini kembali Istriku pulang larut..
Seragam kerjanya sudah tidak lagi tampak rapi
Kecurigaanku kalo dia memiliki agenda lain sekarang setiap pulang kerja sepertinya semakin kuat..
Tapi entah aku tidak pernah mendapatkan kekuatan untuk bisa berkata apapun kepada istriku yang seksi itu..
Dulu teman temanku dengan nada bercanda pernah mewanti wantiku untuk tidak mempunyai istri yang terlalu cantik dan seksi, tapi peringatan itu dulu kuanggap hanya bentuk kesirikan mereka padaku yang mampu mendapatkan Indri..
Dulu teman temanku dengan nada bercanda pernah mewanti wantiku untuk tidak mempunyai istri yang terlalu cantik dan seksi, tapi peringatan itu dulu kuanggap hanya bentuk kesirikan mereka padaku yang mampu mendapatkan Indri..
Akhir akhir inipun aktifitas seks kami benar benar seperti Roller Coaster! Kadang Indri sepulang kerja sangat bernafsu, dan langsung menyerangku yang sedang asyik membaca buku di atas tempat tidur! Kami tidak bercinta cukup lama tapi vaginanya langsung terasa membanjir! Seakan dia sudah menahan sesuatu jauuuh sebelum bertemu denganku di rumah..
Tapi terkadang dia pulang dengan wajah yang lesu dan bahkan tidak menghiraukan aku yang menyapanya.. sampai sampai dia tertidur tanpa sempat mandi dan membersihkan make up diwajahnya..
Tapi terkadang dia pulang dengan wajah yang lesu dan bahkan tidak menghiraukan aku yang menyapanya.. sampai sampai dia tertidur tanpa sempat mandi dan membersihkan make up diwajahnya..
Malam ini yang terjadi dia langsung menghampiriku dengan tatapan khas nya apabila sedang bernafsu,
Aku yang belum siap langsung didorong terlentang di ranjang kami..
Batang penisku dipaksanya bersiap dengan kocokan kasar seperlunya tapi memang benar benar manjur itu,
Indri memposisikan badannya dia atasku dan langsung..
Aku yang belum siap langsung didorong terlentang di ranjang kami..
Batang penisku dipaksanya bersiap dengan kocokan kasar seperlunya tapi memang benar benar manjur itu,
Indri memposisikan badannya dia atasku dan langsung..
“BLESSS!”
“Sssssshhhttt… eeehhhhmmmm! Aku butuh kamu Mas malam ini!”
Dia bergerak liar! gerakan gerakan memilin dengan posisi Woman On Top yang seumur umur pernikahan kami belum pernah dipraktekkan tiba tiba malem ini muncul begitu saja! belajar darimana dia..
Belum ada 10 menit mungkin dia menaikkan turunkan badannya diatasku, tiba tiba Indri tampak seperti mengejang dengan matanya yang setengah terpejam dan akhirnya terkulai lemas disampingku..
Aku yang masih belum apa apa memanggilnya pelan..
Belum ada 10 menit mungkin dia menaikkan turunkan badannya diatasku, tiba tiba Indri tampak seperti mengejang dengan matanya yang setengah terpejam dan akhirnya terkulai lemas disampingku..
Aku yang masih belum apa apa memanggilnya pelan..
“Sayang.. ko ga dilanjut? Aku nanggung ni sayang..”
Indri malah langsung memunggungiku dan sejurus kemudian tertidur pulas.. huuufff…
Aku yang sekarang tidak bisa lagi tidur karena penisku yang sedari tadi tegang karena tidak sampai tuntas.
Aku bangkit perlahan dari tempat tidur dan berjalan pelan menuju kamar mandi dengan tujuan menyelesaikan penderitaan batang kemaluanku..
Tiba tiba langkahku terhenti.. aku mendengar suara desahan keluar dari bibir Indri..
hmmm.. sepertinya dia sedang mengigau.. iseng kudekati Indri..
hal selanjutnya yang kudengar sama sekali tidak pernah kuduga!
Aku bangkit perlahan dari tempat tidur dan berjalan pelan menuju kamar mandi dengan tujuan menyelesaikan penderitaan batang kemaluanku..
Tiba tiba langkahku terhenti.. aku mendengar suara desahan keluar dari bibir Indri..
hmmm.. sepertinya dia sedang mengigau.. iseng kudekati Indri..
hal selanjutnya yang kudengar sama sekali tidak pernah kuduga!
“Kiii.. ayooo dooong masukkin punya kamuuuuhh,,, uuuuhhmmm… jangan godain Teteh terus dooong.. jaaahaaat iiihh!”
Ki? Si Riki yang itu?? How come.. segala logika dan probabilitas yang bisa terpikir kuskenariokan di kepalaku.. Buru buru koubek ubek tas yang tadi dibawa Istriku kerja, akhirnya kutemukan Hapenya.. tapi ternyata dikunci! Aku coba beberapa kali tapi gagal.. akhirnya aku coba masukkan Tanggal Lahir Anak pertamaku..
Ternyata terbuka! Langsung kuperiksa Gallery Fotonya dan apa yang kutemukan sangat membuat shocked!
Ada banyak sekali foto Istriku yang sedang semi telanjang dan bahkan ada yang sudah telanjang bulat!
Ternyata terbuka! Langsung kuperiksa Gallery Fotonya dan apa yang kutemukan sangat membuat shocked!
Ada banyak sekali foto Istriku yang sedang semi telanjang dan bahkan ada yang sudah telanjang bulat!
Aku langsung beralih ke BBMnya..
History Percakapannya dengan Riki penuh dengan obrolan mesum yang menjurus dan ada juga beberapa kiriman foto disitu..
Aku terduduk dilantai kamarku dengan tatapan kosong..
Jadi selama ini dia selingkuh dengan pemuda itu…
Perasaan cemburu dan marah meluap luap muncul dan ingin sekali kuhabisi Laki laki berengsek yang sudah berani menyentuh istriku itu!
Tapi tiba tiba ada perasaan bersalah yang menyelinap diantara perasaan cemburu dan marah yang tadi kurasakan..
History Percakapannya dengan Riki penuh dengan obrolan mesum yang menjurus dan ada juga beberapa kiriman foto disitu..
Aku terduduk dilantai kamarku dengan tatapan kosong..
Jadi selama ini dia selingkuh dengan pemuda itu…
Perasaan cemburu dan marah meluap luap muncul dan ingin sekali kuhabisi Laki laki berengsek yang sudah berani menyentuh istriku itu!
Tapi tiba tiba ada perasaan bersalah yang menyelinap diantara perasaan cemburu dan marah yang tadi kurasakan..
Perasaan bersalah karena selama ini sudah hampir setaun lebih aku menganggur dan Indri menjadi pencari nafkah utama untuk keluarga kami ini..
Aku tidak bisa membayangkan bagaimana bila aku ada di posisi Indri sekarang..
Apa yang harus kulakukan sekarang?! Apa aku harus meninggalkan Istriku dan membawa anak anak ke rumah Kake Neneknya untuk sementara waktu??
hmmm.. sepertinya itu ide yang bagus.. Tapi aku harus berbicara dengan Indri! harus!
Aku tidak bisa membayangkan bagaimana bila aku ada di posisi Indri sekarang..
Apa yang harus kulakukan sekarang?! Apa aku harus meninggalkan Istriku dan membawa anak anak ke rumah Kake Neneknya untuk sementara waktu??
hmmm.. sepertinya itu ide yang bagus.. Tapi aku harus berbicara dengan Indri! harus!
****
Pagi di hari Sabtu itu sungguh cerah.. Aku baru saja pulang mengantarkan Laras dan Praapta dari sekolah, aku memasuki rumah tanpa terlebih dahulu mengetok,
Samar samar kudengar suara dari arah kamar.. Ternyata Istriku sedang menelepon seseorang..
Aku coba lebih mendekat ke pntu kamarku dan berusaha mendengarkan obrolannya..
Samar samar kudengar suara dari arah kamar.. Ternyata Istriku sedang menelepon seseorang..
Aku coba lebih mendekat ke pntu kamarku dan berusaha mendengarkan obrolannya..
“yaudah iyaaa, Tar Teteh dateng ke kosan ya Kiii! jangan lupa bilangin temen temen kamu tar malem jangan kemana kemana! byeee! mmuuaaah!”
aku langsung berjingkat kembali ke ruang Tamu seolah olah aku baru saja masuk ke rumah..
“Sayaaaaaang.. Lagi apa?? Sini bentar deh.. Mas mau ada yang diomongin..”
Istriku keluar dari kamar dengan rambutnya sudah tergelung rapi memperlihatkan lehernya yang putih mulus,
dia memakai Sundress sederhana berwana hijau terang yang cukup mini sekitar sepuluh centi diatas lutut dan menampilkan kakinya yang seksi itu..
sepertinya istimewa sekali acara hari ini sampai sampai dia berdandan seperti itu..
dia memakai Sundress sederhana berwana hijau terang yang cukup mini sekitar sepuluh centi diatas lutut dan menampilkan kakinya yang seksi itu..
sepertinya istimewa sekali acara hari ini sampai sampai dia berdandan seperti itu..
“wah.. mau kemana sayang.. ko udah dandan rapi??”
Dia duduk disebelahku dengan membawa kaca kecil yang dan menyapukan blush on itu kewajahnya sambil berbicara kepadaku..
“Ini mau ada acara sama anak anak kantor.. mungkin pulangnya agak malem Mas.. Aku nitip Laras sama Praapta ga apa apa ya Mas? Ehiya.. tadi katanya ada yang mau diomongin?? soal apa Mas??”
Hatiku remuk redam.. air mataku menitik dipipiku.. cepat cepat ku usap dengan punggung tanganku sebelum sempat terlihat oleh Istriku..
Keputusanku sudah mantap sekarang! aku akan membawa Laras dan Praapta ke rumah Neneknya dan diam disana untuk sementara waktu sampai aku bisa menentukan langkah selanjutnya..
Keputusanku sudah mantap sekarang! aku akan membawa Laras dan Praapta ke rumah Neneknya dan diam disana untuk sementara waktu sampai aku bisa menentukan langkah selanjutnya..
“Gapapa Sayang… yaudah sana buruan tar telat lagi.. Tau sendiri kan Bandung gimana macetnya kalo hari Sabtu..”
“Yaudah aku berangkat dulu ya Maas, MMMuuuaaah!”
Dikecupnya bibirku lalu dia berlalu dengan meninggalkan wangi parfum favoritnya yang dulu selalu membuatku mabuk kepayang setiap jalan berduaan saat masih berpacaran..
Dikecupnya bibirku lalu dia berlalu dengan meninggalkan wangi parfum favoritnya yang dulu selalu membuatku mabuk kepayang setiap jalan berduaan saat masih berpacaran..
Huuufff… Udara di ruang tamu itu tiba tiba terasa sesak..
Aku langsung berlari menuju kamar dan mengambil pakaianku dari dalam lemari,
Kujejalkan sekenanya di Travel Bag yang dulu kami beli di bandara Husein saat Honeymoon ke Bali..
Kelebatan kenangan saat saat indah kami sebelum aku terkena PHK sialan itu kembali berputar di kepalaku..
Saat aku masih Kepala dari Rumah Tangga ini..
Saat semuanya masih dalam kendaliku..
Tapi sekarang…
Aku langsung berlari menuju kamar dan mengambil pakaianku dari dalam lemari,
Kujejalkan sekenanya di Travel Bag yang dulu kami beli di bandara Husein saat Honeymoon ke Bali..
Kelebatan kenangan saat saat indah kami sebelum aku terkena PHK sialan itu kembali berputar di kepalaku..
Saat aku masih Kepala dari Rumah Tangga ini..
Saat semuanya masih dalam kendaliku..
Tapi sekarang…
Baju baju Laras dan Praapta kumasukkan ke Tas mereka masing masing lalu aku bergegas mempersiapkan bekal bagi anak anakku yang pasti nanti lapar saat di perjalanan..
Kuambil persediaan tabungan yang kusimpan di bawah tempat tidur yang tadinya akan kugunakan untuk berlibur dengan Anak Istriku..
Tapi sekarang…
Kuambil persediaan tabungan yang kusimpan di bawah tempat tidur yang tadinya akan kugunakan untuk berlibur dengan Anak Istriku..
Tapi sekarang…
Good Bye Indri..
End of
The Decision
The Decision
Tidak ada komentar:
Posting Komentar