Cerita Plus Plus

Cerita Seks dan 17 Plus Plus Cerita Panas Cerita Dewasa Cerita Ngentot Pengalaman ML Pengalaman Sex Pengalaman Seks Meniduri Pembantu

window.open('http://graizoah.com/afu.php?zoneid=3334601')

Rabu, 28 Oktober 2015

The PE Teacher – Part 72

The PET Series
Roys Side Story
The Detective
Aku sedang asyik bersantai di teras depan kamarku yang sebelumnya adalah gudang itu..
Seperti biasa Non Odel selalu jadi pengalih perhatian sempurna dari apapun yang sedang kukerjakan.
Siang ini dia berjalan mondar mandir hanya dengan hotpants dan tanktop longgar yang menampilkan seluruh lekukan yang seharusnya ada di perempuan berumur 25 tahun keatas!
Adik juniorku bergerak sedikit mencium keberadaan majikan cilikku itu, hadeeeh
Aku masuk kekamarku untuk beristirahat, sedikit tidur siang sepertinya enak juga.. biasanya jam segini aku sedang sibuk berperang dengan kemacetan jalanan kota Bandung..
Iseng kunyalakan televisi tabung itu, tanpa ada niat menonton chanel tertentu, aku memencet tombol remote mengganti-ganti channel sampai kutemukan chanel P*TV, sebuah stasiun televisi lokal yang sebenarnya sangat jarang kulihat, tapi entah kenapa siang itu aku ingin melihat chanel lokal itu.
Aku melihat sebuah laporan LIVE dari sebuah Bank, sepertinya aku tahu daerah ini, oh, iyaa ni di Jalan Su-Ci! Aku yang tadinya ingin merebahkan badanku di kasur empuk itu malah sekarang duduk di ujung kasur dengan mata tertuju pada kotak berwarna itu..
Sesuatu sepertinya menuntunku untuk melihat tayangan berita LIVE itu..
Sampai saat ini belum ada keterangan yang bisa kami dapat mengenai penculikan yang terjadi sekitar dua jam yang lalu tepat diseberang Bank Man**ri ini pemirsa.
Kami masih berusaha untuk terus menghubungi perwakilan dari pihak Bank Man**ri tapi belum ada keterangan lebih lanjut dari mereka,
Dewi Kusuma melaporkan langsung dari Bank Man**ri Su-Ci, kembali ke studio.
Tidak sampai lima menit dari berita di televisi itu, Non Odel memanggil dari luar kamarku,
Paaak! Ada teleponi dari Pak Riki, katanya penting! Buruuu!
Aku segera keluar dan menerima hape itu dari tangan Odelia,
Halo? Pak Riki?? Ada apa ya Pak?
Saya ingin Bang Roy dengar baik baik penjelasan saya berikut ini,
Tolong cari tahu ke teman teman Bang Roy, apa ada kenalan preman mereka yang biasanya ga punya uang tapi sekarang malah berfoya foya di kafe atau membeli barang-barang baru yang mahal.
Bisa ga Bang Roy bantu saya??
Aku tadinya ingin menanyakan apa alasan aku harus melakukan hal itu, tapi aku punya firasat kuat kalau ini berhubungan dengan berita di televisi tadi!
Oke Pak! Saya akan kabari bapak secepatnya!
Telepon itu benar-benar membuatku tidak jadi ngantuk! Aku segera menyusun rencanaku, dan yang pasti akan kumulai dari kafe tempat Omku biasanya minum minum..
Semalam aku berkunjung ke salah satu sudut abu-abu di kota Bandung, setelah tanya sana-sini, akhirnya aku mendapat info ada beberapa pria yang memborong stok wanita yang mereka miliki semalaman plus satu krat bir.. Hmm, lumayan.. ada petunjuk baru..
Aku putuskan keesokan harinya untuk bertemu dengan Omku.. kami janjian di telepon untuk bertemu disalah satu lapo tuak yang terletak di dekat Gasibu.
Udara di dalam lapo tuak itu terasa pengap.. sudah lama sekali aku tidak berkunjung ke lapo ini..
Aku memesan sebotol bir dan sepiring kacang agar tidak terlalu kentara kalau aku ada disini untuk urusan yang berbeda dengan orang-orang yang hadir disini.
Aku datang kesini untuk bertemu dengan Saudara laki-laki dari pihak Ibuku atau Tulang dalam bahasa daerah kami, Dia salah satu dedengkot di daerah Caheum dan sudah cukup lama bergaul dengan preman-preman disekitar sini.
Horas, Bere! Apa Kabar kau??
Bere itu kalo diterjemahkan kurang lebih seperti keponakan..
Ngomong-ngomong, Suaranya yang menggelegar itu tidak pernah berubah, Punggungku sedikit nyeri ditepuk dengan cukup keras olehnya..
Baik tulang! Hehehe!
Tulang sendiri apa kabar?? Sehat-sehat aja kan??
Kami melanjutkan perbincangan kami dengan sedikit bernostalgia dan menanyakan kabar keluarganya di kampung sana, Omku itu sendiri sudah memiliki pasangan baru di Bandung, seorang wanita yang kuharap dapat mengurusinya dengan telaten di masa tuanya itu..
Lalu aku masuk kedalam topik utama pembicaraan,
Tulang.. aku mau nanya ni.. Ada ga orang-orang yang datang kesini terus borong minuman?? Karena aku tau sekarang kan sangat sulit nyari minuman alkohol di Bandung..
Omku itu sedikit berpikir.. dia memegang dagunya yang dipenuhi jenggot itu sambil menerawang..
Sepertinya ada Roy.. ada seseorang berbadan gempal yang kemaren sore sempat membeli beberapa krat bir, dia bersama sama temannya bilang mau ngadain pesta di daerah Cibiru, Orangnya sombong dan terus berkoar koar selama ada di lapo ini! Kurang ajar sekali sikap dia waktu itu!
Cibiru yah hm petunjuk selanjutnya..
Tau Tulang, mereka bawa mobil apa kemaren?
(kereta = Mobil.. yah I know its funny, but its true.)
Sepertinya bawa APV na birong, Bere, iyaa, na birong warnani Bere!
(hitam Bere, iya warnanya hitam!)
Aku yang mendapat info terbaru dari Omku langsung segera meluncur ke Cigadung,
Kali ini aku mendapat firasat lain..
Sepertinya malam ini akan ada bau anyir darah..
End of
The Detective

Tidak ada komentar:

Posting Komentar