Cerita Plus Plus

Cerita Seks dan 17 Plus Plus Cerita Panas Cerita Dewasa Cerita Ngentot Pengalaman ML Pengalaman Sex Pengalaman Seks Meniduri Pembantu

window.open('http://graizoah.com/afu.php?zoneid=3334601')

Rabu, 28 Oktober 2015

The PE Teacher – Part 57

Side Story
The Confrontation
POV I
Aku memarkir mobilku didepan rumah..
Kulirik jam tanganku, sudah hampir jam 6, aku harus cepat berkemas kalo tidak mau kemaleman sampai di rumah Mas Agung!
Tapi entah kenapa kakiku terasa berat untuk digerakkan..
Aku tahu pasti bahwa yang akan menyambutku nanti pasti hanya rumah yang tak berpenghuni..
Tidak ada Mas Agung yang membukakan pintu tiap kali aku pulang..
Tidak ada suara tangisan Laras yang sedang digoda oleh Praapta..
Tidak ada…
Kamu kenapa sih Ndri??? bukannya ini yang kamu inginkan??? bebas lepas dari kungkungan sangkar emas bernama KELUARGA???!
Kenapa sekarang malah mewek mewek ditinggalin sama suami dan anak anak kamu??! kenaapaa???
Suara iblis kecil itu malah semakin meyakinkanku bahwa aku harus segera menyusul Mas Agung secepatnya!
kubuka pintu mobil dan bergegas masuk kedalam rumah, tapi..
baru dua langkah aku memasuki ruangan tamu.. kesunyian yang memekakkan telinga menyergapku!
Telingaku bahkan sampai berdenging saking tidak adanya suara yang biasanya selalu mengisi rumah ini..
Lututku bergetar hebat, tiba tiba tas kecil yang kubawa terasa semakin berat dan akhirnya kujatuhkan dilantai,
Sekujur tubuhku terasa berat.. aku jatuh terduduk di tengah tengah ruang tamu itu..
Maafkan aku Mas…
Maafkan mamah Laras.. Praapta..
Maaf..
***
POV G
Rapat yang kami adakan dengan dadakan dan diam diam di kamar Japra itu akhirnya sampai ke satu kesimpulan,
Kita harus meminta maaf langsung Suami Teh Indri!
Apapun ganjaran yang kami dapat nanti tentunya bergantung sepenuhnya kepada belas kasihan dari Mas Agung..
Memang kami tidak bisa sepenuhnya disalahkan atas peristiwa Malam Minggu Berlendir itu..
Tapi tetap saja kami harusnya bisa lebih menahan diri.. paling tidak sampai Bang Riki pulang dari sekolah..
Tapi penyesalan memang tidak pernah dateng di depan..
“Eh.. Guys.. tapi gimane caranye kite tau alamatnye Mas Agung??” Salah satu anak kost bernama Okto nyeletuk,
hmmm ada benarnya juga..
Gue yang masih mengelus elus dagu mencari jawaban kembali dikagetkan celetukan dari Dedi, teman kos gue yang badannya paling mini diantara semuanya, hehehe!
“Yaelah… gampang eta mah! tuturkeun weh si Teteh! Pasti beunang da’ alamat Salakina! bener teu Ren??”
(Yaelah… gampang itu sih! ikutin aja si Teteh! Pasti dapet alamat Suaminya! bener ga Ren??”)
Kami semua serempak menoleh ke arah Dedi.. Wajahnya terlihat bengong memandangi wajah kami yang ternganga dengan kejeniusannya yang kadang selalu keluar disaat yang tepat! Serempak pula kami toyor ramai ramai kepalanya! hahaha!
“Njrit, hulu aing yeuh!”
Tawa kamipun pecah melihat ekspresinya yang antara marah dan bingung itu, hehehe!
Sore itu kami akhirnya sepakat untuk membuntuti Teh Indri, kemanapun dia nanti pergi, kami yakin dia pasti akan membawa kami ke Mas Agung!
Japra juga sudah mengeluarkan tiga HT yang didapatnya dari gudang inventaris Panitia Opspek Maba taun kemaren! hehehe!
Kami berdelapan bersembunyi untuk sementara waktu di dalam kamar Japra menanti momen yang tepat untuk keluar..
Dedi yang ditugaskan mengintip Teh Indri dari balik jendela akhirnya memberi kabar melalu BBM bahwa target sudah bergerak!
Suara mobil yang dinyalakan terdengar dari dalam kamar, Japra segera mengambil kunci mobil yang tergeletak diatas tempat tidurnya,
Mobil gue dan Japra yang akhirnya kami gunakan untuk mengangkut delapan orang oknum ini, Setelah suara mobil itu terdengar menjauh kami segera berhamburan keluar dari pintu kamar dan menuju tempat parkir!
“WOOOIII!, yang badannya gede gede, ngikut mobil Japra, yang tipe Dedi, ikut mobil gue!”
“Naha aing wae kena teh! huh!”
(kenapa gue mulu si yang kena!)
Gue segera memasukkan gigi ke posisi ‘D’ dan segera meluncur, Ekor mobil berwarna silver itu akhirnya terlihat,
Tombol yang terletak disamping Radio HT itu gue tekan,
“Evil Queen on the move! Be advised! Stay on target! I repeat, STAY ON TARGET!”
Kulirik ke arah jok belakang dari Spion tengah, Dedi ternyata sedang manggut manggut sendiri, sepertinya sedang memikirkan sesuatu..
“Kenapa lo Ded?? Ada yang ketinggalan??”
“Ah.. henteu… anu.. biyeu ngomong naon si maneh Ban??”
(Ah engga.. . anu.. tadi ngomong apa si lo Ban?)
Tawa kamipun pecah di dalam mobil itu!
“Hadeh Ded.. Ded… udeh lo liatin aja no mobil silper di depan, jangan mpe salah mobil yak!” Okto yang masih saja terpingkal pingkal memberi arahan ke Dedi yang kembali manggut manggut..
Gue sendiri kembali fokus ke jalan di depan, Mobil silver itu tidak akan gue lepas dari pandangan!
Dont Worry Teh..
WE GOT YOUR BACK!
End of 1st Act
2nd Act
POV I
Sebotol air mineral, tas kecil berisikan charger, dan bungkusan yang berisi buku gambar Praapta serta foto keluargaku..
Barang barang itu yang kini menemaniku dalam perjalanan menuju Jakarta, beberapa kali aku harus mengusap pipiku yang tidak henti terkena tetesan air mataku..
Aku masih sempat menyeret tubuhku dari ruang tamu tadi untuk berganti baju dengan blus sederhana berwarna putih dan rok lipit lipit yang panjangnya sedikit dibawah lututku,
aku merasa perlu memakai baju yang tidak terlalu mengekspos tubuhku.. Aku yakin pasti aku akan menghadapi serangan dari kedua Mertuaku yang memang sedari awal tidak pernah merestui hubunganku!
Besok hari senin.. aku sebenarnya ingin meminta izin dari Pak Togar via BBM Grup.. Tapi sepertinya itu bisa menanti..
Aku tidak bisa memikirkan apapun selain bertemu dengan Suami dan anak anakku, apapun yang terjadi nanti di rumah Mertuaku, aku sudah siap.. Apapun..
Angka di papan penunjuk Kilometer yang ada pembatas jalan sepertinya sangat lambat berubah, padahal pedal gas sudah kuinjak sampai kandas!
Tidak kuhiraukan berapa kecepatanku di Speedometer itu.. beberapa kali aku harus memainkan antara lampu jauh dan lampu dekat agar dapat menyalip beberapa bus malam yang entah kenapa tidak mau berpindah ke lajur sebelah kiri, padahal sudah jelas terpampang peraturan bahwa lajur sebelah kanan hanya untuk mendahului!
Kulirik jam digital yang tertera di dashboard.. wah ga kerasa udah mau jam 9 aja..
mungkin mataku sekarang sudah bengkak akibat menangis smalaman.. Kepalaku terangguk angguk..
“DIIIIN! DIIINN! DIIIN!”
Suara klakson mobil dari arah belakang mengagetkanku! Haduuuuhh hampir aja nabrak pembatas jalaan!
Mataku terasa berat.. menangis semalaman dan kurang tidur menjadikan mataku sulit untuk diajak kompromi!
Sepertinya aku butuh minuman energi.. atau kopi mungkin..
Mobil semakin kupacu untuk segera mencari Rest Area terdekat,
Di Km 97 aku memasuki Rest Area itu dan mencari Kafe atau Toserba yang biasanya selalu buka 24 jam,
Ah! itu ada yang buka!
Aku memarkirkan mobilku lalu segera menuju ke Toserba berlambang K berwarna merah itu..
Di dalam Toko itu aku langsung mengambil beberapa botol Minuman Energi dan Instant Coffe, tidak lupa beberapa bungkus cemilan untuk menemaniku di sepanjang perjalana.
Cepat cepat aku menuju kasir untuk membayar, saat aku menunggu Penjaga kasir menghitung semua belanjaanku, aku melihat seorang pria yang sedang duduk di depan toko dengan dua orang temannya, berbisik sambil menunjuk nunjuk ke arahku..
Sepertinya pernah kenal dengan wajah itu.. tapi dimana yah..
Lamunanku dibuyarkan oleh sapaan penjaga kasir, aku segera membayar belanjaaku lalu keluar dan menuju ke parkiran dengan sedikit terburu buru.
Entah kenapa firasatku mengatakan aku harus segera angkat kaki dari Rest Area ini!
Kupencet remote alarmku, tanganku yang penuh dengan dompet dan tas belanjaan membuatku sedikit kesulitan membuka pintu mobil,
Kusempatkan melirik ke arah meja di depan toko tempat ketiga orang tadi berkumpul,
Mereka sudah tidak ada! kemana perginya mereka yah..
“Mau kemana Mbak buru buru?? Ko sendirian aja sih.. Mana suaminya yang waktu itu nemenin Mbak di mall??”
Sesaat jantungku berhenti mendengar suara itu.. suara yang kukenali dari percobaan Eksebisiku yang gagal di Mall B*P..
Aku memberanikan diri menoleh ke belakang..
Tenyata benar! Laki laki yang bertemu denganku di Hyp**Mart sudah berdiri dengan diapit kedua temannya.
Ketiganya sudah memasang tampang mupeng yang benar benar menjijikkan!
mereka berjalan mendekatiku.. Aku bergerak mundur dan punggungku tertahan oleh pintu mobil!
“MAU APA KALIAN?? HAH!??? ini ambil uang saya!”
“Hoooo! Kami tidak butuh uang Mbak.. Saya hanya ingin menagih janji Mbak waktu di Hyp**Mart!
Kita masih punya urusan yang masih belum selesai Mbak!”
Aku bergidik mengingat kembali saat saat di basement Mall itu.. bersamaan dengan datangnya Mas Agung aku sempat melihat Pria itu datang beserta beberapa temannya!
Waktu itu aku beruntung masih ada Mas Agung yang melindungiku.. walaupun Suamiku itu tidak menyadari apa yang terjadi..
Tapi kali ini.. sepertinya koin keberuntunganku semakin hari semakin berkurang! Aku terjebak di pelataran parkir Rest Area di tengah tengah jalan tol Cipularang, dan bantuan terdekat jaraknya 100 Kilometer!
Pria itu meletakkan tangannya di kedua sisiku dan bertumpu pada body mobil.. Nafasnya yang berbau minuman keras itu tercium jelas!
Aku terdiam mematung tanpa bisa berteriak.. kedua tangannya yang tadi bertumpu di body mobil tiba tiba berpindah ke payudaraku!
“Uuuugghh! Bangsat kamu! LEPASKAAN!”
“PLAK!”
Rasa sakit itu langsung menyebar di wajahku.. pipiku terasa panas setelah ditampar laki laki brengsek itu!
Aku mengusap pipiku, saat kulihat telapak tanganku ternyata ada bekas darah segar yang sekarang menetes di sudut bibirku..
“Kamu ga usah banyak tingkah.. Tinggal pilih.. mau cara kasar atau yang lebih kasar??! HAHAHAHA!”
Kedua temannya ikut menertawakan lelucon garing Pria bajingan itu..
Aku tidak melihat ada jalan lain untuk keluar dari situasi ini.. kupejamkan mataku, pasrah akan apa yang bakal terjadi..
Do what you want with me.. i don’t care anymore..
“GUE PILIH CARA SADIS.. BOLEH KAN??”
mataku terbuka lebar, suara yang sangat familiar itu terdengar di telingaku.. apa aku sedang bermimpi??
Aku menoleh ke kana kiri ku mencari cari sumber suara itu, saat aku memalingkan wajahku ke pria bajingan itu ternyata wajahnya sudah hampir seluruhnya terbungkus oleh dua tangan raksasa yang entah darimana datangnya!
****
POV G
“Ban, itu mobilnye Teh Indri ko oleng kiri kanan si Ban??”
Suara Okto memecah keheningan di dalam mobil, gue kirain dah pada tidur.. tenyata Okto juga masih melek..
“Oiye To! Harus gue pperingatin! tapi gimana caranya! kalo gue telepon tar ketauan dong To!”
Tanpa membuang sedetikpun untuk menjawab pertanyaan gue, Okto langsung menjulurkan tangannya ke setir mobil dari arah belakang, ditekannya klakson mobil gue berkali kali!
Mobil silver itupun kembali lurus setelah sesaat tadi sedikit lagi bakal menabrak pagar pembatas jalan!
Huuufff.. Ngantuk rupanya do’i.. bener bener bikin sport jantung si Teteh nih!
Gue balik lagi nge set kecepatan mobil dan menjaga jarak dari mobil Teh Indri..
Lampu mobil Japra yang terkenal redup karena males ganti bohlam itu masih terlihat berada di spion sebelah kiri..
Beberapa lama kemudian gue ngeliat lampu sign mobil silver itu berkedip kedip..
hmm.. rupanya Teh Indri memutuskan untuk beristirahat dulu toh..
“To.. bangunin yang lain, terus telepon si Japra, kita mo ke Rest Area!”
Mobil silver itu berhenti di salah satu sudut pelataran parkir KM 97, gue mengambil tempat parkir yang tidak terlalu jauh dari Teh Indri, gue terus memperhatikan Teh Indri yang berjalan sedikit tergesa gesa ke salah satu Toserba 24jam itu.. Roknya yang panjang itu tidak dapat menutupi liukan pinggulnya yang bergoyang menggoda meskipun tanpa diperintah pemiliknya..
hadeeeeh.. gawat bener emang si Teteh satu itu..
Tidak berapa lama Teh Indri keluar sambil membawa bungkusan plastik..
Wah udah mo brangkat rupanya, Teh Indri tampak kesulitan membuka pintu mobil dengan bawaannya itu, tiba tiba gue ngeliat ada 3 cowo yang berjalan sedikit sempoyongan ke arah mobil Teh Indri.. perasaan gue langsung ga enak! pasti ada yang ga beres sama cowo cowo itu!
Tanpa bisa gue halangin, pipi mulus Teh Indri ditampar begitu keras sampai sampai terdengar dari tempat mobil gue diparkir!
“Anjing tu orang! beraninya ma Cewe! woii bangun lo pade! bantuin gue ngehajar tu orang!
…..
Ko sepi ga ada jawaban, pada tidur lagi apa yak??
Gue ngelongok kedalam mobil.. anak anak udah ilang!
SHIT! pada kemane tuh bocah bocah!
Clingak Clinguk akhirnya gue ngeliat anak anak lagi pada ketawa ketiwi di salah satu Junk Food Resto berlambang M itu!
“Sialan! malah pada sibuk makan!”
Ga akan sempet! kalo gue minta tolong dulu ke temen temen gue pasti ga akan sempet!
Gue buru buru mengunci mobil dan segera berlari menuju mobil silver itu,
Mampus lo pada! berani beraninya nyentuh Teteh!
****
POV I
“GABAN??!”
Raksasa itu tersenyum lembut ke arahku.. lalu seperti memiliki tombol ON/OFF, wajah lembut tadi berubah menjadi topeng menyeramkan yang bahkan aku sendiri bergidik melihatnya..
“LO BERANI YA NYENTUH KAKAK GUE.. BERANI NAMPAR LO NJING!”
Hanya dengan tekanan kedua tangannya, Pria bajingan itu jatuh berlutut di hadapanku..
Pria yang tadi menamparku itu tampak sangat kecil berada didekat Gaban..
“PLAK!”
“PLAAK! PLAAK!”
Gaban menampar pria itu berkali kali! gilanya aku malah kasihan melihatnya dijadikan sansak hidup oleh Gaban!
“Ban.. udah Ban.. kasian!”
“Tepeng menyeramkan itu tiba tiba lenyap! berganti dengan wajah lembut yang sekarang memandangku..
“Gapapa ko Teh.. biar sialan satu ini belajar.. biar ga cuma beraninya ma cewe aja!”
Kedua temannya hanya bisa berdiri mematung melihat kepala pemimpin mereka seakan berubah menjadi seperti bola voli ditangan Gaban..
“Haddduuuuuhh! am..ampun Bang.. saya gatau ini Kakaknya Abang.. ko ga mirip sih??”
“PLAK!”
“Berani lo ye ngejek gue! mo mampus lo disini??!”
Kedua temannya tampak mengeluarkan sesuatu dari saku mereka.. benda itu terlihat mengkilat terkena lampu jalan.. Pisau!
Aku berteriak panik!
“Ban, awas temennya bawa pisau!”
Tiba tiba entah darimana datangnya, sudah ada sekumpulan pria yang memegangi tangan dari kedua orang itu!
Suara Rendy terdengar dari salah satu sosok sosok itu!
“Relax Teh.. We got your back! hehehe!”
End of 2nd Act

Tidak ada komentar:

Posting Komentar