Cerita Plus Plus

Cerita Seks dan 17 Plus Plus Cerita Panas Cerita Dewasa Cerita Ngentot Pengalaman ML Pengalaman Sex Pengalaman Seks Meniduri Pembantu

window.open('http://graizoah.com/afu.php?zoneid=3334601')

Kamis, 09 Januari 2014

Cerita Dewasa: Pengalamanku Dengan Tante Lena




Dimana kali ini merupakan pengalaman bercinta yang pernah aku alamin pada masa mau keluar dari kuliah.
Petualangan cinta dengan tante LENA merupakan sebuah pengalaman sex yang tidak bisa aku lupakan
karena hal ini aku bisa melakukan bercinta dengan tante yang melebihi usiaku pada saat ini
yang mengijak ke 25 tahun dan tante LENA ber umur 32 tahun tapi masih kelihatan seumuran dengan ku.
memang tante ini suka merawat tubuhnya disalon dan rutin dengan olah raga jadi masih kelihatan muda sekali.
Oh ya perkenalkan namaku Djoel ceritaku ini merupakan sebuah pengalaman pribadi dan aku ingin berbagi
kepada kalian...

Tante LENA mempunyai wajah yang cantik dengan rambut sebahu. Kulitnya putih bersih. Selain itu yang membuatku selama ini terpesona adalah payudara tante LENA yang luar biasa montok. Perkiraanku payudaranya
berukuran 36C. Ditambah lagi pinggul aduhai yang dimiliki oleh janda cantik itu. Bodi tante LENA yang indah itulah
yang membuatku tak dapat menahan birahiku dan selalu berangan-angan bisa menikmati tubuhnya yang padat berisi.
Setiap melakukan onani, wajah dan tubuh tetanggaku itu selalu menjadi inspirasiku.

Pagi itu jam sudah menunjukan angka tujuh. Aku sudah bersiap untuk berangkat ke kampus.
Motor aku jalankan pelan keluar dari gerbang rumah. Dikejauhan aku melihat sosok seorang
wanita yang berjalan sendirian. Mataku secara reflek terus mengikuti wanita itu. Maklum aja,
aku terpesona melihat tubuh wanita itu yang menurutku aduhai, meskipun dari belakang.
Pinggul dan pantatnya sungguh membuat jantungku berdesir. Saat itu aku hanya menduga-duga
kalau wanita itu adalah tante LENA.
Bersamaan dengan itu, celanaku mulai agak sesak karena kontolku mulai tidak bisa diajak kompromi
alias ngaceng berat. Perlahan-lahan motor aku arahkan agak mendekat agar yakin bahwa wanita itu adalah tante LENA.

“Eh tante LENA. Mau kemana tante?” sapaku.

Tante LENA agak kaget mendengar suaraku. Tapi beliau kemudian tersenyum manis dan membalas sapaanku.

“Ehm.. Kamu Djoel. Tante mau ke kantor. Kamu mau ke kampus?” tante LENA balik bertanya.

“Iya nih tante. Masuk jam delapan. Kalau gitu gimana kalau tante saya anter dulu ke kantor?

Kebetulan saya bawa helm satu lagi,” kataku sambil menawarkan jasa dan berharap tante LENA

tidak menolak ajakanku.

“Nggak usah deh, nanti kamu terlambat sampai kampus lho”

Suara tante LENA yang empuk dan lembut sesaat membuat penisku semakin menegang.

“Nggak apa-apa kok tante. Lagian kampus saya kan sebenarnya dekat,”

kataku sambil mataku selalu mencuri pandang ke seluruh tubuhnya yang pagi itu mengenakkan bletzer
dan celana panjang. Meski tertutup oleh pakaian yang rapi, tapi aku tetap bisa melihat kemontokan
payudaranya yang lekukannya tampak jelas.

“Benar nih Djoel mau nganterin tante ke kantor?

Kalau gitu bolehlah tante bonceng kamu,” kata tante LENA sambil melangkahkan kakinya diboncengan.

Aku sempat agak terkejut karena cara membonceng tante yang seperti itu. Tapi bagaimanapun aku tetap
diuntungkan karena punggungku bisa sesekali merasakan empuknya payudara tante yang memang sangat aku kagumi.
Apalagi ketika melewati gundukan yang ada di jalan, rasanya buah dada tante semakin tambah menempel di punggungku.
Pagi itu tante LENA aku anter sampai ke kantornya. Dan aku segera menuju ke kampus dengan perasaan senang.

Waktu itu hari sabtu. Kebetulan kuliahku libur. Tiba-tiba telepon di sebelah tempat tidurku berdering.
Segera saja aku angkat. Dari seberang terdengar suara lembut seorang wanita.

“Bisa bicara dengan Djoel?”

“Iya saya sendiri?” jawabku masih dengan tanda tanya karena merasa asing dengan suara ditelepon.

“Selamat pagi djoel. Ini tante LENA...!,” aku benar-benar kaget bercampur aduk.

“Se.. Selamat.. Pa.. Gi tante. Wah tumben nelpon saya. Ada yang bisa saya bantu tante?” kataku agak gugup.

“Pagi ini kamu ada acara nggak djoel?


Kalau nggak ada acara datang ke rumah tante ya. Bisa kan?” Pinta tante Keny dari ujung telepon.

“Eh.. Dengan senang hati tante. Nanti sehabis mandi saya langsung ke tempat tante,” jawabku.

Kemudian sambil secara reflek tangan kiriku memegang kontolku yang mulai membesar karena membayangkan tante LENA.

“Baiklah kalau begitu. Aku tunggu ya. Met pagi djoel.. Sampai nanti!”

suara lembut tante LENA yang bagiku sangat menggairahkan itu akhirnya hilang diujung tepelon sana.

Pagi itu aku benar-benar senang mendengar permintaan tante LENA untuk datang ke rumahnya. Dan pikiranku nglantur kemana-mana.
Sementara tanganku masih saja mengelus-elus penisku yang makin lama, makin membesar sambil membayangkan
jika yang memegang kontolku itu adalah tante LENA. Karena hasratku sudah menggebu,
maka segera saja aku lampiaskan birahiku itu dengan onani.

Aku bayangkan aku sedang bersetubuh dengan tante LENA yang sudah telanjang bulat sehingga payudaranya yang montok
menunggu untuk dikenyot dan diremas. Mulut dan tanganku segera menyapu seluruh tubuh Tante LENA.

“Tante.. Tubuhmu indah sekali. Payudaramu montok sekali tante. Aaah.. Ehs.. Ah,”
mulutku mulai merancau membayangkan nikmatnya ML dengan tante LENA.

Jarum jam sudah menunjuk ke angka 8 lebih 30 menit. Aku sudah selesai mandi dan berdandan.



“Nah, sekarang saatnya berangkat ke tempat tante LENA. Aku sudah nggak tahan pingin lihat kemolekan
tubuhmu dari dekat sayang,” gumamku dalam hati.

Kulangkahkan kakiku menuju rumah tante LENA yang hanya berjarak 100 meter aja dari rumahku.
Sampai di rumah janda montok itu, segera saja aku ketuk pintunya.

“Ya, sebentar,” sahut suara seorang wanita dari dalam yang tak lain adalah tante LENA.

Setelah pintu dibuka, mataku benar-benar dimanja oleh tampilan sosok tante LENA yang aduhai dan berdiri persis di hadapanku.
Pagi itu tante mengenakan celana street hitam dipadu dengan atasan kaos ketat berwarna merah dengan belahan lehernya
yang agak ke bawah. Sehingga nampak jelas belahan yang membatasi kedua payudaranya yang memang montok luar biasa.
Tante LENA kemudian mengajakku masuk ke dalam rumahnya dan menutup serta mengunci pintu kamar tamu.
Aku sempat dibuat heran dengan apa yang dilakukan janda itu.

“Ada apa sih tante, kok pintunya harus ditutup dan dikunci segala?” tanyaku penasaran.

Senyuman indah dari bibir sensual tante LENA mengembang sesaat mendengar pertanyaanku.

“Oh, biar aman aja. Kan aku mau ajak kamu ke kamar tengah biar lebih rilek ngobrolnya sambil nonton TV,”
jawab tante LENA seraya menggandeng tanganku mengajak ke ruangan tengah.

Sebenarnya sudah sejak di depan pintu tadi penisku tegang karena terangsang oleh penampilan tante LENA.
Malahan kali ini tangan halusnya menggenggam tanganku, sehingga kontolku nggak bisa diajak kompromi
karena semakin besar aja. Di ruang tengah terhampar karpet biru dan ada dua bantal besar diatasnya.
Sementara diatas meja sudah disediakan minuman es sirup berwarna merah. Kami kemudian duduk berdampingan.

“Ayo djoel diminum dulu sirupnya,” kata tante padaku.

Aku kemudian mengambil gelas dan meminumnya.

“djoel. Kamu tahu nggak kenapa aku minta kamu datang ke sini?”
tanya tante Ken sambil tangan kanan beliau memegang pahaku hingga membuatku terkejut dan agak gugup.

“Ehm.. Eng.. Nggak tante,” jawabku.

“Tante sebenarnya butuh teman ngobrol....

Maklumlah anak-anak tante sudah jarang sekali pulang karena kerja mereka di luar kota dan harus sering menetap disana.
Jadinya ya.. Kamu tahu sendiri kan, tante kesepian. Kira-kira kamu mau nggak jadi teman ngobrol tante?

Nggak harus setiap hari kok..!,” kata tente Ken seperti mengiba.

Dalam hati aku senang karena kesempatan untuk bertemu dan berdekatan dengan tante akan terbuka luas.
Angan-angan untuk menikmati pemandangan indah dari tubuh janda itu pun tentu akan menjadi kenyataan.


“Kalau sekiranya saya dibutuhkan, ya boleh-boleh aja tante.
Justru saya senang bisa ngobrol sama tante.
Biar saja juga ada teman. Bahkan setiap hari juga nggak apa kok”

Tante tersenyum mendengar jawabanku.

Akhirnya kami berdua mulai ngobrol tentang apa saja sambil menikmati acara di TV.
Enjoi sekali. Apalagi bau wangi yang menguar dari tubuh tante membuat angan-anganku semakin melayang jauh.

“djoel, udara hari ini panas ya? Tante kepanasan nih.

Kamu kepanasan nggak?” tanya tante LENA yang kali ini sedikit manja.

“Ehm.. Iya tante. Panas banget.

*Bersambung*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar