Semangat anak-anak di pedalaman Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam menimba ilmu patut ditiru. Untuk mencapai ke sekolah saja, mereka harus menempuh jarak berkilo meter.
Bahkan di tengah perjalanan, mereka harus rela menanggalkan pakaian untuk masuk ke sungai dan melawan derasnya arus.
Potret keteguhan dan semangat anak-anak ini dapat dilihat setiap hari di Kelurahan Maulumbi, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur.
Anak-anak Kampung Pada Karamua menerabas sungai untuk ke sekolah.
Saat pagi menjelang, para ibu di Kampung Pada Karambua mempersipakan anak mereka yang akan berangkat ke taman kanak-kanak dan sekolah dasar.
Hanya beralaskan sandal jepit, bahkan tidak sedikit yang tak beralas telapak kaki, sama sekali tidak menyurutkan anak-anak itu pergi ke sekolah.
Saat tiba di mulut sungai, anak-anak harus melepas pakaian dan menjunjung buku serta tasnya untuk menyeberangi sungai yang lebar dan dalam. Mereka harus mempertahankan tubuh agar tidak terbawa arus yang cukup kuat.
Jika air pasang, orangtua harus menemani mereka menyeberang. Menyebrangi sungai merupakan satu-satunya jalan untuk pergi ke sekolah.
Stefanus, warga Kampung Pada Karumba, menuturkan jika sungai meluap karena curah hujan tinggi, tak ada jalan lagi. Anak-anak terpaksa tidak bersekolah.
Ada pula yang menggunakan satu-satunya sampan kecil milik salah seorang warga, namun daya angkutnya terbatas. Jika harus antre menggunakan sampan kecil anak-anak tentu akan terlambat.
Keprihatinan ternyata tak hanya sampai di sini, setiap pergi dan pulang ke sekolah, kekhawatiran akan ancaman buaya senantiasa menghantui para orangtua.
Amros dan Wulan, anak sekolah warga Kapung Pada Karumba, mengatakan sebelumnya pernah temannya dan warga yang tewas diterkam buaya.
Warga berharap ada perhatian dari pemerintah setempat agar anak-anak mereka bisa pergi ke sekolah tidak dengan kondisi membahayakan. Jembatan atau ketersediaan perahu penyeberangan, tentu akan sangat membantu warga. Sehingga anak-anak perlu merasa nyaman dan aman menimba ilmu.
Bahkan di tengah perjalanan, mereka harus rela menanggalkan pakaian untuk masuk ke sungai dan melawan derasnya arus.
Potret keteguhan dan semangat anak-anak ini dapat dilihat setiap hari di Kelurahan Maulumbi, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur.
Anak-anak Kampung Pada Karamua menerabas sungai untuk ke sekolah.
Saat pagi menjelang, para ibu di Kampung Pada Karambua mempersipakan anak mereka yang akan berangkat ke taman kanak-kanak dan sekolah dasar.
Hanya beralaskan sandal jepit, bahkan tidak sedikit yang tak beralas telapak kaki, sama sekali tidak menyurutkan anak-anak itu pergi ke sekolah.
Saat tiba di mulut sungai, anak-anak harus melepas pakaian dan menjunjung buku serta tasnya untuk menyeberangi sungai yang lebar dan dalam. Mereka harus mempertahankan tubuh agar tidak terbawa arus yang cukup kuat.
Jika air pasang, orangtua harus menemani mereka menyeberang. Menyebrangi sungai merupakan satu-satunya jalan untuk pergi ke sekolah.
Stefanus, warga Kampung Pada Karumba, menuturkan jika sungai meluap karena curah hujan tinggi, tak ada jalan lagi. Anak-anak terpaksa tidak bersekolah.
Ada pula yang menggunakan satu-satunya sampan kecil milik salah seorang warga, namun daya angkutnya terbatas. Jika harus antre menggunakan sampan kecil anak-anak tentu akan terlambat.
Keprihatinan ternyata tak hanya sampai di sini, setiap pergi dan pulang ke sekolah, kekhawatiran akan ancaman buaya senantiasa menghantui para orangtua.
Amros dan Wulan, anak sekolah warga Kapung Pada Karumba, mengatakan sebelumnya pernah temannya dan warga yang tewas diterkam buaya.
Warga berharap ada perhatian dari pemerintah setempat agar anak-anak mereka bisa pergi ke sekolah tidak dengan kondisi membahayakan. Jembatan atau ketersediaan perahu penyeberangan, tentu akan sangat membantu warga. Sehingga anak-anak perlu merasa nyaman dan aman menimba ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar