Side Story
The Barely Legal Teens
Suasan Kafe Bla** Cany** di Mal PV* tampak lengang, aku duduk dipojokan yang tidak terlalu terekspos oleh orang orang yang lalu lalang melewati kafe itu, andai saja kakiku sedang dalam keadaan normal aku pasti akan mencari tempat di lantai atas karena bisa lebih leluasa.
Kulirik lagi sepatu tebal di yang seperti berasal dari sebuah film kartun Atom Boy, Kurang ajar tuh emang bule kiwil..
Awas aja nanti kalo ketemu lagi aku patahin kakinya!
Kulirik lagi sepatu tebal di yang seperti berasal dari sebuah film kartun Atom Boy, Kurang ajar tuh emang bule kiwil..
Awas aja nanti kalo ketemu lagi aku patahin kakinya!
Beberapa cowo yang duduk tidak jauh dari mejaku sepertinya terus memperhatikan ke arahku dan mereka saling berbisik satu sama lain,
Norak banget sih tu cowo cowo, belum pernah dilempar sama asbak kayaknya..
Norak banget sih tu cowo cowo, belum pernah dilempar sama asbak kayaknya..
Aku kembali melanjutkan chatting dengan Odel,
Yaah, kami akhir akhir ini semakin dekat, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri saat Odel menemaniku mengurut ankle kakiku yang terkilir..
Wajahnya yang kala itu dipenuhi ekspresi kekhawatiran begitu menyentuh hatiku, Well.. aku terharu sambil teriak teriak kesetanan tentunya di rumah si Mbah yang mengurut kakiku! hehehehe!
Anyway.. hari ini kami berjanji bertemu untuk sebuah rencana yang telah lama kupersiapkan, rencan yang tentu saja diperuntukkan bagi guru kami , Mr. Riki.
Minggu depan kami sudah melaksanakan ujian akhir, aku merasa ini waktu yang paling tepat untuk segera mempersiapkan segala sesuatunya.
Yaah, kami akhir akhir ini semakin dekat, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri saat Odel menemaniku mengurut ankle kakiku yang terkilir..
Wajahnya yang kala itu dipenuhi ekspresi kekhawatiran begitu menyentuh hatiku, Well.. aku terharu sambil teriak teriak kesetanan tentunya di rumah si Mbah yang mengurut kakiku! hehehehe!
Anyway.. hari ini kami berjanji bertemu untuk sebuah rencana yang telah lama kupersiapkan, rencan yang tentu saja diperuntukkan bagi guru kami , Mr. Riki.
Minggu depan kami sudah melaksanakan ujian akhir, aku merasa ini waktu yang paling tepat untuk segera mempersiapkan segala sesuatunya.
“Hi.. Sendirian aja lo?? gabung yuk bareng temen temen gue??”
Aku melirik cowo yang wajahnya cukup tampan itu, sambil kupasang senyumku yang paling manis aku menjawab pertanyaanya,
“Sorry Kang.. Saya ga suka cowo euy.. bentar lagi pacar saya dateng.. maaf yaaa, hehehe!”
Cowo itu kaget mendengar jawaban ngaslku lalu kembali ke mejanya, tidak berapa lama aku mendengar gelak tawa dari teman temannya yang sepertinya baru mendapat laporan dari cowo tadi, Huh! sukurin!
Tidak berapa lama Odelia datang, aku buru buru mengajaknya pergi dari kafe itu, sudah mulai pengap kurasa karena adanya cowo cowo genit tadi!
Tidak berapa lama Odelia datang, aku buru buru mengajaknya pergi dari kafe itu, sudah mulai pengap kurasa karena adanya cowo cowo genit tadi!
“Kita mau kemana Sya? jangan jauh jauh loh ya.. Nyokap gue nyariin tar..”
“Udah lo tenang aja, lo jadi kan mau ngasi hadiah ke Pak Riki? udah nurut aja ma gue, okay??”
Aku kembali menarik tangannya ke parkiran di roof top mall itu lalu menanyakan dimana dia memarkir mobilnya, setelah beberapa menit mencari cari Mobil Mercy berwarna hitam itupun kami temuka, kulihat supir Alisya sedang tertidur di dalam mobil yang kacanya terbuka semua itu.
“Pak Roy, antar saya sama Odel ya sekarang!?”
Pria Tinggi besar itu langsung terbangun dari tidur siangnya dan segera menyalakan mesin mobil, Aku dan Odel duduk di jok belakang.
“Ayo dong Sya, Kasitau! gue jadi penasaran nih!
“iyaaaa, sabaaaar, kita mo ketempat Khadijah sekarang, kita juga butuh bantuannya untuk rencana ini Del..
Lo tau kan rumahnya?? Tunjukkin jalannya Del, buru!”
Lo tau kan rumahnya?? Tunjukkin jalannya Del, buru!”
Odelia yang kebingungan akhirnya menuruti permintaanku dan menyuruh supirnya itu untuk segera meluncur ke rumah teman sekelasnya itu.
Aku kembali melihat daftar nama nama di hapeku, Odel.. check! Khadijah.. Check! nah tinggal Maria dan Jennifer nih..
Kalo bisa hari ini harus beres!
Aku kembali melihat daftar nama nama di hapeku, Odel.. check! Khadijah.. Check! nah tinggal Maria dan Jennifer nih..
Kalo bisa hari ini harus beres!
Aku memasukkan hapeku kembali kedalam tas, aku tersenyum sendiri membayangkan seperti apa wajah guruku itu saat mendapat kejutan dari muridnya! hihihi!
Cewe yang sekarang duduk di sebelahku ini kalo diliat liat emang mantep juga bodinya.. hmmm seperti apa yah telanjangnya.. jadi penasaran deh..
Kukeluarkan bungkusan plastik kecil dari tasku lalu kusodorkan ke pangkuan Odel,
Cewe yang sekarang duduk di sebelahku ini kalo diliat liat emang mantep juga bodinya.. hmmm seperti apa yah telanjangnya.. jadi penasaran deh..
Kukeluarkan bungkusan plastik kecil dari tasku lalu kusodorkan ke pangkuan Odel,
“Gimana menurut lo Del?? oke ga rancangan gue?? Itu sengaja yang gue bawa yang buat lo Del.. tar cobain ya kalo dah dirumah..
Odel sibuk membuka pakaian pemberianku itu lalu matanya terbelalak!
Sepertinya dia mulai paham atas rencana ini..
Odel sibuk membuka pakaian pemberianku itu lalu matanya terbelalak!
Sepertinya dia mulai paham atas rencana ini..
End of 1st Act
2nd Act
Kami akhirnya bisa menembus kemacetan di jalan Sukajadi dan sekarang sedang menyusuri Jalan Setiabudi menuju rumah salah satu teman kami bernama Khadijah, dia merupakan teman sekelas Odelia yang ikut dalam tim basket dalam turnamen lalu.
Rencanaku ini memerlukan lima orang dan Khadijah masuk diantaranya, dia tinggi, langsing, wajahnya yang unik karena memiliki darah campuran Indonesia dan Jerman itu semakin meyakinkan aku kalo dia akan menjadi salah satu elemen penting dalam rencanaku kali ini, hehehe!
Rencanaku ini memerlukan lima orang dan Khadijah masuk diantaranya, dia tinggi, langsing, wajahnya yang unik karena memiliki darah campuran Indonesia dan Jerman itu semakin meyakinkan aku kalo dia akan menjadi salah satu elemen penting dalam rencanaku kali ini, hehehe!
Mobil yang dikemudikan Supir Odel bernama Roy ini memasuki gapura Perumahan KP*D Geger Kalong, Aku yang heran langsung bertanya ke seniorku itu,
“Ko lewat sini Del? Perasaan bokapnya Khadijah bukan tentara deh…”
“Iya Sya.. tapi memang bisa lewat sini, kompleknya di bukit gitu deh, persis di belakang komplek tentara ini Sya, Tuh dah keliatan kan?”
Kami memasuki sebuah jalan kecil berportal dan disambut tanjakan yang cukup curam dengan rumah rumah yang besarnya hampir menyamai rumah rumah di Komplek Dago Pakar, hanya pohon pohon yang ada pinggir jalan masih terlalu kecil, mungkin karena komplek ini juga baru berdiri sepertinya.
“Rumahnya yang mana Del?”
Odelia membuka kaca mobil dan melongokkan kepalanya keluar, sepertinya dia juga belum cukup hafal dengan daerah sekitar sini..
“Nah itu dia Sya! yang ada daun pisang yang dibentuk kayak kipas! Pak stop stop pak!”
****
Kami memasuki pekarangan rumah yang tak berpagar itu dengan penuh decak kagum atas koleksi tanaman hias yang terjejer rapi disekitar kami.
Seorang wanita berkerudung gaul dengan perawakan tinggi langsing dan hidung bangir keluar dari dalam rumah,
Dari perawakan dan bentuk wajahnya yang benar benar seperti fotokopi dari Khadijah, aku bisa pastikan kalau wanita itu adalah Ibunya!
Seorang wanita berkerudung gaul dengan perawakan tinggi langsing dan hidung bangir keluar dari dalam rumah,
Dari perawakan dan bentuk wajahnya yang benar benar seperti fotokopi dari Khadijah, aku bisa pastikan kalau wanita itu adalah Ibunya!
“Hi Odeeel! dah lama banget ga ketemu kamu deh! makin montok aja tuh toket! hihihi!
Wah siapa nih ko Tante baru liat?? Temennya Keked juga?”
Wah siapa nih ko Tante baru liat?? Temennya Keked juga?”
“Iya Tan, kenalin ini Alisya, dia junior aku di sekolah, tapi kapten tim basket kami, hehehe!”
Aku menyambut uluran tangan wanita itu, jemari panjang dan lentik itu membungkus tanganku dengan hangat..
“Hi Alisya, saya Fatimah, Ibu dari Khadijah, ayok masuk masuk! Si Keked lagi mandi tuh, bentar lagi juga beres, dia mah mandi kaya kilat! hihihi!”
Odel langsung menangkap kode yang kuberikan lalu menjawab ajakan Tante Fatimah,
“Gapapa Tante, kami di teras aja, cuma bentar ko”
Pembawaannya yang santai dan ceria itu dalam sekejap mencairkan suasana diantara kami bertiga, gayanya yang lugas dalam berbicara juga selalu sukses mendapatkan perhatian kami. Seketika itu juga aku emutuskan kalau aku nge fans sama Tante Fatimah, hehehe!
“Keeeed! Ni temen temen kamu dateng nih!”
Terdengar suara Khadijah menyahut dari dalam rumah,
“Yaudah Tante tinggal dulu yah, tar si Mbok bakal nganterin minuman buat kalian,
Nice meeting you girls!”
Nice meeting you girls!”
Sosok Tinggi langsing itu melangkah anggun meninggalkan kami yang hanya bisa bengong melihat wanita itu,
“Gilaa Deel.. Itu Nyokapnya Khadijah Model yah dulunya??”
Odelia hanya mengangkat bahunya, dia juga sepertinya sama kagumnya dengan diriku..
Tidak lama kemudian Khadijah muncul dengan loose tank top dan hot pants hitam ketat yang semakin mempertegas siluet badannya yang ramping, sambil mengeringkan rambutnya yang panjang itu dengan handuk dia menghempaskan pantatnya di kursi teras.
Tidak lama kemudian Khadijah muncul dengan loose tank top dan hot pants hitam ketat yang semakin mempertegas siluet badannya yang ramping, sambil mengeringkan rambutnya yang panjang itu dengan handuk dia menghempaskan pantatnya di kursi teras.
“Eh Elo Sya? gimana kaki lo? ko tumben kesini?? Mau ada Turnamen lagi yah?? hehehe!”
Aku segera memasang tampang seriusku lalu duduk disebelah Khadijah, Kupelankan suaraku agar jangan sampai terdengar oleh Tante Fatimah,
“Gini Kak.. Odel, Maria dan Kakak kan bentar lagi mau lulus.. trus Pak Riki juga bakal menikah sesudah selesai masa ujian,
Aku berencana mengadakan Farewell Party khusus anak anak Basket dan PE Teacher kita aja, gimana menurut Kakak??”
Aku berencana mengadakan Farewell Party khusus anak anak Basket dan PE Teacher kita aja, gimana menurut Kakak??”
Kening Khadijah sedikit berkerut mendengarkan penjelasanku,
“Emang kapan Farewellnya Sya? Trus kita rencananya mau ngapain disana?? Haha-hihi doang gitu??”
Aku tersenyum simpul mendengar rentetan pertanyaan itu..
“Abis ujian Kak, Kita bakal ngadain Sexy Dancer gitu Kak, dan aku pengen Kakak jadi salah satu dancernya..”
Odel dan Khadijah sama sama terkejut, Mereka berdua berbarengan melotot ke arahku,
“HAAAAAH????? SEXY DANCEERR?????!”
End of 2nd Act
3rd Act
Setelah melalui perdebatan sengit dengan kedua seniorku itu, akhirnya kami bertiga menemui kesepakatan, huuufff…
Odelia dan Khadijah meminta satu syarat agar mereka mau mengikuti rencanaku,
Tidak ada satupun dari anggota basket cowo atau murid dari sekolah kami yang ikut hadir saat hari-H nanti,
Odelia dan Khadijah meminta satu syarat agar mereka mau mengikuti rencanaku,
Tidak ada satupun dari anggota basket cowo atau murid dari sekolah kami yang ikut hadir saat hari-H nanti,
“DEAL! Aku janji kak! Tapi Kakak sama Odel juga jangan sampai batal loh yah..”
Setelah itu kami sibuk browsing kostum kostum bertemakan seragam sekolah sekolah di Jepang sebagai bahan referensi untuk membuat kostum dancer yang sesuai harapan kami. Tidak terasa langit di Bandung sudah terlihat gelap, aku yang masih memiliki urusan lain segera pamit lebih dulu untuk menyerahkan rancangan busana yang sudah kami buat itu ke penjahit langgananku.
Odelia tidak ikut pulang karena katanya masih ada beberapa pelajaran yang harus dia diskusikan dengan Khadijah, well apapun itu kalo sudah yang namanya pelajaran aku paling ogah! kutelepon supirku yang pasti sudahh jamuran menungguku di mall! hehehe!
Aku baru akan melangkah keluar rumah itu saat aku teringat untuk menanyakan alamat Maria ke Odel, kan lebih baik kalo aku bisa sendirian tanpa harus meunggu Odel lagi untuk mencari alamat Maria.
Aku baru akan melangkah keluar rumah itu saat aku teringat untuk menanyakan alamat Maria ke Odel, kan lebih baik kalo aku bisa sendirian tanpa harus meunggu Odel lagi untuk mencari alamat Maria.
Tanganku yang akan mengetuk pintu kamar Khadijah terhenti oleh suara suara tidak biasa yang terdengar dari balik pintu itu..
Seperti suara orang yang sedang mengaduh.. atau mengerang..
Seperti suara orang yang sedang mengaduh.. atau mengerang..
“Ssssshhhtt… Jangan Ked! Aku ga biasa kaya gini.. uuufff.. kamu ko bandel banget siiihh… mmmmmhhh!”
“Udah kamu nikmatin aja deh.. Kan aku ini yang ngoral kamu.. kakinya jangan tegang dong say.. slllrp! slllrpp!”
Suara sedotan yang dengan jelas terdengar itu membuatku semakin penasaran! Masa sih Khadijah penyuka sesama..
Pintu itu kubuka perlahan, dari celah yang cukup lebar itu aku bisa melihat Odelia yang sedang bertumpu dengan kedua tangannya pada sandaran di ujung kasur,
Pantatnya yang bulat menantang itu sekarang sudah diremas oleh kedua tangan Khadijah yang sekarang berlutut di belakangnya dan menjilati lubang anusnya!
Pintu itu kubuka perlahan, dari celah yang cukup lebar itu aku bisa melihat Odelia yang sedang bertumpu dengan kedua tangannya pada sandaran di ujung kasur,
Pantatnya yang bulat menantang itu sekarang sudah diremas oleh kedua tangan Khadijah yang sekarang berlutut di belakangnya dan menjilati lubang anusnya!
Tanpa sadar tanganku menyelusup ke dalam underwearku dan mengikuti irama yang telah lebih dulu dibangun oleh kedua seniorku itu…
Di setiap jilatan Khadijah pada lubang anus dan pussy Odelia, jariku semakin dalam masuk ke memekku sendiri!
Di setiap jilatan Khadijah pada lubang anus dan pussy Odelia, jariku semakin dalam masuk ke memekku sendiri!
“Shit.. aku butuh pelampiasan nih!”
Aku yang sedang terbawa suasana tidak menyadari sudah ada yang mengamatiku sedari tadi, Tanpa ada peringatan terlebih dulu, dadaku diremas oleh seseorang!
Kurasakan ada sesuatu yang kenyal menempel di punggungku, Kuberanikan diriku melirik ke belakang..
Kurasakan ada sesuatu yang kenyal menempel di punggungku, Kuberanikan diriku melirik ke belakang..
Tante Fatimah!
“Iya nih.. Tante juga kayaknya butuh pelampiasan.. hmmm… dada kamu udah gede juga yah.. padahal masih SMA loh..”
Suaranya yang dekat sekali ke kupingku, sukses membuat sekujur tubuhku menggigil!
Tangannya yang tadi meremas toketku dari luar kini sudah berada di dalam pakaianku dan entah ejak kapan, bra yang tadi masih menutupi dadaku sudah bergeser jauh dan jari jarinya dengan leluasa memainkan puting payudaraku!
Tangannya yang tadi meremas toketku dari luar kini sudah berada di dalam pakaianku dan entah ejak kapan, bra yang tadi masih menutupi dadaku sudah bergeser jauh dan jari jarinya dengan leluasa memainkan puting payudaraku!
“sssshhh! Taaan… ma.. ma’aaaf… Saya ga maksud untuk.. aaaaaahkkk!”
Vaginaku yang memang sudah basah sejak tadi tiba tiba mendapat serangan dari jemarinya yng kurus dan lentik itu!
Kakiku seolah kehilangan tenaga menopang berat tubuhku.. aku jatuh terduduk di depan pintu kamar Khadijah bersama dengan Ibunya yang kini sudah sibuk menjelajahi leher dan bahuku dengan lidahnya..
Kakiku seolah kehilangan tenaga menopang berat tubuhku.. aku jatuh terduduk di depan pintu kamar Khadijah bersama dengan Ibunya yang kini sudah sibuk menjelajahi leher dan bahuku dengan lidahnya..
“Ko kalian ga bilang bilang sih mau ngadai farewell party gitu.. Tante ikuuut dooong?? boleh ga?? hmmm??”
Sambil bicara seperti itu, dia memasukkan dua jarinya! Aku yang belingsatan cuma bisa bersandar lemah.. pasrah dengan tubihku yang habis dikerjai olehnya..
“Ikut Tante ke kamar yu…”
Seakan aku seperti korban hipnotis dan menuruti ajakan Tante Fatimah ke kamarnya..
***
Malam sudah semakin larut.. Aku terbangun dan kini hanya berbaluk handuk dan sekarang sedang berbaring didalam kamar Tante Fatimah.
Terdengar suara shower dan orang yang sedang bersenandung di dalam kamar mandi.
Ini kesempatanku! aku segera memakai pakaianku dengan tergesa gesa!
Kuraih tasku yang teronggok diujung kasur lalu segera berjalan mengendap endap keluar dari kamar itu!
Terdengar suara shower dan orang yang sedang bersenandung di dalam kamar mandi.
Ini kesempatanku! aku segera memakai pakaianku dengan tergesa gesa!
Kuraih tasku yang teronggok diujung kasur lalu segera berjalan mengendap endap keluar dari kamar itu!
Persis saat aku keluar dari kamar itu, Odel juga keluar dari kamar Khadijah dengan rambut dan pakaian yang acak acakan!
Dia menghampiriku lalu seperti ingin mengatakan sesuatu, cepat cepat kututup mulutnya!
Dia menghampiriku lalu seperti ingin mengatakan sesuatu, cepat cepat kututup mulutnya!
“ssssssttt! buruan keluar dari rumah ini Del!”
Kami berjalan mengendap endap melewati pekarangan rumah itu, saat melihat kedua supir kami sedang asyik ngobrol sambil merokok, kami segera berlari ke arah mereka dan hampir berbarengan,
“Pak! Nyalain mobilnya! BURUAAAAAN!”
***
Keesokan harinya, Aku dan Odel hanya menghubungi Maria via telepon, Kami sudah trauma terjebak di rumah orang yang ternyata memiliki hobi yang aneh..
Ternyata dia sudah lebih dulu diberitahu oleh Khadijah dan sepertinya Maria juga oke oke saja dengan rencana itu..
Kami berempat akhirnya memutuskan untuk bertemu di Ma*dy Simpang Dago siang itu, kami ber haha hihi membayangkan bagaimana reaksi Pak Riki apabila melihat aksi kami! hehehe!
Entah siapa yang mencetuskan, akhirnya kami meluncur ke kos Guru Olahraga kami itu, Kami sekedar ingin bertemu dan melepas kangen setelah beberapa hari tidak melihat sosoknya yang biasanya selalu mondar mandir di sekolah..
Ternyata dia sudah lebih dulu diberitahu oleh Khadijah dan sepertinya Maria juga oke oke saja dengan rencana itu..
Kami berempat akhirnya memutuskan untuk bertemu di Ma*dy Simpang Dago siang itu, kami ber haha hihi membayangkan bagaimana reaksi Pak Riki apabila melihat aksi kami! hehehe!
Entah siapa yang mencetuskan, akhirnya kami meluncur ke kos Guru Olahraga kami itu, Kami sekedar ingin bertemu dan melepas kangen setelah beberapa hari tidak melihat sosoknya yang biasanya selalu mondar mandir di sekolah..
Kami berangkat ke kos Pak Riki dengan menggunakan mobil Odel, Sekitar jam Tujuh kami sampai di Kost itu..
Ini pertama kalinya aku melihat dimana persisnya tempat tinggal guru yang ku sukai itu..
Terus terang harus kuakui aku tertinggal dari soal pendekatan secara personal dibandingkan dengan Odel..
Dia telah lebih dulu mengetahui alamat Pak Riki dan aku yakin dia sudah pernah melakukan hal yang “lebih” dengan Pak Riki!
Ini pertama kalinya aku melihat dimana persisnya tempat tinggal guru yang ku sukai itu..
Terus terang harus kuakui aku tertinggal dari soal pendekatan secara personal dibandingkan dengan Odel..
Dia telah lebih dulu mengetahui alamat Pak Riki dan aku yakin dia sudah pernah melakukan hal yang “lebih” dengan Pak Riki!
Aku, Maria dan Khadijah mengikuti Odel yang berjalan melewati sekumpulan cowok cowok yang sedang menonton tv di ruang tengah kos itu,
Aku sempat melihat salah satu cowo yang berbadan besar menjatuhkan sendoknya dari mangkok mie yang dia makan! hihihi!
Beberapa diantara mereka malah sedang sikut sikutan menunjuk nunjuk ke arah kaki kami, AKu berusaha tidak terlalu mempedulikan mereka tapi sulit! hehehe!
Aku sempat melihat salah satu cowo yang berbadan besar menjatuhkan sendoknya dari mangkok mie yang dia makan! hihihi!
Beberapa diantara mereka malah sedang sikut sikutan menunjuk nunjuk ke arah kaki kami, AKu berusaha tidak terlalu mempedulikan mereka tapi sulit! hehehe!
Leher leher itu meregang.. bergoyang mengikuti liukan pingul dan pantat kami saat menaiki anak tangga itu..
Sifat isengku kumat lagi, saat yang lain sudah hampir sampai di kamar Pak Riki, aku malah masih berada di tengah anak anak tangga, sedang berusaha mengikat tali sepatu casualku, Aku menunduk tanpa berusaha menutupi bagian belakangku!
Ada suara gaduh dari bawah.. cowo cowo itu berebut bagian terdepan untuk melihat isi dalam rok flare yang merupakan model rok favoritku itu.
Sifat isengku kumat lagi, saat yang lain sudah hampir sampai di kamar Pak Riki, aku malah masih berada di tengah anak anak tangga, sedang berusaha mengikat tali sepatu casualku, Aku menunduk tanpa berusaha menutupi bagian belakangku!
Ada suara gaduh dari bawah.. cowo cowo itu berebut bagian terdepan untuk melihat isi dalam rok flare yang merupakan model rok favoritku itu.
……
“Uwooooooh! ”
Suara koor sumbang itu terdengar dan memancing tawa ketiga temanku yang lain! hihihi!
Suara kunci pintu yang dibuka terdengar, lalu sosok Pak Riki muncul..
Darahku berdesir saat melihatnya keluar dari kamar hanya mengenakan handuk yang dililitkan ke pinggangnya…
Suara kunci pintu yang dibuka terdengar, lalu sosok Pak Riki muncul..
Darahku berdesir saat melihatnya keluar dari kamar hanya mengenakan handuk yang dililitkan ke pinggangnya…
“Heiii apa kabar kalian??? ko bisa sih tau alamat saya?? kalian tau dari Odel ya alamat saya???”
Aku tidak berani menjawab pertanyaan itu..
justru Odelia yang paling tidak kami harapkan untuk bersuara dari antara kami malah nyeletuk,
justru Odelia yang paling tidak kami harapkan untuk bersuara dari antara kami malah nyeletuk,
“Hmmm.. you look so yummy sir.. can we taste you???”
End of 3rd Act
Tidak ada komentar:
Posting Komentar