Cerita Plus Plus

Cerita Seks dan 17 Plus Plus Cerita Panas Cerita Dewasa Cerita Ngentot Pengalaman ML Pengalaman Sex Pengalaman Seks Meniduri Pembantu

window.open('http://graizoah.com/afu.php?zoneid=3334601')

Minggu, 23 Februari 2014

Cerita Dewasa:Sulitnya Menjadi Istri Seorang Bisnisman (Part.4)




Lanjutan...

”aarrrrgghhhhh ssssaakiittt saaakiitttt aaaaaahhhhhhaahmmmppuunn jangan tuann” reflek aku mengiba, saat tiba-tiba rasa perih menyengat punggungku. Joy dan Roy rupanya memecutku dengan ikat pinggang kulit mereka.

“ayoo goyang jangan diem aja!! , perintah Roy “kalau lagi di entot lo mesti goyang dong jangan mau enaknya sendiri aja emang dikira ga cape aja ngentotin bikin elo puas? Jangan egois gitu dooonggg!!!” kata Joe seenaknya sambil terus memecutku.

Aku berusaha menggoyangkan pantatku namun posisiku yang tidak menguntungkan dan rasa sakit di lubang analku membutku terhalang dan meski sudah berusaha dengan tenaga yang sangat lemah sepertinya itu sia-sia. Aku sama sekali terlihat tidak gyang dan dianggap membangkang perintah mereka. Cccctttaarrr ccttaaarrr cctaaarr ccctaaaarrr lecutan dan pecutan semakin menjadi aku hanya berteria-teriak pasrah dalam keadaan lemas dan diantara isak tangis,

”hhhiikksss suuddaaahh ttuuaaann saaayaaa sudah gooyyaannggg aakkhhhhh aaammppuuunnn aaaaaaaaaahkkkhhh ssuuddaaahh ggoyaangg ttuaaannn aaammpuunn”

“dasar tante girang egois, sudah dibikin enak masih sembarangan aja bohong ayoh goyang bikin temen gw juga enak!!!!!” perintah Roy kejam sambil semakin keras melecut-lecut punggungku.



Rasa sakit di lubang anal dan punggungku benar-benar menyatu menjadi rasa sakit yang belum pernah seumur hidup kurasakan, ingin pingsan rasanya agar aku tak harus merasakan siksa seperti ini namun setiap kali mulai tak sadar pecutan dan tamparan serta jambakan di rambutku membuatku kembali tersadar. Akupun dengan segenap tenaga yang tersisa berusaha untuk menggerakkan pinggulku disertai lecutan yang semakin keras. Jeritan demi teriakan semakin lemah yang muncul justru nafsu untuk kembali orgasme. Aneh rasanya rasa sakit yang menderaku maah meningkatkan gairahku untuk menuju puncak. Tanpa kusadari bahkan aku bisa memaksa pinggul dan dan pantatku untuk bergoyang. Jeritan kini berubah menjadi desahan, bahkan saat dilecut bukan lagi jeritan namun erangan yang terdengar semakin menggairahkan nafsu para pria jelek itu. Jepitan analku di penis Boypun semakin menjadi saat lecutan ikat pinggang kulit mendera kulit punggungku akibatnya Boypun seperti kesetanan memperkosa pantatku. Tangannya menampar-nampar buah pantatku, desahan nikmat diantara sakit yang menderakupun semakin jadi.

“Aaakkhhh tuann akkuuu hammpirrr sammppaaaiii aakkhhhh eeerrgghhhh eennngghhhh ooohhhh aaarrgghhhh” jerit dan desahku semakin menjadi mengiringi deraan lecutan dan sodokan pria-pria bengis itu hingga akhirnya Boy dan aku mencapai orgasme nyaris bersamaan.


Sperma Boy muncrat duluan tak terhalang langsung menuju lambung dan maagku. Berjuta benih kejantanan bercampur dengan dengan sari makanan sisa pesta semalam. Aku tak peduli lagi lemas dan tak berdaya langsung membuatku ambruk ke samping begitu Boy menarik lepas penisnya. Roy dan Joy melepas ikatan dan tali di tubuhku sementara Boy membuka borgol yang memasungku namun kini tanganku kembali diikat kedua sikut lenganku disatukan hingga tannganku menyatu di belakang punggungku membuat dadaku tetap membusung. Borgol di tanganku tetap dipasang dan aku kini diminta berlutut. Sulit sekali rasanya setelah orgasme dua kali dengan gemetaran aku menuruti perintah mereka untuk mengulum ketiga penis mereka bergantian. Rupanya itu adalah menu terakhir malam itu, mereka semua mengakhiri perkosaan dengan memuncratkan sperma kental mereka ke wajahku.


Aneh rasanya mendapati sperma di wajah mengalir pelan ke dagu bibir dan tanpa sadar lidahku mengecap-ngecap berusaha menjilati sperma yang menetes padahal rasanya sangat anyir dan getir pahit. “Hahahaha lihat nih sitante, cantik-cantik ternyata doyan banget sama peju.. sini aku bantuin hahahaha”, kata Joy sambil mengoleskan spema mereka dengan batang spidol bekas untuk dimasukkan ke mulutku. Aku yang awalnya tak sadar mengecap sperma malah seperti ketagihan dan menghabiskan bahkan menjilati sisa sperma mereka hingga bersih. Wajah dan tubuh telanjangku terasa lengket sekali dan sepertinya mereka mengetahui hal itu. Tanpa kasihan Roy menyeretku keluar dan mengikatku di bemper mobil. Aku berteriak-teriak menolak malu karena dipaksa keluar pos dalam keadaan telanjang bulat dan terikat tak berdaya. Akhirnya aku dipaksa berdiri di tengah hujan deras diluar pos mereka, aku mengenali daerah itu, ternyata pos mereka berada di sekitar daerah cawing tepat dibawah tol namun sepi sekali hanya sesekali kendaraan melintas entah jam berapa namun aku yakin itu sudah hampir pagi, aku yang menggigil kedinginan akhirnya diseret masuk kembali di handuki sampai kering dan dibiarkan tertidur di atas tikar lusuh sampai pagi. Entah bagaimana nanti, aku yang benar-benar kelelahan akhirnya tertidur.



*END*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar