Cerita Plus Plus

Cerita Seks dan 17 Plus Plus Cerita Panas Cerita Dewasa Cerita Ngentot Pengalaman ML Pengalaman Sex Pengalaman Seks Meniduri Pembantu

window.open('http://graizoah.com/afu.php?zoneid=3334601')

Kamis, 13 Februari 2014

Cerita Dewasa: Sulitnya Menjadi Istri Seorang Bisnisman (Part.1)




Sulitnya menjadi istri seorang bisnisman ya gini nih. Menghadiri undangan pernikahan kolega saja terpaksa harus sendirian gara-gara ditinggal suami ke luar negri. Untunglah aku sudah terbiasa mengemudikan kendaraan sendiri. Sialnya kali ini aku benar-benar lupa kalau mobilku ini sudah lama tidak diservis. Suamiku tidak mau punya supir, tukang kebun bahkan pembantu. Hanya ada bik ‘Ndun yang datang tiap pagi untuk bantu beres-beres rumah dan siangnya ia kembali pulang ke rumahnya. Oh iya, namaku Nita, kini usia pernikahanku dengan mas Andi sudah jalan 3 tahun, kami belum dikaruniai anak. Bagaimana mau punya anak kalau kami jarang bertemu, akibatnya kamipun jarang berhubungan seks. Aku sendiri mulai khawatir dan bosan jika bertemu saudara selalu ditanya mana momongan kami mengingat usiaku kini sudah menginjak 24 tahun. Kedua orangtuaku sudah meninggal sejak dua tahun lalu, begitupula dengan kedua mertuaku.. parahnya aku dan mas Andi adalah anak tunggal, jadilah kini kami berdua benar-benar hidup berdua jarang sekali bertemu saudara kecuali ada acara pesta keluarga seperti yang baru aku hadiri malam ini, Mas Andi masih berada di Australia untuk kepentingan bisnisnya membuka peluang baru disana. Kini mobilku mogok dan aku terjebak dalam kegelapan malam di tengah jalan tol dalam kota, untunglah aku sempat menepi sebelum mobilku benar-benar mogok. Hampir setengah jam aku mengutuk diri di dalam mobil hingga aku akhirnya keluar. Mencoba membuka kap mesin mobil yang berasap dan berdiri kebingungan di pinggir jalan, awalnya aku ragu karena aku hanya mengenakan gaun malam satu tali dengan belahan cukup rendah sehingga tidak memungkinkan buatku mengenakan bra biasa kecuali model cup saja. Payudaraku tidak besar, biasa saja, sehari-hari bra yang kupakai ukuran 34c, normal untuk ukuran 160 dan berat 52 layaknya wanita Indonesia umumnya. Yang membuatku sedikit ragu untuk turun adalah gaunku yang hanya setinggi lutut padahal angin sangat kencang, gawat juga kalau ditiup angin sementara aku hanya memakai celana dalam mini thong yang hanya menutup bagian kewanitaanku saja, selebihnya hanya minim sekali meski tidak seminim G string.

Aku melirik jam tangan, ya ampun sudah nyaris jam dua belas malam. Kacaunya batere hpku habis. Di tengah kebingungan, tiba-tiba aku dikagetkan suara klakson mobil. Ada sebuah mobil bak terbuka parkir dibelakang mobilku. Aku sempat kaget ternyata mereka adalah petugas dinas kebersihan jalan tol yang baru selesai menjemput tukang sapu jalan tol. Dari perkenalan singkat aku ingat nama mereka Roy, Boy dan Joy, sepintas ketiganya setype, berkulit hitam, dekil, Roy tinggi besar, Boy gendut dan Joy kurus, rambut ketiganya masih berantakan dan dari jauh bau keringat menyengat sudah tercium bahkan semenjak mereka turun dari mobil. Tampaknya mereka baru mau pulang setelah bekerja menyapu jalan tol ini.

“Malam tante, apakah tante baik-baik saja?”, tanya salah satu dari mereka.

“Oh, aku tidak apa-apa, hanya mobilku yang mogok”, sahutku.

“Asapnya tebal sekali tante, boleh saya coba bantu lihat?” kata temannya.

“Oh silahkan..”, sahutku.

“kenalkan tante, saya Roy”, sahut pria terakhir yang turun dari mobil, matanya tampak belanja ke arah belahan dadaku yg rendah dan ya ampun… wajahnya seram sekali, seperti ada bekas luka memanjang di pipinya.. ngeri sekali.

Roy yang sepintas mirip Budi Anduk itu lalu memperkenalkan dua temannya, “itu yang gendut Boy tante, dan yang gondrong lagi lihat mesin mobil tante namanya Joy” lanjutnya sambil menunjuk dua temannya.

Si Boy lebih mendingan sedikit, meski kulitnya tampak paling hitam dibanding lainnya namun wajahnya mengingatkanku pada sosok Benoe Boeloe yang sering muncul di transtv. Sementara Joy, sepertinya lebih mirip Sule, agak gondrong gitu.

Sambil tertawa geli aku memperkenalkan diri, “panggil saja aku Nita”, sahutku.

“Tante, ini radiatornya ga ada airnya, kering, karena panas mulai merusak komponen lain, tante ga mau kontak orang rumah saja?” teriak Joy dari balik mesin mobilku.

“Ya ampun.. aku lupa periksa tadi yah.. aduh hpku mati lagi.. gimana yah?” balasku agak panik.

Waduh, mobil yang kubawa ini tidak mungkin bisa jalan lagi malam ini.. Berarti aku harus panggil taxi dan telpon asuransi mobilku, pikirku dalam hati.

“Silahkan tante, pakai hp saya..” kata Boy menyerahkan hpnya padaku.

Aku sibuk kembali ke dalam mobil mencari nomor telepon taxi dan asuransiku. Setelah beres, aku kembali menemui mereka. Kap mobilku sudah ditutup, asap sudah tidak terlalu ngebul.

“Wah, tante mobil ini mahal sekali kalau di servis yah” sahut Roy

“Iya tante, kok bisa mercy S600 seperti ini radiatornya sampai kosong tante? Sayang banget nih rusak.. eh, asuransi sudah ditelpon tante? Sudah telpon taxi juga? Kalau mau, kami biar temani tante dulu disini sampai semua beres” sahut Boy beruntun membuatku bingung.

“oohh iya iya kalau kalian ga keberatan, dengan senang hati tante mau ditemani” singkatnya

Setelah hampir setengah jam menungu, Derek dari asuransiku datang. Setelah urusan administrasi selesai dan mobilku diderek kini aku yang bingung. Karena taxi yang kupesan tak kunjung tiba.

“Tante, kalau mau biar kami yang antar tante pulang, sepertinya malam minggu begini akan sulit mendapat taxi kosong”, kata Joy.

Aku masih berkeras menunggu dan akhirnya aku ditemani pria itu menunggu taxi di pinggir jalan tol, karena iseng Boy mulai memainkan fasilitas video dari hpnya,

BERSAMBUNG....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar