Cerita Plus Plus

Cerita Seks dan 17 Plus Plus Cerita Panas Cerita Dewasa Cerita Ngentot Pengalaman ML Pengalaman Sex Pengalaman Seks Meniduri Pembantu

window.open('http://graizoah.com/afu.php?zoneid=3334601')

Selasa, 02 Juli 2013

Sms bisa ngentot gadis

Perkenalkan, nama gw adalah Nala (bukan nama asli tentunya). Gw lulusan sebuah perguruan tinggi ternama di Jogya. Bagiku, sex adalah hal yang tabu, yang benar-benar tak terjamah. Terpikirkan pun tidak, sampai kisah ini gw alami. Cerita Sex ini dimulai dari salah kirim SMS. Saat itu, gw berniat mengirim SMS ke seorang teman cewek yang sudah lama kukenal. Karena sudah tidak lama berhubungan, dan gw tidak punya catatan tentang nomor HP temanku tersebut, maka gw menuliskan nomor HP dengan agak mereka-reka. Segera kukirimkan SMS tersebut, berisi pesan yang kira-kira menyatakan bahwa gw kangen dan ingin bertemu dengannya! Hallow Jun How Are U? I MISS U JUN Satu kali SMS kukirim kepadanya, dia tidak menjawab. Aneh, pkirku. Tak mungkin temanku itu tidak membalas kalau tahu SMS tersebut dariku. Kemudian kukirimkan sekali lagi, dan kucantumkan nama gw. Tak lama kemudian, ia membalas dengan miss call. Karena saat itu gw sedang sibuk, kubalas saja miss call nya dengan pesan SMS yang menyatakan bahwa gw akan meneleponnya sore nanti.

pukul 5 langsung kutelepon temanku itu, seperti yang kujanjikan. Halo, Juny?, Tanya gw sejenak, ragu. Saya pikir anda salah orang, begitu tanggapan lawan bicara gw. Oh, maaf. Saya pikir anda adalah teman saya. Memang saya tidak ingat betul nomor HP-nya. Maaf kalau telah mengganggu, jawabku sambil menahan malu. Oh, tidak apa-apa, jawab lawan bicara gw lagi. Saat itu juga hendak kumatikan teleponku, namun lawan bicara gw segera bertanya. Memang yang mau kamu telepon ini siapa sih? Kok pake kangen2 segala?, ungkapnya, menggoda. Lalu gw jawab bahwa Juny adalah teman lama gw, dan kami telah berkawan selama 6 tahun. Singkat kata, akhirnya kami berkenalan. Dari telepon itu, gw tahu bahwa nama wanita tersebut adalah Fitri.

Sejak saat itu, kami sering berkirim SMS. Kadang-kadang gw malah menelponnya. Namun, tidak ada niat sedikitpun dalam diriku untuk menemuinya, atau melihat wajahnya. Toh tidak ada maksud apa-apa, pikirku. Dua bulan berjalan sejak perkenalan itu, entah mengapa, isi pesan SMS berubah menjadi hal-hal yang agak menjurus ke sex. Tiga bulan berjalan sejak perkenalan kami lewat telepon. Tiba-tiba, Fitri mengirim SMS yang menyatakan ingin bertemu. Mengapa tidak, kupikir. Toh tidak ada ruginya untuk gw. Saat itu pikiran gw belum berpikir jauh sampai ke sex. Kami janjian sore pukul 17.00. Kebetulan hari itu hari libur. Setelah tiba di tempat yang dijanjikan, gw segera meneleponnya. Gua pake sweater pink, kata Fitri. Segera kutemui Fitri yang sedang berdiri menunggu. Hai, Fitri ya?, Tanya gw. Fitri segera tersenyum. Wajahnya memang tidak cantik, tubuhnya pun tidak aduhai seperti poster swimsuit di majalah Popular. Namun, gw memang tidak terlalu mempermasalahkan penampilan fisik. Segera kuperkenalkan diriku. Gua Nala, kata gw. Memang pergaulanku dengan wanita tidak intens, sehingga saat itu gw sedikit gugup. Namun, segera kututupi kegugupanku dengan sedikit jaim (jaga image). Kami segera menjadi akrab. Kami berbicara sebentar sambil menikmati makanan di sebuah food court.

Nala, suka nyanyi-nyanyi gak?, tanya Fitri setelah kami selesai makan. Suka, tapi tidak di depan umum, begitu jawabku. Sama dong. Kalo gitu, mau gak kamu saya ajak utk nyanyi di karaoke? Kita bisa pesan private room kok, jadi tidak ada orang lain. tanya Fitri. Kupikir, asyik juga ya, untuk melepas lelah. Segera kami meluncur ke sebuah karaoke terdekat menggunakan mobilku.

Setibanya di sana, kami memesan tempat untuk dua orang. Kami segera dituntun masuk oleh seorang wanita. Ruangannya agak remang-remang, dan ditutupi gorden, jadi memang tidak akan terlihat dari luar. Sambil waitress menyiapkan ruangan, kami memesan minuman. Fitri permisi kepada gw untuk ke toilet. Tepat setelah waitress menyiapkan ruangan dan minuman, Fitri kembali. Kurasa agak aneh waktu itu karena aroma wewangiannya kian tajam. Namun, tidak gw pedulikan.

Segera kami mulai memasang lagu kesukaan kami, dan kami bernyanyi-nyanyi. Sampai tibalah kami di lagu yang kelima. Fitri memesan lagu yang lembut, dan agak romantis. Sebelum lagu tersebut dimulai, tak sengaja punggung tanganku menyentuh punggung tangan Fitri. Halus sekali, pikirku. Sayang sekali tanganku untuk berpindah dari punggung tangannya, sehingga kubiarkan saja di situ. Fitri pun diam saja, tidak berusaha melepaskan sentuhan tangannya dari tanganku. Dingin ya?, tanya Fitri, kepada gw, sambil melihat tanganku. Iya, jawab gw mengangguk lemah. Segera Fitri mendekatkan tangan gw ke tangannya. Tangan gw segera menggenggam jari-jarinya. Kami bernyanyi sambil menikmati kehangatan tersebut. Pelan-pelan, naluri gw mulai berjalan. Ingin sekali gw mengelus pipinya yang lembut, namun gw agak takut-takut. Perlahan-lahan Fitri mendekatkan bahunya ke bahu gw sehingga kami duduk sangat dekat.

Wangi aroma tubuh Fitri segera membius diriku. Tak kupedulikan lagi ketakutan gw. Segera gw belai pipi dan kening Fitri. Ia menatap gw. Gw balas menatapnya. Lalu gw usap lembut rambutnya. Darah kelelakian gw segera berdesir. gw kecup keningnya. Fitri diam saja. Gw kecup rambut dan pipinya, segera aroma tubuhnya kembali membius diriku. Fitri benar-benar gw perlakukan seperti pacar gw sendiri. Tiba-tiba timbul gelora yang besar untuk memeluknya. Fitri sepertinya mengerti karena dia segera mengubah posisi duduknya sehingga memudahkan gw untuk memeluknya. Segera gw peluk Fitri dengan rasa sayang.

Tiba-tiba Fitri menarik tangan gw ke dada kirinya. Segera gw rasakan bagian lembut kewanitaannya tersebut. Nikmat sekali, namun dengan rasa agak takut. Pelan-pelan gw sentuh buah dadanya yang lembut itu. Fitri diam saja. Gw mulai berani. gw elus-elus buah dadanya, perlahan-lahan, dengan gerakan memutar, tanpa menyentuh bagian putingnya. Gw semakin berani. Tangan kanan gw, gw masukkan ke dalam sweater merahnya. Segera gw elus bukit lembut tersebut di bagian pinggirannya. gw putar-putar tangan gw mengelilingi putingnya. Setelah beberapa saat, gw sentuh putingnya. Ternyata putingnya sudah mengeras. Lalu gw remas dengan lembut. Fitri mendesah. Ssshh, desahnya.

gw lanjutkan penjelajahan gw ke dada kanannya. gw ulangi hal yang sama. Lagi-lagi Fitri mendesah. Segera ia memagut bibir gw, dan melumatnya. Saat gw julurkan lidah gw, segera dihisapnya kuat-kuat. Oh, nikmat sekali berciuman seperti ini, pikir gw karena memang gw belum pernah berciuman dengan wanita. Badan gw bergetar hebat, karena gw belum pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. Kami lanjutkan permainan kami beberapa saat. Setelah itu, kami berhenti untuk menikmati minuman kami. gw sodorkan sedotan minuman gw untuk diminum terlebih dulu oleh Fitri. Kemudian kami lanjutkan nyanyian kami sambil berpelukan. Nyaman sekali rasanya saat itu.

gw teruskan permainan tangan gw dengan lembut, mengelus dan meremas dengan lembut buah dada Fitri. Fitri kembali memagut bibir gw. Kami berciuman hebat. Tiba-tiba Fitri menarik tangan gw, dan memasukan tangan gw ke dalam celana panjangnya. Segera terasa bulu-bulu halus kemaluannya tersentuh oleh tangan gw. Pelan-pelan gw dorong tangan gw ke bawah, menuju organ intimnya. Segera terasa tangan gw menyentuh vaginanya yang hangat dan basah. Montok kan punya gua?, begitu ungkap Fitri saat tangan gw mengelus lembut vaginanya. Segera gw iyakan pertanyaannya itu, padahal gw tidak bisa membedakan seperti apa vagina yang tidak montok. gw usap terus vaginanya, seraya desahan Fitri mengiringi gerakan gw. Sssh.. Oh, Nala. Baru kamu laki-laki yang bisa memperlakukan gw dengan lembut, begitu terus desahnya. Tersanjung juga gw dipuji dirinya.

Kami terus bercumbu sampai tak terasa dua jam berlalu. Nala, kamu jangan pulang dulu ya. Gw ingin dikelonin sama kamu. Temani sebentar gw di hotel ya?, tanya Fitri kepada gw. Saat itu, gw agak takut. Takut gw tidak bisa menahan diri untuk tidak tidur dengannya. Segera gw ingat ajaran2 agama yang melarang gw melakukannya. Namun sepertinya Fitri mengerti ketakutan gw. Gw cuma minta dibelai kok. Tidak lebih. Ya, Nala?, tanyanya dengan mata memohon. Berat sekali rasanya untuk mengiyakan permintaannya. Di satu sisi, gw takut sekali melanggar ajaran agama. Lagipula, gw banyak tugas yang malam itu harus kuselesaikan. Namun sisi kemanusiaan gw membuat gw tidak tega menolaknya. Baiklah, tapi tidak lebih dari itu ya?, jawab gw. Iya, gua janji deh, kata Fitri lagi.

Kami segera keluar dari ruangan, membayar ke kasir, dan meluncur ke sebuah hotel menggunakan mobil gw. Fitri menjadi penunjuk jalan. Setelah membayar uang deposit di kasir hotel, kami segera melenggang ke dalam kamar. Di dalam kamar, gw menyalakan televisi. Sejenak kami menikmati sebuah film. Tak lama kemudian, Fitri membentangkan tubuhnya di kamar tsb. Nala, sini dong, kata Fitri. Gw mengubah posisi duduk gw di ranjang mendekati Fitri. Gw dalam posisi duduk, sementara Fitri sudah telentang. Nala, belai gw lagi ya, kata Fitri. Segera tangan gw mengelus dahi Fitri. gw elus-elus dahinya beberapa lama, turun ke pipi, lalu ke rambutnya yang panjang.

Fitri menikmati gerakan gw sambil menutup mata. Lalu gw sandarkan tubuh gw ke ranjang, gw kecup lembut kening dan dahinya. Fitri membuka matanya, tersenyum. Lalu gw cium kelopak matanya. Fitri benar-benar menikmati perlakuan gw. Perlahan gw kecup lembut bibirnya. Gw hanya menyentuhkan bibir gw di bibirnya. Namun segera Fitri menjerat bibir gw di bibirnya. Dilumat bibir gw dengan bergairah, sementara tangannya dengan kuat memeluk gw. gw julurkan lidah gw untuk menyentuh bibir bawahnya, namun Fitri segera menghisap bibir gw tersebut. Segera gw arahkan ciuman gw ke bagian telinganya, dan gw jilat bagian dalam daun telinganya dengan lidah gw.

Fitri meronta-ronta dan mendesah. Aduh Nala, geli sekali. Teruskan Nala, katanya. gw cumbu Fitri terus di telinganya. Kemudian gw arahkan cumbuan gw ke lehernya. Fitri mendesah hebat. Ssshh.. sshh.. ohh, desah Fitri. Gw tidak bisa menahan diri gw lagi. Fitri, boleh gw buka bajumu?, Tanya gw pelan kepada Fitri. Fitri mengangguk, tersenyum. Perlahan-lahan gw buka kancing bajunya. Terlihatlah tubuhnya yang putih mulus, dengan bra berwarna biru. gw lanjutkan ciuman gw di seputar payudaranya. Tak lupa gw kecup pelan ketiaknya yang bersih tanpa bulu. Fitri mengerang. Nala, buka BH gua dong, pinta Fitri. Segera gw arahkan tangan gw ke punggungnya untuk membuka BHnya. Sulit sekali membuka BHnya. Maklum, belum pernah gw membuka BH wanita.

Setelah terbuka, pelan-pelan gw tanggalkan BHnya. Segera tampak bukit indahnya yang putih bersih, tanpa cacat, dengan puting kecoklatan. Indah sekali, pikir gw. Ingin sekali gw menciumnya. gw pindahkan BHnya dan bajunya ke meja supaya tidak kusut. Lalu, pelan-pelan gw basahi buah dadanya dengan lidah gw. gw putar wajah gw memutari tokednya. Fitri mendesah lagi. Gerakan itu terus gw ulang beberapa kali, lalu berpindah ke toked kanannya. Di sana gw ulangi lagi gerakan gw sebelum akhirnya lidah gw tiba di puncak tokednya. gw basahi putingnya dengan lidah gw, gw main-mainkan, gw kulum, dan gw hisap. Fitri mengerang-ngerang. Aduh, Nala..ssh..ssh.. geli sekali. Terus Nala... Sambil mengulum putingnya, pelan2 gw elus bagian perutnya. Auw.. enak Nala.., Fitri menekan wajah gw ke dadanya. Kira-kira 15 menit Fitri gw perlakukan seperti itu.

Nala, bukain celanaku dong.., pinta Fitri. Segera gw buka kancing celananya, dan gw pelorotkan ke bawah. Terlihatlah pahanya yang putih bersih, dan kewanitaannya yang masih tertutupi Celana Dalam warna hitam. Masih mengulum putingnya, segera gw arahkan tangan gw ke selangkangannya. gw elus-elus perlahan. gw gerakan tangan gw dari dekat lututnya, terus bergerak sedikit demi sedikit ke arah pangkal pahanya.ohh.., rintih Fitri menahan kenikmatan yang gw berikan. gw elus vaginanya yang masih tertutupi CD. Ternyata CD-nya sudah basah. gw belai pelan-pelan bagian tersebut. Fitri meronta-ronta, dijepitnya tangan gw dengan kedua belah pahanya. Oh.. ohh.. ronta Fitri. Gantian tangan Fitri yang masuk ke celana dalam gw. Dipegangnya Kontol gw, lalu dikocok pelan-pelan. Uuh, nikmat sekali rasanya.. Nala, buka celana dalam gua.., pinta Fitri. Jangan Fitri, gua gak berani melakukan itu.. kata gw.

Gw bukan bermaksud munafik, tapi gw memang benar-benar takut saat itu, karena belum pernah melakukannya. Tak apa-apa, Nala, tidak usah dimasukin. Gua cuma minta diciumi aja, pinta Fitri memohon. Akhirnya gw buka celana dalam Fitri. gw nikmati pemandangan indah dihadapan gw. Oh, indah sekali makhluk bernama wanita ini, pikir gw. Elus lagi, Nala.., pinta Fitri. Perlahan-lahan, tangan gw mulai mengelus bibir vaginanya yang sudah basah. gw putar-putar jari gw dengan lembut di sana. Lagi-lagi Fitri meronta. Ohh..ohh. Ke atas lagi Nala. Elus klitorisku, begitu desahnya perlahan. Gw tidak tahu persis di mana klitoris. Gw terus mengelus bibir vaginanya. Segera tangan Fitri membimbing tangan gw ke klitorisnya.

Baru sekali itu gw tahu bentuk klitoris. Mungil dan menggemaskan. Dengan lembut gw putar-putar jari gw di atas klitorisnya. Setiap 5 putaran, Fitri langsung mengepit tangan gw dengan pahanya. Sepertinya ia benar2 menikmati perlakuan gw. Nala, tolong hisap klitoris gw, yah?, pinta Fitri. Gw sedikit ragu, dan jijik. Pake tangan aja yah, Fitri.., gw berusaha menolak dengan halus. Tolong dong, Nala. Sekali ini saja. Nanti gantian deh , pinta Fitri. Gw masih berat hati menghisapnya. Fitri, maaf ya. Tapi kan itu kemaluan. Apa nanti... Belum selesai gw bicara, Fitri segera memotong gw. Kemaluan gw bersih kok, Nala. Gw selalu menggunakan antiseptik. Tolong ya.. sebentar saja, kok, pinta Fitri lagi.

Perlahan-lahan gw dekatkan mulut gw ke memeknya Fitri. Segera tercium aroma yang tidak bisa gw gambarkan. Perlahan-lahan gw julurkan lidah gw ke klitorisnya. Gw takut sekali kalau rasanya tidak enak atau bau. gw kecap lidah gw ke vaginanya. Ternyata tawar, tidak ada rasa apa-apa. Terus, Nala..ohh.. enak sekali, desah Fitri. gw ulangi lagi, pelan-pelan. Lama-lama rasa takut dan jijik gw hilang, malah berganti dengan gairah. gw ulang-ulang menjilati vaginanya. Fitri makin mendesah. ooh.. oohh.. ohh.. ohh. Fitri menggenggam jari telunjuk gw, lalu memasukkan ke dalam liang vaginanya. Kamu nanti tidak kesakitan?, tanya gw kepadanya. Ia menggeleng pelan. Lalu, gw putar-putar jari gw di dalam vaginanya. Ahh.., Fitri menjerit kecil. gw putar jari gw tanpa menghentikan jilatan gw ke vaginanya.

Saat kuarahkan jari gw ke langit-langit memeknya, terasa ada bagian yang agak kasar. gw elus pelan bagian tersebut, berkali-kali. 'Ya, terus di situ Nala.. ahh.. enak sekali.. gw teruskan untuk beberapa saat. Fitri makin membuka lebar-lebar pahanya. Tiba-tiba Fitri menggerakkan pantatnya ke atas dan bawah, berlawanan dengan arah jilatan gw. Ah Nala.. gw mau keluaar.. erang Fitri. Fitri makin mempercepat gerakannya, dan tiba-tiba gerakan pantatnya dia hentikan, lalu dikepitnya kepala gw dengan pahanya. Ahh.. Nala..gw keluar, desahnya. Segera gw peluk tubuh Fitri, dan gw genggam tangannya erat. gw biarkan Fitri menikmati orgasmenya. Setelah beberapa saat, gw elus-elus dahi dan rambutnya. Nala, enak sekali, kata Fitri. Gw diam saja.

Sekarang gantian, ya, kata Fitri. Gw mengangguk pasrah, antara mau dan takut. Diputarnya tubuh gw sehingga tubuhnya menindih tubuh gw sekarang. Dibukanya celana dan celana dalam gw. Malu sekali rasanya saat itu. Segera gw tutupi Kontol gw yang masih terduduk lemas. Sepertinya Fitri mengerti perasaan gw. Ia segera mematikan lampu kamar. Gw merasa lebih tenang jadinya. Lalu, dibukanya paha gw yang menutupi Kontol gw. Fitri segera meraba-raba Kontol gw. Oh, geli sekali rasanya. Rasa geli itu membuat gw secara refleks menggelinjang. Fitri tertawa. Enak kan, Nala? tanyanya menggodagw. Sial nih orang, pikir gw. Dikerjain gua. Mau diterusin gak, Nala? tanya Fitri sambil menggoda lagi. Gw hanya mengangguk.

Saat itu Kontol gw belum berdiri. Aneh sekali. Padahal biasanya kalo melihat adegan yg sedikit porno, punyagw langsung keras. Akhirnya Fitri mendekatkan mulutnya ke Kontol gw. Dikecupnya ujung Kontol gw perlahan. Ada getaran dashyat dalam diri gw saat kecupannya mendarat di sana. Nala, punya kamu enak. Bersih dan terawat, ujar Fitri. Geer juga gw dipuji begitu. Dipegangnya gagang Kontol gw, lalu Fitri mulai menjilati Kontol gw. Ya ampun, pikir gw. Geli sekali.. Secara reflek gw meronta, melepaskan Kontol gw dari mulut Fitri. Kenapa, Nala?, tanya Fitri. Gua gak tahan. Geli banget, sih?, katagw protes. Ya udah, pelan-pelan aja, ya?, kata Fitri. Gw mengangguk lagi. Fitri mulai memperlambat tempo permainannya. Rasa geli masih menjalari tubuh gw, tapi dengan diikuti rasa nyaman.

gw perhatikan Fitri menjilati Kontol gw, tak terasa Kontol gw segera mengeras. Fitri senang sekali melihatnya. Segera dilahap kembali Kontol gw itu, kali ini sambil dikocok-kocok dengan tangannya. Sekali lagi gw disiksanya dengan rasa geli yang amat sangat. gw nikmati permainannya, tak terkira nikmatnya. Ya ampun, baru sekali ini gw rasakan kenikmatan yang tiada tara seperti ini. Ah.., tak kuasa gw menahan desahan gw. Nala, gw masukan ya punyamu?, tanya Fitri. Nanti kamu sakit, gak?, Tanya gw. Gw sudah tak bisa menguasai diri lagi. Ingin sekali rasanya Kontol gw dikepit oleh vaginanya. Ya, kalau gw yang ngontrol sih, gak sakit, kata Fitri. Ya udah, kamu yang di atas aja, kata gw kepadanya.

Fitri segera mengubah posisi tubuhnya. Ia kangkangkan pahanya di atas tubuh gw, lalu pelan-pelan dibimbingnya Kontol gw menuju liang memeknya. Ditekannya sedikit, masuklah sedikit ujung Kontol gw ke dalam. Terasa sedikit basah dan licin kemaluannya. Didiamkan punya gw di sana utk beberapa saat. Gw diam menunggu. Lalu ditekannya sedikit lagi. Kali ini punya gw masuk lebih dalam dan makin terasa cairan pelicin kemaluannya. Sudah sepertiga dari panjang Kontol gw yang berada dalam vaginanya. Dia diamkan lagi Kontol gw di sana beberapa saat. Ia sedikit mengernyit. Sakit?, gw tanya. Iya, tapi gak apa2. , jawab Fitri. Kemudian ia mendorong Kontol gw makin dalam, hingga akhirnya semua Kontol gw tertelan di dalam vaginanya. Terasa basah dan hangat vaginanya. Nikmat dan geli sekali rasanya. Setelah beberapa saat, Fitri mulai menggerakkan pinggulnya naik dan turun. Ahh.. enak sekali menikmati Kontol gw terjepit dalam vagina Fitri.

Gerakan pantat Fitri membuat Kontol gw terkocok, dan segera gw merasakan kenikmatan yang tiada tara. Fitri pun seakan-akan begitu. Ohh.. ohh.. ohh.. ohh, Fitri mengerang-ngerang. Fitri terus menggerakan pinggulnya naik dan turun selama beberapa saat dengan diiringi desahan. Tiba-tiba ia berhenti. Entah mengapa tiba-tiba ada perasaan kesal dalam diri gw. Namun, ternyata Fitri tidak berhenti begitu saja. Kini pinggulnya digerakan tidak naik-turun lagi, tapi maju mundur, dan terkadang berputar. Sepertinya Fitri sangat menikmati gerakan ini, terbukti erangannya semakin sering. Ah.. ah.. ahh.. ahh.., desahnya terus, tanpa henti. gw remas dengan lembut payudaranya, Fitri makin merintih. Sssh.. ssh.. sshh.. enak Nala .

Makin lama gerakan Fitri makin cepat. Nala, gw mau keluar lagi, Nala.. rintihnya. Gw pun merasa Kontol gw berdenyut kencang. Fitri, tolong lepaskan, gw mau keluar, kata gw. Gw takut sekali kalau sampai Fitri hamil. Tapi Fitri tidak mau melepaskan Kontol gw. Ditekannya kuat tangan gw dengan kedua tangannya sehingga gw tidak bisa melepaskan diri darinya. Tiba-tiba gw rasa Kontol gw menyemburkan cairan kuat di dalam vaginanya. Aduh, Fitri, jangan.. nanti kamu hamil.., teriak gw, sesaat sebelum cairan gw keluar. Tapi semua sudah terlambat. Semua cairan gw sudah keluar dalam vaginanya. Nikmat sekali rasanya, namun terasa lemas tubuh gw sesudahnya. Segera otot-otot Kontol gw mengerut, dan menjadi kecil kembali.

Fitri dengan kecewa melepaskan Kontol gw. Fitri, kalo kamu hamil gimana, Tanya gw dengan setengah takut. Tenang aja, Nala. Gua pake alat kontrasepsi kok. Kamu gak perlu takut, ya?, kata Fitri menenangkan diri gw. Kemudian, Fitri segera memijat-mijt Kontol gw. Dielus, dan di kulum lagi seperti tadi. Tak lama, Kontol gw segera mengejang lagi. Segera Kontol gw dimasukan lagi oleh Fitri ke vaginanya. Kembali Fitri melakukan gerakan maju mundur tadi. ohh.. ohh.. ohh.. oohh, erangnya. gw remas lembut tokednya. Ssshh.. sshh.. sshh, begitu terus rintihannya. Selama beberapa saat Fitri mengocok Kontol gw dengan vaginanya, sampai akhirnya ia berteriak. Nala, gw hampir keluar, desah Fitri. Segera Fitri mempercepat gerakannya. Gw pun membantunya dengan menggerakan pinggul gw berlawanan dengan arah gerakannya. Ahh.. Nala, gw keluar, desahnya agak keras. Sejenak ia menikmati orgasmenya, sebelum rubuh ke dalam pelukan gw. gw biarkan ia menikmati orgasmenya, gw elus rambutnya, dan gw kecup keningnya. Kami berpelukan, dan tidur tanpa busana sampai pagi hari. Alangkah Indahnya Hidup ini dibuat oleh fitri dan gw tak akan pernah melupakan kenangan terindah di malam pertama bersama fitri walaupun kini gw gak tau kabarnya si Fitri ini! HIkz….hikzzzz…. nasib2 salah kirim sms dapat ngentot cewek gratis!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar