Gilaa.. Apa yang mereka perbuat...
Sementara aku hanya duduk menonton saja. Melihat keganasan Mas Eko dan mendengar rintihan-rintihan Dina. Akupun mulai terangsang.
Tiba-tiba Mas Eko menghentikan ciumannya lalu ia melepas daster Dina itu. Dan menarik lepas celana dalamnya. Kini Dina sudah benar-benar telanjang bulat.
"Sabar Mas.. Sabar. Ada Mbak Nia loh" rintih Dina.
"Biarin" sahut Mas Eko sembari terus menciumi payudara Dina, tampak Mas Eko mulai menciumi perut Dina. Terus ke bawah dan akhirnya berhenti diantara kedua paha Dina yang sudah terpentang lebar itu.
"Aahh. Oohh." erang Dina panjang sembari kedua tangannya meremas-remas kepala Mas Eko.
Merinding aku melihat adegan itu. Tapi diam- diam aku merasakan CD- ku mulai basah, beberapa kali aku menyedot teh botolku yang sebenarnya sudah habis itu, lalu tampak Mas Eko membuka kemejanya, singletnya, lalu celana panjangnya dan celana dalamnya. Sehingga tampak batang kemaluan Mas Eko yang sudah tegang mengeras itu. Lalu ia mengambil posisi diantara kedua paha Dina.

"Aaakk. Ohh." erang Dina panjang.
Tampak Mas Eko kembali menindih tubuh Dina, kini aku menjadi benar- benar salah tingkah. Tidak terbayangkan di depan mata kepalaku sendiri ada adegan begini. Jujur saja akupun mulai terangsang. Apalagi ketika melihat gerakan erotis pinggul Mas Eko yang naik turun itu. Sementara Dina hanya mengeliat-ngliat dengan suara rintihan nikmat keluar dari mulutnya.
Aku sepertinya dianggap tidak ada oleh mereka. Gilaa. Aku ingin keluar dari kamar itu, tapi penasaran. Lalu tampak Mas Eko menyuruh Dina untuk menungging. Dan dengan posisi dogy style.. kembali Mas Eko memasukkan batang kemaluannya ke dalam vagina Dina. Dari posisi ini aku dapat melihat batang kemaluan Mas Eko yang keluar- masuk liang kemaluan Dina.
"Ooh. Terus.. Mas.. Teruss.. Ahh" erang Dina, Mas Eko tampak bergerak seperti mesin saja enggak capek- capek. Sementara Dina mengerang- ngerang keenakan. Ooohh. Pusing kepalaku melihat itu. Kemudian tampak Mas Eko menjilat jari telunjuknya sendiri dan. Ditusukkannya telunjuknya itu ke dalam lobang anus Dina.
"Aaahh. Iyaa.. Iyaa.. Oohh" rintih Dina lagi.
Beberapa kali aku menelan air liurku. Dan akupun mulai gelisah. tiba-tiba..
"Aaaghhkk.. Aku keluar.. Aku keluar maass" Dina mengerang panjang. Tampak tubuh bergetar-getar.
"Cepat sekali kau keluar Din." seru Mas Eko sembari mencabut batang kemaluannya.
"Ooh.. Enak.. Mass.. Enak.." desis Dina.
"Dimasukin ke sini yaa." seru Mas Eko sembari mencobloskan telunjuknya dalam-dalam ke dalam lobang anus Dina. Tampak tubuh Dina tersentak kedepan.
"Sudah.. Mas.. sudah. jangan." sahut Dina sembari menjatuhkan tubuhnya telungkup, tampak batang kemaluan Mas Eko yang masih tegang menantang itu.
"Sama Mbak Nia aja Mass" seru Dina lagi..
Apa.. Aku terkejut mendengar itu, sudah gila.. kawanku ini. Seruku dalam hati. Dan benar saja. Mas Eko menoleh ke arahku. Aku jadi salah tingkah.
"Hehehe. Ayo Nia. Ikutan"

"Aahh. Ayolah" seru Mas Eko. Sembari mengarahkan batang kemaluannya ke mukaku. Gilaa. Jujur.. saat itu aku masih virgin. Belum pernah disentuh laki-laki. Dan kini.. dihadapanku tampak batang kemaluan Mas Eko yang besar itu dan. adegan tadi. membuat pikiranku kacau. "ehh..ehhh..mau apa mas?? seruku"
Tiba- tiba Mas Eko memegang kepalaku dan menekan kepalaku ke arah batang kemaluannya sehingga tubuhku rada membungkuk kedepan. Haa. Gilaa... Tapi. Segera saja tercium aroma batang kemaluan Mas Eko itu bercampur dengan aroma vagina Wenny. Aku hanya diam saja ketika kepala penis Mas Eko menyentuh pipiku. Lalu Mas Eko menggosok-gosokan kepala penisnya itu ke bibirku. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Tetapi disisi lain akupun ingin. Oohh. Tanpa sadar aku menjulurkan lidahku hingga menyentuh ujung batang kemaluan Mas Eko.. Aahh.. Terasa asin.
"Yaa.. Betul Nia.. Jilatin. Yaa.. Begitu." seru Mas Eko.
Ketika aku mulai menjilati kepala batang kemaluannya. Lalu.
"Buka mulut kamu Nia. Hisap.. Hisapin Nia.." seru Mas Eko lagi.
Entah kenapa aku menurut saja. Akupun membuka mulutku dan membiarkan batang kemaluan Mas Eko masuk. Tetapi aku tidak tahu harus berbuat apa setelah itu.
"Dikulum.. Nia.. Dikulum.." seru Mas Eko lagi.
Akupun menurut. Kukulum batang kemaluan Mas Eko itu. Dan itu membuat Mas Eko kekenakan.
"Aahh.. Yaa.. Begitu.." erangnya.
Dan perlahan-lahan dia mengerakkan pinggulnya maju mundur. Sehingga batang kemaluannya pun keluar-masuk mulutku. Lama kelamaan. Akupun mulai menikmati itu. Dan membiarkan tangan Mas Eko menarik t-shirtku hingga terlepas. Lalu ia melepas bra ku dan melemparnya. Sehingga tampak payudaraku yang segera diremas-remas oleh kedua tangan Mas Eko. Kini aku menjadi pasrah.. Dan seperti robot saja aku menurut ketika disuruh berdiri dan Mas Eko melepas celana jeansku. Lalu melorotkan celana dalamku. Hingga akhirnya aku berdiri sama-sama bugil di hadapan Mas Eko. Lalu Mas Eko segera melumat bibirku. Aku pun membiarkan lidah Mas Eko menari-nari di dalam mulutku..
"Ooh.. Aahh.." aku mendesah nikmat. Membiarkan Mas Eko menciumi dan menjilati leherku dan terus turun ke dada dan aku mengigil hebat ketika kedua puting payudaraku dihisap- hisap oleh Mas Eko bergantian.
"Ooh.. Aakk." desisku, aku mengelinjang ketika terasa telapak tangan Mas Eko menyentuh vaginaku. Dan dengan lembutnya mengosok- gosok clitorisku.
"Ooh.. Mas.. Oohh.. Aahh" desisku, terasa benar kemaluanku sudah banjir. Tapi.
"Aaakk.." jangan mas..aku menjerit sakit ketika Mas Eko menusukan jarinya ke dalam liang vaginaku..
"Kamu masih perawan yaa" seru Mas Eko.
"Ngkk.. Iya.. Nggkk.. Iya Mas.." sahutku pelan, tampak Mas Eko tersenyum sinis, lalu.
"Nggkk.. Oohh.."
Bergetar tubuhku ketika jari-jari Mas Eko mempermainkan clitorisku lagi. Akupun memejamkan mataku merasakan nikmat..
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar