Entah malaikat sedang cuti atau malah setan terkutuk yang membisiki terlalu kuat, kukeluarkan HPku dan kurekam adegan seorang wanita berkulit putih mulus dan berbadan montok itu sedang memuaskan dirinya sendiri.
"Aaahhh... Mmmhhh.." Desahnya sambil memainkan dada dan kemaluannya sendiri. Tanganya kanannya meremas-remas dadanya sendiri, kadang gerakan meremas itu berganti dengan memilin-milin putingnya. Sedangkan tangan kirinya digunakan untuk memainkan kemaluannya, kadang dia mencolok-colokknya 2 jarinya ke dalam lubang kewanitaannya, kadang dia gunakan untuk menggesek-gesek clitorisnya.
"Aaahhhh.. Sshh... Ahhmmpphh..." Dia makin keras meremas-remas dadanya sendiri dan menggesek-gesek clitorisnya, sepertinya dia akan orgasme.
"Aaaaaaaaaahhhhhh....." Dia mendesah panjang dan tubuhnya mengejang beberapa kali, tampaknya dia sudah mencapai 'puncak'
Aku segera bergegas pergi dari balik pintu sebelum ketahuan, dengan berjinjit aku pelan-pelan menuju pintu dan keluar. Segera aku masuk ke apartemenku dan menuju kamar mandi, dan aku yakin kalian semua tahu apa yang terjadi selanjutnya..
Orlando Dias Ignatius NuGraha, disingkat ODING. Begitulah aku dipanggil, lahir dari keluarga berkecukupan yang mampu membiayai pendidikanku sampai sekarang kuliah di sebuah Universitas ternama di kota J. Orang tuaku memberiku sebuah apartemen yang jaraknya lebih dekat ke kampus agar aku lebih mudah pulang-pergi, serta sebuah mobil yang menjadi tungganganku setiap hari.
Dari segi fisik dan materi, sebenarnya sangat mudah untukku mencari pacar. Tapi aku tidak begitu tertarik, selain menghabiskan waktu untuk kegiatan yang tidak jelas, aku juga tidak tertarik dengan sex. Yang kata teman-temanku merupakan 'bonus' dari pacaran. Tapi kurasa aku harus mengubah pendapatku karena kejadian yang barusan kualami. Yang awalnya hanya bermaksud mengembalikan Vacuum Cleaner, berakhir dengan mengintip Kak Rina. Tetangga sebelah Apartemenku.
Erina Agnesia. Itu nama lengkapnya, tapi aku terbiasa memanggilnya dengan Kak Rina. Wanita cantik berkulit putih dengan rambut kecoklatan dan bodi yang begitu menggiurkan. Dia sudah bersuami dan suaminya bekerja di sebuah perusahaan swasta yang cukup besar. Kak Frans, begitu biasa aku memanggil suaminya. Mereka adalah pengantin baru, sepengetahuanku pernikahan mereka baru berjalan 6 bulan.
Jujur saja, aku sangat bernafsu dengan Kak Rina, bibir merah ranum dan mata indah serta tubuh montok itu selalu sukses mencuri perhatianku ketika dia lewat. Dan tampaknya sebentar lagi aku bisa menikmati wanita yang selalu kuidam-idamkan itu. Hahaaahaha.
***
"Yes, ini dia !!" Teriakku girang sambil melihat layar laptopku. Sekarang semua rencana sudah tersusun sempurna, tinggal mengumpulkan keberanian dan menunggu waktu yang tepat.
Siang itu kulihat jam dinding kamarku sudah menunjukkan angka 1 siang, dan sepertinya Kak Rina sudah pulang dari agenda rutin mingguannya : belanja di supermarket. Ketika aku keluar dari Apartemen, tepat saat itu juga Kak Rina sudah ada di depan pintu Apartemennya.
"Siang Kak.." Sapaku basa-basi.
"Siang ding.." Dia membalas sapaanku sambil tersenyum.
Shit! Senyum itu makin membuatku tidak tahan.
Ditangan kanan dan kirinya dia membawa plastik besar yang sepertinya berisi bahan belanjaannya. "Abis belanja kak?"
"Iya nih ding, abisnya bahan di kulkas sisa dikit."
"Mau kubantuin bawa kak?" Ini sebenarnya hanya taktik saja, agar aku bisa dengan mulus masuk ke Apartemennya.
"Oh kebetulan! Nih bawain, abisnya berat banget!" Dia lalu menyerahkan barang belanjaannya, kuterima dengan senang hati dan kulihat dia sedang membuka pintu Apartemennya menggunakan kunci.
Klek! Pintu terbuka dan masuklah kami berdua ke Apartemennya "Hehehe.. Sebentar lagi.." Batinku.
Hari ini Kak Rina memakai atasan baju berwarna coklat lengan panjang, dan bawahannya dia memakai rok mini putih. Dia menggunakan stocking hitam sepaha untuk membungkus kaki indahnya, dilengkapi dengan wedge coklat yang sudah dilepasnya sejak diruang depan tadi. Aku sendiri hanya menunggu di sofa ruang tengah sambil menimang-nimang hal yang akan kulakukan. Dan tampaknya kali ini setan yang menang.
Kukeluarkan HPku dan kuputar rekaman yang kudapat 4 hari yang lalu, dan kukecilkan suaranya sampai tidak terdengar lagi. Kutonton dengan serius dan mulai terasa efeknya pada si 'Oding.Jr'
"Nonton apa sih, serius banget?" Tanpa kusadari Kak Rina menaruh segelas Jus di meja didepanku.
Aku hanya tersenyum saja dan terus menonton, tekadku sudah bulat.
"Ditanyain malah senyum-senyum sendiri, nonton apa sih?" Kak Rina lalu duduk disampingku kananku dan melihat layar HPku. Bisa kucium harum parfum tubuhnya.
"Iihhh.. Dia nonton bokep!" Kak Rina lalu mencubit pinggangku.
"Aaawww.. Sakit!!" Balasku sambil mengelus-elus bekas cubitannya. Ku-stop video yang sedang kuputar.
"Nakal ya oding! Nonton bokep di tempat orang!" Kak Rina memasang wajah marah, aku yakin dia hanya pura-pura saja.
"Sini deh kak, tonton nih. Asli loh orang Indo, cakep lagi!" Balasku sambil tersenyum mesum lalu kudekatkan HPku dan Kuputar videonya lagi.
Tak berapa lama kemudian wajah Kak Rina sudah terlihat menegang.
"I-itu siapa ding?" Dari wajahnya terlihat raut ketidakpercayaan.
"Masa Kak Rina ga inget? Ini kan Kakak." Sahutku dengan senyum penuh kemenangan. Yes! Ikan sudah terperangkap di jaring.
Plak!! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiriku.
"JANGAN KURANG AJAR YA !! HAPUS VIDEO ITU SEKARANG !!" Dari raut wajahnya terlihat dia sekarang sangat marah.
Aku hanya mengelus elus pipi kiriku yang terasa panas. Lalu kutatap dia dan tersenyum.
"Kakak kira semudah itu nyuruh aku? Lagian salah kakak sendiri pintu depan gak dikunci, awalnya mau balikin vacuum cleaner malah jadinya ngintip"
"Terus?!?! Kamu mau apa? meras kakak? maksa kakak ngelayani kamu? Jangan harap! Sebarin aja videonya, kakak ga peduli!!" Dia tampak semakin marah.
Well, kalo kaya gini sih apa boleh buat. Sudah kuduga dia bisa menjawab seperti itu. "Kakak sih mungkin gak peduli, tapi gimana dengan Kak Frans? Gimana kalo sampe ada temen Kak Frans yang liat dan ngomongin tentang istrinya yang ternyata suka 'olahraga jari'. Image Kak Frans bisa hancur gara-gara dikira gak bisa muasin istrinya. Dia bakal dicap 'Suami Loyo' dan jadi bahan omongan. Ujung-ujungnya Kak Frans depresi, bisa jadi dia keluar dari pekerjaannya terus nyerai-in kakak karena dia pikir kakak lah penyebab dia jadi bahan gunjingan."
Penjelasan panjang lebarku tampaknya membuatnya berpikir 2 kali tentang kata-katanya barusan.
"Jadi? Kakak masih mau video ini kusebarin? Kalo gitu aku balik dulu ke Apartemen, tinggal upload doang ke forum sex pasti juga bakalan booming. Kalo perlu kutaro foto + nama lengkap kakak biar orang-orang semakin tau!" Aku tersenyum licik lalu berdiri dari sofa, berjalan melewatinya yang sudah berdiri kaku, bisa kulihat tubuhnya gemetar pelan.
"Tunggu!" Tepat sebelum aku didepan pintu dia mencegahku. Aku berbalik dan kini bisa kulihat wajahnya menampakkan ekspresi takut.
"T-tolong jangan lakuin itu, Kakak ga mau kalo sampe cerai sama Kak Frans.. Please.. Kamu mau apa? Uang? Mobil? Rumah? Apapun asal jangan sebarin video itu."
Aku berjalan balik ke ruang tamu, lalu duduk di sofa biru itu lagi.
"Duduk" Kataku sambil melihatnya, dia tidak bergeming dan masih berdiri dengan sedikit gemetar. "Duduk!" Kutambahkan intonasi keras, bukti bahwa aku serius menyuruhnya.
Dia lalu duduk disamping kananku, ahh bau harum itu tercium lagi. Kugunakan tangan kananku untuk mengelus elus rambut coklatnya yang indah.
Grep! "AAAWWW!" Kujambak rambutnya lalu kudekatkan wajahku ke wajahnya.
"DENGER YA KAK! Rumah? Uang? Mobil? Aku ga butuh! Orang Tuaku udah ngasih lebih dari cukup! Jadi sekarang Kakak dengerin semua omonganku dan jangan membantah!" Kutarik keras rambutnya kebelakang sebelum kulepas.
Bisa kulihat bulir-bulir air di sudut matanya. Wajah seram penuh amarahnya kini berganti menjadi wajah seperti seekor ****** yang ketakutan setelah dimarahi si majikan.
"Sekarang, jilat dan emut jariku!" Dengan kasar kumasukkan paksa ke mulutnya, awalnya dia menolak dan tetap menutup mulutnya. Tapi karena terus kupaksa akhirnya masuk juga. Kukeluar-masukkan jariku di mulutnya, terasa hangat dan basah oleh liurnya.
Karena nafsu yang sudah meninggi ditambah lagi ada 'ikan segar' didepan mata, mau tidak mau si 'Oding.Jr' mulai bangun dan celanaku mulai sesak dan menggelembung. Dengan tangan kiriku kuraih tangan kirinya dan kuletakkan diatas selangkanganku, lalu kugerakkan tangannya naik turun. Perlahan bisa kurasakan dia mulai menggerakkan tangannya sendiri, kulepaskan pegangan tanganku dan kutarik jariku yang sedang bermain dimulutnya.
"Heee, gede ya Kak? Kok dielus terus?" Aku tersenyum mesum.
Dia lalu menarik tangan kirinya dan kulihat wajahnya memerah. Kusambar bibir merahnya dengan bibirku, dan kucium dia penuh nafsu. Kutahan kepalanya dengan tanganku agar dia tidak bisa melepaskan diri. Kupaksa bibirnya membuka dengan lidahku, setelah beberapa lama bibirnya terbuka dan kumasukkan lidahku ke mulutnya. Kucari lidahnya dan kubelit dengan lidahku. Kulepaskan tanganku karena kurasakan dia mulai membalas ciumanku. Kugunakan tangan kananku untuk meremas-remas dadanya dari luar, dan tangan kiriku kugunakan untuk mengelus elus vaginanya.
"Hmmmpphh... Aahhmmpphhh..."
Bisa kurasakan vaginanya mulai basah dan nafasnya mulai tidak teratur. Kulepaskan ciumanku dan kuhentikan aktifitas kedua tanganku, kulihat wajahnya sekarang sudah menampakkan tanda-tanda 'nafsu'.
Kuraih bagian depan bawah bajunya dan kutarik keatas dengan cepat, kini terlihatlah perut yang rata berwarna putih mulus dan sepasang gunung kembar yang masih ditutupi BH. Damn! Ukurannya lebih besar dari yang kukira.
"Lepasin BH Kakak!"
Dengan tangan gemetar dia menggerakkan kedua tangannya kebelakang dan melepas kaitan BHnya.
"Woow.." Aku terpana ketika melihat BH itu terjatuh dan menampakkan isinya, sepasang gunung besar berwarna putih dengan puting berwarna pink yang sudah mengacung, menandakan bahwa sang empu sudah dalam keadaan nafsu.
Tanpa ba-bi-bu segera mulutku memainkan buah dadanya yang sebelah kanan, kujilat jilat mulai dari bagian pangkal dan terus keatas sampai ke bagian samping areolanya. Sengaja tak kusentuh putingnya agar membuatnya penasaran.
"Aaahhhh.. Dingg.. Udaahhh.. Mmmhhhh.." Desahannya membuatku semakin bernafsu, kupermainkan buah dadanya yang sebelah kiri dengan cara yang sama. Sambil tangan kananku meremas remas yang sebelah kanan. Beberapa menit kemudian kuhentikan permainanku dan kulihat hasil perbuatanku. Dua buah gunung yang sekarang terlihat basah dengan puting yang masih kering, terlihat begitu menggiurkan. Kulihat wajah Kak Rina sekarang benar-benar terlihat bernafsu.
Dengan cepat aku berdiri didepannya dan kulepaskan celanaku serta celana dalamku, dan lepaslah si 'Oding.Jr' dari sarangnya. Sebuah tongkat dengan panjang sekitar 17cm dan diameter 4cm itu kini kuelus-eluskan ke pipi Kak Rina. Bisa kulihat matanya terus memperhatikan si 'Oding.Jr'.
"Jangan diliatin terus, kocokin dong Kak.." Kutarik tangan kanannya dan kuletakkan di 'Oding.Jr'
"Susah banget sih disuruh ngocokin doang!" Kubentak dia karena tangannya hanya diam gemetar saja.
Perlahan dia menggerakkan tangannya maju mundur, "Jilat Kak!" Dia mendekatkan wajahnya tapi masih terlihat ragu. "Cepet jilat!" Akhirnya dia menjulurkan lidahnya dan mulai menjilat ujung 'Jr'ku.
"Aaahhh... Yaah, terus kakk.. Isep sekarang.." Kudorong kontolku ke mulutnya, dia membuka mulutnya begitu saja dan mulai menjilati kontolku yang ada di dalam mulutnya. Tampaknya dia sudah benar-benar kena. Sudah kuduga mulut mungitnya tidak mampu menampung seluruhnya.
Kupegang kepalanya dengan kedua tanganku dan kudorong lebih dalam. Dia terlihat kaget dan menggunakan kedua tangannya untuk menahan pinggangku. Tapi aku tidak peduli dan terus memperkosa mulutnya. Rasanya sungguh luar biasa nikmat! Tak lama kemudian aku hentikan gerakanku dan kukeluarkan kontolku dari mulutnya. Terlihatlah batang gagah mengacung dan basah yang sebentar lagi akan menemukan sarangnya.
"Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Dia terbatuk-batuk keras. Tentu saja setelah benda seperti ini dipaksa masuk sampai ketenggorokannya.
Kulebarkan kedua kakinya dan kulihat kini celana dalam pink dengan renda hitam itu sudah basah.
"Ck ck ck.. Lihat nih punya kakak udah basah." Kuendus celana dalamnya dan kujilat-jilat. Bau khas itu langsung masuk ke hidungku, bau yang wangi sekaligus memabukkan.
"Aaacchhh... Acchhh... J-j-jang..ann.." Dia mendesah sambil berusaha mendorong kepalaku dengan tangannya, tapi percuma saja. Dorongannya seperti setengah hati dan tidak bertenaga. Kutarik kepalaku dan kulepaskan rok sekaligus celana dalamnya.
Kini bisa kulihat sosok yang selalu kuidam-idamkan. Seorang wanita cantik penuh nafsu berkulit putih berambut kecoklatan dengan buah dada besar padat dan puting berwarna pink. Dilengkapi dengan bagian bawah bersih tanpa bulu serta clitoris dan liangnya yang berwarna merah muda. Damn! She's too perfect, i want to fuck her now!
Kuarahkan kontolku ke vaginanya dan kugesek-gesekkan di clitorisnya. "Aaahhh..AAhh..Mmmhhh..." Dia mengerang-erang setiap kugesek dan kutekan clitorisnya. Terus kupermainkan dia dengan menggesek-gesekkan kontolku ke bagian luar vaginanya. "Aaahh.h.please..Aahh.." Di sela erangannya dia berkata sesuatu.
Kuhentikan gesekanku "Hmm? Kakak ngomong apa?" Kumulai lagi gesekanku pelan-pelan, kali ini sengaja sedikit kumasukkan ujung kontolku lalu kutarik keluar lagi. Mukanya kini terlihat sangat binal.
"Pleasee.. Dinggg, masukin.." Dia mulai memohon-mohon seperti seorang pelacur.
Aku lalu duduk disebelahnya dan hanya memandangnya sambil tersenyum mengejek. Tampaknya dia sudah tidak tahan lagi, dia lalu naik ke pangkuanku dan memegang kontolku. Dia mulai menurunkan pinggulnya ketika dirasanya sudah pas.
"Aaaaaahhhhhhhhh......" Lenguhnya panjang ketika kontolku sudah memasuki vaginanya. Dia berpegangan pada sandaran sofa dan mulai menggerakkan tubuhnya naik turun. Buah dadanya terlihat seksi bergerak-gerak didepan mataku, tak bisa kuutahan aku lalu langsung menjilat jilat buah dadanya dan menggigit putingnya.
"Aaahhhccc..Aaahhccc.. Teruss dingg, aahhhh.." Kupegang pinggulnya dan kuimbangi gerakan pinggulnya.
"Aaaah... Nyampee dingg.. Aku nyampeee..." Semakin liar dia menggerakkan tubuhnya semakin kencang lenguhan dan desahannya, dia kini sudah berpegang pada bahuku dan terus menggoyang pinggulnya.
"AAAAAAAAAAAAAAAAHhhhhhhhh...." Kepalanya menengadah keatas dan terlihat lehernya yang seksi itu kini basah oleh bulir-bulir keringat. Saat itu pula remasan Vaginanya terasa makin kencang dan seperti ada cairan yang menyemprot kontolku.
Huh! Begitu sudah keluar dia langsung berhenti, jangan lupa bahwa akulah yang memegang kendali disini!!
Kupegang pantatnya dan kugerakkan pinggulku maju-mundur. Dia terlihat kaget dengan gerakanku.
"Ding.. pleasee..udahhh.. Kakak capeee.." Dia memohon mohon tapi aku tetap tidak peduli, kugendong tubuhnya sambil kontolku tetap menancap di vaginanya, kutelentangkan dia ke atas meja dan kurentangkan kakinya.
"Aaahaah... Teruss... Aaah... Kakak mau nyampe lagi.. Aaahh..." Dia mulai mendesah-desah dan bibir merahnya begitu menggodaku. Kudekatkan wajahku ke wajahnya lalu kuludahi mulutnya. Dia seperti tau apa mauku dan menerima ludahku bahkan menelannya. Terus kuludahi dia sampai tiba-tiba tubuhnya mengejang dan jepitan vaginanya menjadi sangat sempit.
"KKKKkkkeluaaarrrrr......." Dia melingkarkan kakinya ke pinggangku dan mendorongnya, membuat kontolku terasa mentok di vaginanya.
"UUgggghhhh...." Aku tidak kuat lagi dan kusemprotkan spermaku kedalam Vaginanya. Crrttt!! Crrttt!! Crrttt !! Terasa ada 8x semprotan dan kini vaginanya terasa sangat becek.
"Permainan baru saja dimulai.." Khu khu khu..
Entah kenapa rasanya kejadianku dengan Kak Rina membangkitkan 'sisi lain' diriku. Sisi yang begitu liar, penuh nafsu, dan haus sex
"Aaahhh... Mmmhhh.." Desahnya sambil memainkan dada dan kemaluannya sendiri. Tanganya kanannya meremas-remas dadanya sendiri, kadang gerakan meremas itu berganti dengan memilin-milin putingnya. Sedangkan tangan kirinya digunakan untuk memainkan kemaluannya, kadang dia mencolok-colokknya 2 jarinya ke dalam lubang kewanitaannya, kadang dia gunakan untuk menggesek-gesek clitorisnya.
"Aaahhhh.. Sshh... Ahhmmpphh..." Dia makin keras meremas-remas dadanya sendiri dan menggesek-gesek clitorisnya, sepertinya dia akan orgasme.
"Aaaaaaaaaahhhhhh....." Dia mendesah panjang dan tubuhnya mengejang beberapa kali, tampaknya dia sudah mencapai 'puncak'
Aku segera bergegas pergi dari balik pintu sebelum ketahuan, dengan berjinjit aku pelan-pelan menuju pintu dan keluar. Segera aku masuk ke apartemenku dan menuju kamar mandi, dan aku yakin kalian semua tahu apa yang terjadi selanjutnya..
Orlando Dias Ignatius NuGraha, disingkat ODING. Begitulah aku dipanggil, lahir dari keluarga berkecukupan yang mampu membiayai pendidikanku sampai sekarang kuliah di sebuah Universitas ternama di kota J. Orang tuaku memberiku sebuah apartemen yang jaraknya lebih dekat ke kampus agar aku lebih mudah pulang-pergi, serta sebuah mobil yang menjadi tungganganku setiap hari.
Dari segi fisik dan materi, sebenarnya sangat mudah untukku mencari pacar. Tapi aku tidak begitu tertarik, selain menghabiskan waktu untuk kegiatan yang tidak jelas, aku juga tidak tertarik dengan sex. Yang kata teman-temanku merupakan 'bonus' dari pacaran. Tapi kurasa aku harus mengubah pendapatku karena kejadian yang barusan kualami. Yang awalnya hanya bermaksud mengembalikan Vacuum Cleaner, berakhir dengan mengintip Kak Rina. Tetangga sebelah Apartemenku.
Erina Agnesia. Itu nama lengkapnya, tapi aku terbiasa memanggilnya dengan Kak Rina. Wanita cantik berkulit putih dengan rambut kecoklatan dan bodi yang begitu menggiurkan. Dia sudah bersuami dan suaminya bekerja di sebuah perusahaan swasta yang cukup besar. Kak Frans, begitu biasa aku memanggil suaminya. Mereka adalah pengantin baru, sepengetahuanku pernikahan mereka baru berjalan 6 bulan.
Jujur saja, aku sangat bernafsu dengan Kak Rina, bibir merah ranum dan mata indah serta tubuh montok itu selalu sukses mencuri perhatianku ketika dia lewat. Dan tampaknya sebentar lagi aku bisa menikmati wanita yang selalu kuidam-idamkan itu. Hahaaahaha.
***
"Yes, ini dia !!" Teriakku girang sambil melihat layar laptopku. Sekarang semua rencana sudah tersusun sempurna, tinggal mengumpulkan keberanian dan menunggu waktu yang tepat.
Siang itu kulihat jam dinding kamarku sudah menunjukkan angka 1 siang, dan sepertinya Kak Rina sudah pulang dari agenda rutin mingguannya : belanja di supermarket. Ketika aku keluar dari Apartemen, tepat saat itu juga Kak Rina sudah ada di depan pintu Apartemennya.
"Siang Kak.." Sapaku basa-basi.
"Siang ding.." Dia membalas sapaanku sambil tersenyum.
Shit! Senyum itu makin membuatku tidak tahan.
Ditangan kanan dan kirinya dia membawa plastik besar yang sepertinya berisi bahan belanjaannya. "Abis belanja kak?"
"Iya nih ding, abisnya bahan di kulkas sisa dikit."
"Mau kubantuin bawa kak?" Ini sebenarnya hanya taktik saja, agar aku bisa dengan mulus masuk ke Apartemennya.
"Oh kebetulan! Nih bawain, abisnya berat banget!" Dia lalu menyerahkan barang belanjaannya, kuterima dengan senang hati dan kulihat dia sedang membuka pintu Apartemennya menggunakan kunci.
Klek! Pintu terbuka dan masuklah kami berdua ke Apartemennya "Hehehe.. Sebentar lagi.." Batinku.
Hari ini Kak Rina memakai atasan baju berwarna coklat lengan panjang, dan bawahannya dia memakai rok mini putih. Dia menggunakan stocking hitam sepaha untuk membungkus kaki indahnya, dilengkapi dengan wedge coklat yang sudah dilepasnya sejak diruang depan tadi. Aku sendiri hanya menunggu di sofa ruang tengah sambil menimang-nimang hal yang akan kulakukan. Dan tampaknya kali ini setan yang menang.
Kukeluarkan HPku dan kuputar rekaman yang kudapat 4 hari yang lalu, dan kukecilkan suaranya sampai tidak terdengar lagi. Kutonton dengan serius dan mulai terasa efeknya pada si 'Oding.Jr'
"Nonton apa sih, serius banget?" Tanpa kusadari Kak Rina menaruh segelas Jus di meja didepanku.
Aku hanya tersenyum saja dan terus menonton, tekadku sudah bulat.
"Ditanyain malah senyum-senyum sendiri, nonton apa sih?" Kak Rina lalu duduk disampingku kananku dan melihat layar HPku. Bisa kucium harum parfum tubuhnya.
"Iihhh.. Dia nonton bokep!" Kak Rina lalu mencubit pinggangku.
"Aaawww.. Sakit!!" Balasku sambil mengelus-elus bekas cubitannya. Ku-stop video yang sedang kuputar.
"Nakal ya oding! Nonton bokep di tempat orang!" Kak Rina memasang wajah marah, aku yakin dia hanya pura-pura saja.
"Sini deh kak, tonton nih. Asli loh orang Indo, cakep lagi!" Balasku sambil tersenyum mesum lalu kudekatkan HPku dan Kuputar videonya lagi.
Tak berapa lama kemudian wajah Kak Rina sudah terlihat menegang.
"I-itu siapa ding?" Dari wajahnya terlihat raut ketidakpercayaan.
"Masa Kak Rina ga inget? Ini kan Kakak." Sahutku dengan senyum penuh kemenangan. Yes! Ikan sudah terperangkap di jaring.
Plak!! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiriku.
"JANGAN KURANG AJAR YA !! HAPUS VIDEO ITU SEKARANG !!" Dari raut wajahnya terlihat dia sekarang sangat marah.
Aku hanya mengelus elus pipi kiriku yang terasa panas. Lalu kutatap dia dan tersenyum.
"Kakak kira semudah itu nyuruh aku? Lagian salah kakak sendiri pintu depan gak dikunci, awalnya mau balikin vacuum cleaner malah jadinya ngintip"
"Terus?!?! Kamu mau apa? meras kakak? maksa kakak ngelayani kamu? Jangan harap! Sebarin aja videonya, kakak ga peduli!!" Dia tampak semakin marah.
Well, kalo kaya gini sih apa boleh buat. Sudah kuduga dia bisa menjawab seperti itu. "Kakak sih mungkin gak peduli, tapi gimana dengan Kak Frans? Gimana kalo sampe ada temen Kak Frans yang liat dan ngomongin tentang istrinya yang ternyata suka 'olahraga jari'. Image Kak Frans bisa hancur gara-gara dikira gak bisa muasin istrinya. Dia bakal dicap 'Suami Loyo' dan jadi bahan omongan. Ujung-ujungnya Kak Frans depresi, bisa jadi dia keluar dari pekerjaannya terus nyerai-in kakak karena dia pikir kakak lah penyebab dia jadi bahan gunjingan."
Penjelasan panjang lebarku tampaknya membuatnya berpikir 2 kali tentang kata-katanya barusan.
"Jadi? Kakak masih mau video ini kusebarin? Kalo gitu aku balik dulu ke Apartemen, tinggal upload doang ke forum sex pasti juga bakalan booming. Kalo perlu kutaro foto + nama lengkap kakak biar orang-orang semakin tau!" Aku tersenyum licik lalu berdiri dari sofa, berjalan melewatinya yang sudah berdiri kaku, bisa kulihat tubuhnya gemetar pelan.
"Tunggu!" Tepat sebelum aku didepan pintu dia mencegahku. Aku berbalik dan kini bisa kulihat wajahnya menampakkan ekspresi takut.
"T-tolong jangan lakuin itu, Kakak ga mau kalo sampe cerai sama Kak Frans.. Please.. Kamu mau apa? Uang? Mobil? Rumah? Apapun asal jangan sebarin video itu."
Aku berjalan balik ke ruang tamu, lalu duduk di sofa biru itu lagi.
"Duduk" Kataku sambil melihatnya, dia tidak bergeming dan masih berdiri dengan sedikit gemetar. "Duduk!" Kutambahkan intonasi keras, bukti bahwa aku serius menyuruhnya.
Dia lalu duduk disamping kananku, ahh bau harum itu tercium lagi. Kugunakan tangan kananku untuk mengelus elus rambut coklatnya yang indah.
Grep! "AAAWWW!" Kujambak rambutnya lalu kudekatkan wajahku ke wajahnya.
"DENGER YA KAK! Rumah? Uang? Mobil? Aku ga butuh! Orang Tuaku udah ngasih lebih dari cukup! Jadi sekarang Kakak dengerin semua omonganku dan jangan membantah!" Kutarik keras rambutnya kebelakang sebelum kulepas.
Bisa kulihat bulir-bulir air di sudut matanya. Wajah seram penuh amarahnya kini berganti menjadi wajah seperti seekor ****** yang ketakutan setelah dimarahi si majikan.
"Sekarang, jilat dan emut jariku!" Dengan kasar kumasukkan paksa ke mulutnya, awalnya dia menolak dan tetap menutup mulutnya. Tapi karena terus kupaksa akhirnya masuk juga. Kukeluar-masukkan jariku di mulutnya, terasa hangat dan basah oleh liurnya.
Karena nafsu yang sudah meninggi ditambah lagi ada 'ikan segar' didepan mata, mau tidak mau si 'Oding.Jr' mulai bangun dan celanaku mulai sesak dan menggelembung. Dengan tangan kiriku kuraih tangan kirinya dan kuletakkan diatas selangkanganku, lalu kugerakkan tangannya naik turun. Perlahan bisa kurasakan dia mulai menggerakkan tangannya sendiri, kulepaskan pegangan tanganku dan kutarik jariku yang sedang bermain dimulutnya.
"Heee, gede ya Kak? Kok dielus terus?" Aku tersenyum mesum.
Dia lalu menarik tangan kirinya dan kulihat wajahnya memerah. Kusambar bibir merahnya dengan bibirku, dan kucium dia penuh nafsu. Kutahan kepalanya dengan tanganku agar dia tidak bisa melepaskan diri. Kupaksa bibirnya membuka dengan lidahku, setelah beberapa lama bibirnya terbuka dan kumasukkan lidahku ke mulutnya. Kucari lidahnya dan kubelit dengan lidahku. Kulepaskan tanganku karena kurasakan dia mulai membalas ciumanku. Kugunakan tangan kananku untuk meremas-remas dadanya dari luar, dan tangan kiriku kugunakan untuk mengelus elus vaginanya.
"Hmmmpphh... Aahhmmpphhh..."
Bisa kurasakan vaginanya mulai basah dan nafasnya mulai tidak teratur. Kulepaskan ciumanku dan kuhentikan aktifitas kedua tanganku, kulihat wajahnya sekarang sudah menampakkan tanda-tanda 'nafsu'.
Kuraih bagian depan bawah bajunya dan kutarik keatas dengan cepat, kini terlihatlah perut yang rata berwarna putih mulus dan sepasang gunung kembar yang masih ditutupi BH. Damn! Ukurannya lebih besar dari yang kukira.
"Lepasin BH Kakak!"
Dengan tangan gemetar dia menggerakkan kedua tangannya kebelakang dan melepas kaitan BHnya.
"Woow.." Aku terpana ketika melihat BH itu terjatuh dan menampakkan isinya, sepasang gunung besar berwarna putih dengan puting berwarna pink yang sudah mengacung, menandakan bahwa sang empu sudah dalam keadaan nafsu.
Tanpa ba-bi-bu segera mulutku memainkan buah dadanya yang sebelah kanan, kujilat jilat mulai dari bagian pangkal dan terus keatas sampai ke bagian samping areolanya. Sengaja tak kusentuh putingnya agar membuatnya penasaran.
"Aaahhhh.. Dingg.. Udaahhh.. Mmmhhhh.." Desahannya membuatku semakin bernafsu, kupermainkan buah dadanya yang sebelah kiri dengan cara yang sama. Sambil tangan kananku meremas remas yang sebelah kanan. Beberapa menit kemudian kuhentikan permainanku dan kulihat hasil perbuatanku. Dua buah gunung yang sekarang terlihat basah dengan puting yang masih kering, terlihat begitu menggiurkan. Kulihat wajah Kak Rina sekarang benar-benar terlihat bernafsu.
Dengan cepat aku berdiri didepannya dan kulepaskan celanaku serta celana dalamku, dan lepaslah si 'Oding.Jr' dari sarangnya. Sebuah tongkat dengan panjang sekitar 17cm dan diameter 4cm itu kini kuelus-eluskan ke pipi Kak Rina. Bisa kulihat matanya terus memperhatikan si 'Oding.Jr'.
"Jangan diliatin terus, kocokin dong Kak.." Kutarik tangan kanannya dan kuletakkan di 'Oding.Jr'
"Susah banget sih disuruh ngocokin doang!" Kubentak dia karena tangannya hanya diam gemetar saja.
Perlahan dia menggerakkan tangannya maju mundur, "Jilat Kak!" Dia mendekatkan wajahnya tapi masih terlihat ragu. "Cepet jilat!" Akhirnya dia menjulurkan lidahnya dan mulai menjilat ujung 'Jr'ku.
"Aaahhh... Yaah, terus kakk.. Isep sekarang.." Kudorong kontolku ke mulutnya, dia membuka mulutnya begitu saja dan mulai menjilati kontolku yang ada di dalam mulutnya. Tampaknya dia sudah benar-benar kena. Sudah kuduga mulut mungitnya tidak mampu menampung seluruhnya.
Kupegang kepalanya dengan kedua tanganku dan kudorong lebih dalam. Dia terlihat kaget dan menggunakan kedua tangannya untuk menahan pinggangku. Tapi aku tidak peduli dan terus memperkosa mulutnya. Rasanya sungguh luar biasa nikmat! Tak lama kemudian aku hentikan gerakanku dan kukeluarkan kontolku dari mulutnya. Terlihatlah batang gagah mengacung dan basah yang sebentar lagi akan menemukan sarangnya.
"Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Dia terbatuk-batuk keras. Tentu saja setelah benda seperti ini dipaksa masuk sampai ketenggorokannya.
Kulebarkan kedua kakinya dan kulihat kini celana dalam pink dengan renda hitam itu sudah basah.
"Ck ck ck.. Lihat nih punya kakak udah basah." Kuendus celana dalamnya dan kujilat-jilat. Bau khas itu langsung masuk ke hidungku, bau yang wangi sekaligus memabukkan.
"Aaacchhh... Acchhh... J-j-jang..ann.." Dia mendesah sambil berusaha mendorong kepalaku dengan tangannya, tapi percuma saja. Dorongannya seperti setengah hati dan tidak bertenaga. Kutarik kepalaku dan kulepaskan rok sekaligus celana dalamnya.
Kini bisa kulihat sosok yang selalu kuidam-idamkan. Seorang wanita cantik penuh nafsu berkulit putih berambut kecoklatan dengan buah dada besar padat dan puting berwarna pink. Dilengkapi dengan bagian bawah bersih tanpa bulu serta clitoris dan liangnya yang berwarna merah muda. Damn! She's too perfect, i want to fuck her now!
Kuarahkan kontolku ke vaginanya dan kugesek-gesekkan di clitorisnya. "Aaahhh..AAhh..Mmmhhh..." Dia mengerang-erang setiap kugesek dan kutekan clitorisnya. Terus kupermainkan dia dengan menggesek-gesekkan kontolku ke bagian luar vaginanya. "Aaahh.h.please..Aahh.." Di sela erangannya dia berkata sesuatu.
Kuhentikan gesekanku "Hmm? Kakak ngomong apa?" Kumulai lagi gesekanku pelan-pelan, kali ini sengaja sedikit kumasukkan ujung kontolku lalu kutarik keluar lagi. Mukanya kini terlihat sangat binal.
"Pleasee.. Dinggg, masukin.." Dia mulai memohon-mohon seperti seorang pelacur.
Aku lalu duduk disebelahnya dan hanya memandangnya sambil tersenyum mengejek. Tampaknya dia sudah tidak tahan lagi, dia lalu naik ke pangkuanku dan memegang kontolku. Dia mulai menurunkan pinggulnya ketika dirasanya sudah pas.
"Aaaaaahhhhhhhhh......" Lenguhnya panjang ketika kontolku sudah memasuki vaginanya. Dia berpegangan pada sandaran sofa dan mulai menggerakkan tubuhnya naik turun. Buah dadanya terlihat seksi bergerak-gerak didepan mataku, tak bisa kuutahan aku lalu langsung menjilat jilat buah dadanya dan menggigit putingnya.
"Aaahhhccc..Aaahhccc.. Teruss dingg, aahhhh.." Kupegang pinggulnya dan kuimbangi gerakan pinggulnya.
"Aaaah... Nyampee dingg.. Aku nyampeee..." Semakin liar dia menggerakkan tubuhnya semakin kencang lenguhan dan desahannya, dia kini sudah berpegang pada bahuku dan terus menggoyang pinggulnya.
"AAAAAAAAAAAAAAAAHhhhhhhhh...." Kepalanya menengadah keatas dan terlihat lehernya yang seksi itu kini basah oleh bulir-bulir keringat. Saat itu pula remasan Vaginanya terasa makin kencang dan seperti ada cairan yang menyemprot kontolku.
Huh! Begitu sudah keluar dia langsung berhenti, jangan lupa bahwa akulah yang memegang kendali disini!!
Kupegang pantatnya dan kugerakkan pinggulku maju-mundur. Dia terlihat kaget dengan gerakanku.
"Ding.. pleasee..udahhh.. Kakak capeee.." Dia memohon mohon tapi aku tetap tidak peduli, kugendong tubuhnya sambil kontolku tetap menancap di vaginanya, kutelentangkan dia ke atas meja dan kurentangkan kakinya.
"Aaahaah... Teruss... Aaah... Kakak mau nyampe lagi.. Aaahh..." Dia mulai mendesah-desah dan bibir merahnya begitu menggodaku. Kudekatkan wajahku ke wajahnya lalu kuludahi mulutnya. Dia seperti tau apa mauku dan menerima ludahku bahkan menelannya. Terus kuludahi dia sampai tiba-tiba tubuhnya mengejang dan jepitan vaginanya menjadi sangat sempit.
"KKKKkkkeluaaarrrrr......." Dia melingkarkan kakinya ke pinggangku dan mendorongnya, membuat kontolku terasa mentok di vaginanya.
"UUgggghhhh...." Aku tidak kuat lagi dan kusemprotkan spermaku kedalam Vaginanya. Crrttt!! Crrttt!! Crrttt !! Terasa ada 8x semprotan dan kini vaginanya terasa sangat becek.
"Permainan baru saja dimulai.." Khu khu khu..
Entah kenapa rasanya kejadianku dengan Kak Rina membangkitkan 'sisi lain' diriku. Sisi yang begitu liar, penuh nafsu, dan haus sex
Tidak ada komentar:
Posting Komentar