Cerita Plus Plus

Cerita Seks dan 17 Plus Plus Cerita Panas Cerita Dewasa Cerita Ngentot Pengalaman ML Pengalaman Sex Pengalaman Seks Meniduri Pembantu

window.open('http://graizoah.com/afu.php?zoneid=3334601')

Jumat, 30 Oktober 2015

Family Slave

Menurut kamu bagaimana perasaanmu saat kamu tahu orang yang kamu cintai berkhianat, tentu sangat sakit bukan. Hal yang sama juga kualami saat aku tahu istriku Vina berkhianat dibelakangku, Vina istriku mempunyai hubungan dengan pria lain selain diriku. Tetapi perasaan yang kualami saat ini jauh lebih sakit lagi, bagaimana tidak selain berselingkuh ternyata Vina istriku juga melahirkan anak yang bukan berasal dari benihku. Ketiga orang putri yang sangat kusayangi ternyata bukanlah anak kandungku sendiri, rasanya saat mengetahui semua itu duniaku seakan hancur.
Sebelumnya ada baiknya kukenalkan diriku sendiri, namaku adalah Pandu Saputra. Usiaku saat ini sudah menginjak empat puluh lima tahun dan seperti tadi yang aku sudah bilang aku punya istri bernama Vina yang tiga tahun lebih muda usianya dariku. Mengenai diriku aku bisa dibilang cukup sukses dengan semua perusahaan yang kumiliki, apalagi banyak bilang aku cukup beruntung punya istri cantik seperti Vina dan memiliki usaha yang sukses, selain itu masih ditambah lagi aku punya tiga orang anak perempuan yang cantik seperti ibunya. Tetapi kini rasanya aku merasa tidak lagi beruntung setelah mengetahui kenyataan pahit itu.
Setelah mengetahui kenyataan pahit yang kualami selama beberapa hari aku hanya berdiam diri dan termenung saja. Rasanya tak habis pikir bisa-bisanya Vina menyembunyikan semua ini dariku selama dua puluh tahun pernikahanku dengannya. Dua puluh tahun tentu bukan waktu yang sedikit cukup banyak kenangan yang kulalui bersamanya dan ketiga orang anakku Winda, Rasya dan Ghea, tetapi kini semua hal itu menjadi sia-sia saat kutahu kenyataan yang sebenarnya. Aku sempat berpikir apa salahku sehingga harus menghadapi semua ini, padahal sudah tak terhitung banyaknya kasih sayang kuberikan pada Vina. Rasanya semua uang dan kekuasan yang kupunya tak bisa membuat Vina untuk tetap setia padaku, aku bahkan sempat berpikir untuk bunuh diri tetapi niat itu kucegah. Aku berpikir kalau aku mati maka yang tertawa paling akhir adalah Vina istriku, sepeninggal diriku dia bisa makin bebas bermain cinta dengan pria lain selain itu dia bisa dengan bebas mengunakan semua hartaku untuk bersenang-senang bersama selingkuhannya, tidak aku tidak mau seperti itu karena itu kucegah niatku untuk bunuh diri. Tetapi aku juga berpikir kalau semua ini dibiarkan Vina bisa makin menjadi tindakan selingkuhnya, bahkan sampai detik ini aku tahu kalau dia punya hubungan istimewa dengan seorang pria muda. Apalagi aku tahu kalau dia sering membeli barang mewah untuk diberikannya pada pria selingkuhannya, tentu saja dengan menggunakan uangku. Saat itu entah mendapat ide dari mana aku mendapat sebuah ide untuk membalas semua yang Vina lakukan kepadaku, yah Vina akan kubuat dia agar menjadi budakku tetapi bukan hanya dia saja ketiga orang anaknya akan kubuat jadi budakku juga biar mereka tahu bagaimana rasanya mempermainkan diriku selama ini. Aku sudah tak perduli kalau aku dulu sangat menyayangi mereka, toh saat ini semua perasaan itu telah berganti dengan perasaan benci dan marah karena aku telah ditipu. Begitulah semua rencana untuk membuat Vina dan tiga orang putrinya menjadi budakku pun mulai kususun.
Usaha pertama yang kulakukan agar rencanaku berhasil adalah mengumpulkan semua bukti-bukti perselingkuhan Vina istriku, selain itu aku juga melakukan tes dna agar aku yakin kalau semua anak itu bukan anak kandungku. Usaha pertama berjalan cukup sukses aku berhasil mendapat cukup banyak bukti yang menunjukkan perselingkuhan Vina, selain itu hasil dari tes dna juga menunjukkan kalau mereka bertiga bukanlah anak kandungku. Aku sengaja melakukan tes dna pada ketiganya agar aku nantinya tidak sampai memangsa anak sendiri, kini setelah kuyakin kalau mereka bertiga bukan anakku aku bisa dengan tenang menjalankan tahap selanjutnya.
Tahap kedua adalah membatasi semua keuangan dari Vina dan ketiga orang anaknya, hal ini kulakukan agar mereka tidak lagi menggunakan semua uang yang kuperoleh dengan seenaknya. Lagipula ada alasan kenapa kulakukan hal ini, saat aku menjalankan rencanaku untuk membuat mereka jadi budakku mereka tidak akan kabur dengan mudah. Aku tahu bagaimana sifat Vina dan anak-anaknya, tanpa uang dariku untuk menopang kehidupan mereka rasanya tak mungkin bagi mereka untuk bisa hidup. Vina sendiri kuakui cukup boros, bagi dia tidak ada hari tanpa belanja, karena itu saat kucabut semua fasilitas yang kuberikan padanya aku yakin tidak sampai sebulan ia bakal gila.
Tahap ketiga yang kulakukan adalah memperbaiki diriku, yang kumaksud adalah kejantananku. Aku tahu alasan Vina selingkuh mungkin didasari kurangnya aku dalam memberi nafkah batin buat dirinya, jika hanya itu aku mungkin tidak akan sampai berbuat seperti ini. Tetapi yang membuat aku kesal adalah dia hamil oleh pria lain dan mengaku kalau dia hamil oleh diriku bukan hanya satu kali bahkan sampai tiga kali dia hamil oleh pria lain. Karena itu demi menunjang kesuksesan diriku membuat mereka semua jadi budakku aku harus berubah, dan perubahan yang kumaksud adalah peningkatan kemampuan dari alat vitalku. Tahap ketiga ini cukup sedikit sulit kulalui karena aku harus banyak berkorban agar terapi yang kujalani sukses, dan hasilnya terus terang tak mengecewakan aku bisa berbangga hati saat melihat ukuran penisku sekarang. Kini semua tahap telah kujalani saatnya menjalankan rencanaku membuat Vina,Winda,Rasya dan Ghea menjadi budakku.
Malam itu seperti malam yang biasanya aku dan Vina ditidur berdua dikamar kami, seperti hari yang sama dengan yang dulu kulalui waktu tanpa berbincang sepatah kata dengannya. Vina saat itu sibuk dengan urusannya, kulihat ia sedang asyik membaca majalah mode. Kupikir ini saat yang tepat untuk menjalankan rencanaku, langsung saja kunyalakan televisi dan kuputar film yang telah kupersiapkan. Aku bisa melihat Vina sedikit terusik saat kuputar film itu dan kuperbesar volumenya.
IH papa apaan sih wong sudah malam kok masih sempat nonton film porno ucap Vina sambil matanya terus melihat majalah yang dipegangnya, tetapi itu hanya beberapa saat karena kemudian ia menjadi bingung saat melihat film yang tengah kuputar. Bagaimana tidak saat ini yang kuputar bukan dvd porno yang biasa di jual dilapak, melainkan video tentang perselingkuhan Vina dengan seorang pria. Kuyakin dia pasti tak pernah menyangka kalau aku bisa punya bukti perselingkuhannya, apalagi saat ini dapat kulihat raut wajahnya yang tampak bingung tak tahu berkata apa.
Kenapa Vina kaget yah, gimana keren ngak videonya sayang. Kenapa kamu bingung kan kamu sendiri yang main kok malah bengong begitu kataku kepada Vina yang saat ini masih diam saja. Tetapi itu tak lama setelah aku selesai bicara langsung saja dia mendekatiku dan berusaha meminta maaf. Aku saat itu hanya diam saja kendati Vina meremas ujung bajuku sembari meminta maaf sambil menangis, kupikir itu hanya air mata buaya jadi buat apa aku perduli selanjutnya langsung saja kudorong tubuhnya agar lepas dari diriku lalu aku berkata padanya.
Maaf, hanya itu saja yang bisa kamu katakan. Vina aku bukan anak kecil yang bisa dibujuk dengan mudah. Kau pikir permintaan maafmu itu cukup mengobati rasa sakit yang kurasakan ucapku sambil kudorong lagi tubuhnya saat ia mencoba mendekatiku lagi.
Lagipula bukan hanya hal ini saja yang kau sembunyikan padaku bukan, bagaimana dengan ayah kandung dari Winda, Rasya, dan Ghea. Aku tahu sayang kalau mereka sebenarnya bukanlah anak kandungku sendiri bukan! ucapku dengan nada sedikit keras.
Saat aku selesai bicara dapat kulihat muka terkejut Vina, dia pasti tak pernah menyangka kalau rahasia yang selama ini ia tutupi telah bocor. Vina sendiri saat itu hanya diam saja tanpa mengeluarkan suara, kupikir dia pasti syok dan aku yakin dia akan lebih syok lagi saat mendengar apa yang ingin kukatakan.
Kenapa diam sayang, kamu kaget yah. Kamu harusnya ngak usah kaget toh ini baru awalnya, dengar baik-baik Vina saat ini juga aku mau kamu dan ketiga anakmu itu keluar dari rumah ini tanpa membawa apapun kecuali yang kamu pakai saat ini. Gimana kamu mau keluar sendiri atau aku perlu seret paksa ucapku kepadanya sambil menarik tangan Vina supaya turun dari ranjang.
Vina saat itu sangatlah ketakutan saat mendengar ancamanku saat ia mau kuusir, dia langsung saja memohon padaku untuk membatalkan niatku mengusirnya. Dia bahkan berkata kalau dia mau berbuat apapun yang penting dia dan anaknya tidak diusir dari rumah ini. Benar apa yang menjadi dugaanku wanita seperti Vina mana mungkin bisa bertahan hidup dijalan, apalagi saat kuusir nanti mereka tidak membawa uang sepeserpun. Langsung saja kukatakan niatku kalau aku bisa berubah pikir tetapi ada syaratnya.
Oke aku bisa saja berubah pikiran untuk tidak mengusirmu tetapi apa kamu mau melakukan apa yang menjadi keinginanku kataku kepada Vina yang langsung saja di jawab dengan angukan kepalanya.
Baik yang aku mau kamu dan tiga orang anakmu menjadi budakku, bukan hanya budak macam babu tetapi budak seks atau pelacurku. Gimana kamu mau ngak? tanyaku yang langsung dijawab dengan penolakan oleh Vina.
Ngak mas aku ngak bisa kalau kamu mau jadikan aku budakmu aku terima tetapi tidak dengan mereka bertiga ingat mas mereka mengangapmu sebagai ayah mereka jawab Vina dengan mengiba-iba seraya memohon agar aku merubah keinginanku.
Langsung saja kujawab bahwa aku ngak perduli toh mereka bukan anakku, lagipula kalau mereka ngak mau biar saja mereka kulempar ke jalanan biar mereka rasakan hidup dijalanan sebagai seorang pelacur. Aku juga bilang pada Vina kalau ia menolak lagi aku akan membuang mereka bertiga ditempat kumuh, biar mereka bertiga diperkosa oleh para gelandangan yang ada disitu. Dan kuyakinkan Vina kalau ketiga anaknya pasti akan langung diperkosa saat kubuang ketempat itu.
Kau tentu tahu kalau mereka bertiga itu sangat cantik, jadi bagaimana yang terjadi saat kubuang mereka bertiga ke tempat itu. Mereka tentu akan jadi korban keganasan para gelandangan yang ada disitu, apalagi saat kubuang mereka tanpa sehelai baju yang melekat ditubuh kau bisa bayangkan apa yang akan terjadi kan Vina acamku terhadap Vina yang terus saja mengiba-iba sambil mencium kakiku.
Mendengar ancamanku aku yakin Vina ngak bisa berkata apa-apa lagi, cukup lama dia diam tanpa berbuat sesuatu hingga akhirnya kudengar kata dari mulutnya.
Ya mas aku bersedia menjadi budakmu dan ketiga orang anakku juga akan mengikutiku jawab Vina dengan penuh tetes air mata.
Berhasil sekarang Vina sudah dalam kendaliku, sekarang yang perlu kulakukan hanyalah membuat ketiga orang anaknya tunduk pada perintahku. Tak mau berlama-lama kuperintahkan pada Vina untuk mengumpulkan Winda, Rasya, dan Ghea diruang tamu dan kubilang padanya agar jangan coba-coba lari karena jika ia sampai berbuat itu akan kulakukan yang hal yang buruk pada dia dan anaknya. Setelahnya aku dan Vina keluar kamar, aku langsung saja ke ruang tamu sementara Vina memanggil ketiga orang anaknya kehadapanku. Tak sampai lima menit mereka berempat sudah berada didepanku dan langsung saja kukatakan apa yang ingin kuucapkan.
Kubilang pada mereka bertiga saat ini semuanya sudah berubah, sekarang mama mereka Vina sudah menjadi budakku dan mereka bertiga harus mau menjadi seperti mama mereka. Aku juga bilang pada mereka kalau mereka bukanlah anak kandungku, dan kalau mereka menolak maka hal yang buruk akan terjadi pada Vina mama mereka lalu selanjutnya mereka bertiga. Selesai aku berbicara dapat kulihat raut muka mereka yang seakan tidak percaya dengan apa yang kukatakan. Bahkan Winda yang paling tua dari mereka bertiga sempat berkata kalau ini semua hanyalah guyonan, kupikir ada baiknya kalau aku perlu memberi mereka sedikit bukti. Langsung saja kuberikan pada mereka foto-foto yang berisi tindakan perselingkuhan Vina ibu mereka, dan hasil tes dna yang menunjukkan kalau mereka bukanlah anak kandungku.
Jadi bagaimana apa masih kurang buktinya, sekarang ini kalian harus bersiap untuk menjadi budakku atau akan kulakukan apa menjadi ancamanku ucapku yang langsung di balas dengan tamparan oleh Winda.
Saat menerima tamparan itu aku ingin membalasnya, tetapi aku punya cara yang lebih baik buat gadis seperti dia. Saat itu langsung saja kusuruh Vina membuka bajunya didepan anaknya lalu setelah ia selesai ia harus melepas baju anaknya satu persatu dengan tangannya sendiri. Kulihat Vina tampak ragu apa ia harus melakukannya atau tidak, tetapi saat itu juga langsung kubentak dia dan ku ucapkan lagi ancamanku padanya dan benar saja Vina langsung patuh dengan semua perintahku.
Saat itu dengan perlahan tangan Vina mulai melepas semua pakaian yang ia kenakan, pertama-tama tangannya membuka ikatan tali gaun tidur yang ia pakai selanjutnya dilepaskanya gaun itu. Setelah dilepas kini tubuh Vina hanya tinggal berbalut lingerie berwarna ungu, dan celana dalam saja. Pelan-pelan pula dicopotnya lingerie itu hingga menyisakan tubuhnya yang berbalut celana dalam.
Lihat Winda, Rasya, Ghea ini tubuh mama kalian yang akan telanjang sebentar lagi. Kalian bisa lihat kan tubuh mama kalian masih cukup seksi, seharusnya tubuh ini cuma buat papa seorang tetapi mama kalian adalah pelacur. Buktinya dia rela ditiduri oleh pria lain, dan kalian sebagai anaknya akan menjadi seorang pelacur seperti mama kalian ucapku sambil menghina Vina didepan anak-anaknya.
Vina sendiri saat itu merasa sedih dengan ucapan yang keluar dari mulutku, tetapi dia berusaha untuk tetap tenang kendati dapat terlihat dari dua matanya keluar air mata. Akhirnya dengan rasa sedih dilepaskannya celana dalam dari tubuhnya, setelah Vina benar-benar telanjang ia hanya berdiam sambil berdiri. Dirinya merasa sedih dan takut apa ia harus membuat anak-anaknya telanjang di hadapanku dengan tangannya sendiri, walau bagaimana pun ia adalah seorang ibu tak mungkin baginya untuk bisa berbuat seperti itu pada anaknya.
Saat kulihat dia hanya diam saja aku langsung membentaknya, kubilang dia sendiri yang lakukan atau aku yang harus turun tangan. Aku bilang pada Vina kalau sampai aku turun tangan akan kurobek-robek semua pakaian yang melekat ditubuh anaknya lalu kubuang mereka ke tempat kumuh biar mereka jadi korban perkosaan. Dan kurasa ancamanku berhasil lagi Vina mulai berjalan mendekati anaknya, dan yang pertama akan ia telanjangi adalah Winda si sulung.
Saat itu dapat kulihat ada sedikit penolakan yang dilakukan oleh Winda saat Vina berusaha membuka bajunya, tetapi aku tidak tinggal diam langsung saja kudekati Rasya dan Ghea yang sedang duduk ketakukan di sofa. Kubilang pada Winda agar dia tak lagi melawan sambil kedua tanganku bersiap untuk merobek baju kedua adiknya, melihat hal itu perlawanan Winda pun terhenti Vina pun kembali melakukan tugasnya. Sambil membuka pakaian Winda, Vina tak henti-henti meminta maaf padanya karena sudah membuatnya jadi seperti ini, saat itu aku pun turut berkata pada Winda.
Tak usah kamu dengarkan permintaan maaf mamamu Winda. Kalau kamu menyalahkan seseorang atas apa yang terjadi dengan dirimu dan kedua adikmu salahkanlah mamamu. Toh karena dia kalian bisa terlahir didunia ini jadi benci saja mamamu kalau kamu mau marah ucapku membalas apa yang Vina katakan pada Winda anaknya.
Saat itu aku dapat melihat ada tetes air mata yang keluar dari mata Winda, aku yakin saat ini perasaan miliknya tengah bercampur antara sedih dan marah. Kupikir apa yang salah toh yang ibu mereka lakukan padaku masih jauh lebih menyakitkan dari yang mereka terima saat ini, setelah selesai dengan Winda langsung ku perintahkan pada Vina untuk melakukan hal yang sama pada Rasya dan Ghea. Vina menurut dengan semua yang aku perintahkan hingga tak berapa lama dapat kulihat tubuh mereka berempat tengah berdiri telanjang dihadapanku.
Wah-wah lihat Vina semua anakmu memiliki tubuh seksi seperti dirimu, aku yakin ini pasti turunan dari dirimu, tapi yang jadi pertanyaan apa sifat mereka sama seperti dirimu yang senang ditiduri oleh pria lain. Sekarang jawab pertanyaanku siapa dari kalian bertiga yang sudah tidak perawan lagi, cepat jawab dengan jujur atau aku hukum kalian ucapku dengan nada membentak pada mereka bertiga. Dan tak berapa lama aku sudah mendapatkan jawaban dari pertanyaanku, kulihat Winda mengacungkan jari tangannya. Ternyata persis seperti yang kupikirkan Winda saat ini sudah tidak lagi perawan, langsung saja saat itu aku berkata menghina Vina.
Wah-wah coba lihat Vina, ternyata anakmu sudah ada yang mengikuti jejakmu. Lihat saja dia mengaku kalau dirinya sudah tidak perawan, tetapi kamu ngak usah sedih begitu toh ada pepatah kalau buah itu jatuh tak jauh dari pohonnya. Sebagai seorang ibu saja kamu merelakan tubuhmu ditiduri banyak pria, aku yakin anakmu juga akan mengikuti jejakmu
Selesai aku berbicara aku dapat melihat rasa marah diwajah Winda, ternyata anak ini masih perlu diberi pelajaran agar dia bisa tunduk seutuhnya padaku. Langsung saja kuperintahkan pada Vina untuk melakukan apa yang dia tak pernah duga.
Kenapa Winda kamu marah saat kusebut mamamu itu pelacur, Vina kamu jangan diam saja aku mau kamu tampar anakmu itu. Setelah kamu tampar aku mau kamu dan dia berhubungan intim dengan anakmu itu, tetapi perlu kuingatkan satu hal kalau kamu sampai keluar duluan dari pada anakmu maka aku akan menghukum kedua anakmu yang lain. Sekarang tunggu apa lagi Winda apa kamu mau kedua adikmu aku perkosa saat ini juga dihadapanmu kataku dengan nada sedikit mengancam.
Mendengar ucapanku dapat kulihat kalau Vina bingung antara ia harus melakukannya atau tidak. Menampar anaknya mungkin masih dapat ia lakukan, tetapi berhubungan intim dengan anaknya sendiri rasanya tak masuk diakal selain itu jika dia melakukannya dengan Winda itu sama juga dia berhubungan dengan sesama jenis. Vina tampak bingung apa dia harus melakukannya atau tidak, tetapi aku sudah punya akal untuk mengatasinya, saat itu tanganku langsung saja meremas susu milik Ghea yang berada dekatku. Saat kuremas susunya tentu saja Ghea langsung berteriak, dia kaget ketika tangan ku tiba-tiba meremas susunya.
Ahh..ahh itulah suara yang kudengar saat kuremas susunya dengan keras, setelahnya dia coba menghindar tetapi langsung saja kutahan dengan memegang pergelangan tangannya. Tak cukup kutarik Ghea agar mendekatiku, saat dia tepat berada didepanku kurangkul dia ke dalam pelukanku dan langsung saja saat itu kucium bibirnya. Saat itu Vina yang melihat mencoba mencegahku dengan berkata kalau ia akan melakukannya jadi ia minta padaku untuk tidak menyentuh tubuh Ghea, langsung saja kujawab dia dengan nada membentak.
Hah berhenti bukankah sudah kubilang kalau kalian semua sekarang adalah budakku, jadi terserah padaku mau melakukan apa dengan tubuh kalian. Kenapa Winda apa kamu mau mencoba merasakan hal yang sama seperti adikmu, ingat kalau kamu mencoba melawan aku bisa berbuat hal yang lebih buruk pada kedua adikmu ucapku sambil melihat wajah Winda yang saat itu mencoba menyelamatkan Ghea adiknya yang tengah ketakutan dalam pelukanku, sementara itu dapat kulihat kalau Rasya masih saja berdiri ketakutan di depanku, sedang Vina sendiri masih bingung tak tahu berbuat apa.
Kenapa kamu masih diam saja Vina, cepat kamu lakukan yang tadi kuperintahkan padamu atau kamu anakmu Ghea yang mengantikan Winda, lagipula aku merasa itu pengalaman yang menarik buat Ghea kalau keperawanannya diambil sendiri oleh ibunya. Cepat Winda kamu lakukan apa yang papa mau atau kamu mau melakukanya bersama Rasya, kalau kamu mau papa tak keberatan biar mamamu lihat sendiri bagaimana anak-anaknya berperilaku macam pelacur di jalanan ucapku dengan sadis sambil terus memegang Ghea yang masih saja ketakutan dalam pelukanku.
Merasa tak bisa mundur lagi Winda pun mendekati mamanya dan tanpa pernah kuduga ia langsung saja menampar mamanya. Reaksi Vina tentu saja kaget saat dirinya ditampar oleh anaknya, Winda yang bisa dibilang anak yang paling ia sayangi tega menampar dirinya, saat itu ia ingin membalas tamparannya tapi hatinya sebagai seorang ibu tak menginjinkan. Melihat ibunya yang hanya diam saja Winda saat itu berkata pada Vina sesuatu yang tak pernah kuduga.
Kenapa diam saja hah pelacur, bukankah mama sudah jadi seorang pelacur. Ayo cepat balas tamparan itu, apa kamu tuli cepat balas tamparanku pelacur toh aku juga sama sepertimu ucap Winda yang sekali lagi menampar wajah Vina.
Terus terang aku tak pernah menduga kalau akan bisa seperti ini, aku bahkan tak tahu kenapa bisa Winda malah menampar mamanya bukannya diriku. Tetapi aku justru suka dengan perkembangan yang sedang terjadi, saat itu kulepaskan dan kudorong tubuh Ghea ke lantai. Selanjutnya kudekati Winda yang sedang bersiap menampar mamanya lagi lalu aku berkata padanya.
Bagus-bagus papa ngak nyangka kamu akan menampar mamamu, benar kalau kamu mau marah. Marahlah pada mamamu toh penyebab semua ini adalah mamamu, jadi lampiaskan saja seluruh amarah yang kamu punya pada mamamuucapku sembari memegang pundak Winda.
Yah kuakui ini jauh lebih menyenangkan dari yang kupikirkan pada awalnya, awalnya aku hanya ingin membuat Winda merasa terhina dengan dirinya berhubungan intim dengan Vina mamanya. Tetapi sekarang rencanaku berubah, aku punya ide yang lebih baik. Winda akan kusuruh menyiksa mamanya, rasanya ini jauh lebih menyenangkan. Pertama karena aku bisa melihat Vina tersiksa, kedua aku bisa membayangkan perasaan Vina saat dia disiksa oleh anaknya sendiri dan kedua anaknya yang lain juga dipaksa untuk melihatnya, ketiga aku bisa membuat Winda mematuhiku. Yah agar Winda mau berbuat seperti yang kumau, saat itu juga aku berbisik di telinganya berusaha untuk menghasutnya.
Lakukan Winda, lakukan apa yang kamu mau lakukan. Tentu kamu ingin menyiksa mamamu kan, cepat lakukan papa akan membantumu. Kamu tak usah takut sekarang ini mamamu tak akan melawan, jadi cepat siksa mamamu untuk meredakan amarah dihatimu bisikku di telinga Winda sambil tanganku memegang tangannya untuk menampar wajah Vina lagi.
Sebuah tamparan akhirnya terhampar di wajah Vina lagi, rasanya saat kudengar suara tamparan itu aku sangatlah senang. Saat itu kulihat wajah Winda, tak tampak sedikitpun air mata yang keluar dari kedua matanya. Aku sangat senang dan segera berkata pada Winda kalau mau ia boleh lebih dari sekadar menampar mamanya. Tampak kulihat Winda sedikit bimbang dengan apa yang baru saja ia lakukan, tetapi aku bergerak cepat saat itu juga aku langsung berbisik di telinganya.
Kenapa Winda apa kamu mulai ragu, buat apa kamu ragu lagipula bukankah papa sudah bilang bahwa yang sedang terjadi ini semua adalah salah mamamu. Atau kamu mau papa menyiksa adikmu Rasya dan Ghea, jadi sekarang siksa lagi mamamu, jika mamamu melawan papa akan membantumu bisikku sambil kubuat wajah Winda menengok Rasya dan Ghea yang tengah duduk meringkuk ketakukan.
Saat itu dapat kulihat wajah takut di muka Vina saat ia mendengar ucapanku, ia bertanya dalam hatinya apa yang dilakukan suami dan anaknya terhadap dirinya. Vina saat itu merasa hidupnya telah berakhir, bagaimana tidak mungkin pada awalnya ia pasti merasa bahwa sang anak akan memaafkan dirinya dan berusaha untuk mendukungnya. Tetapi kini semua sudah berubah Winda anaknya malah berbalik melawannya, sedang Rasya dan Ghea masih saja terlalu takut untuk membantunya. Rasanya sungguh sangat menyenangkan sekali melihat wajah putus asa dari Vina, tetapi aku masih ingin melihat yang lebih lagi karena itu aku segera berkata pada mereka berempat.
Cepat sekarang kamu masuk kekamar Vina dan Winda ajak juga kedua adikmu itu masuk kekamar papa. Papa punya kejutan buat kamu Winda agar kamu bisa menyiksa mamamu ucapku sembari mengajak mereka berempat masuk kedalam kamar.
Setelah kami berlima masuk kedalam kamar dapat kulihat wajah bingung dan takut di wajah mereka berempat. Terutama dengan Vina, saat ia mendengar tentang siksaan dia pasti ketakutan dengan apa yang akan menimpa dirinya. Tak mau berlama-lama langsung saja kusuruh Vina dan Winda naik ke atas ranjang, sambil kubuka lemari pakaianku dan mengambil sesuatu dari dalamnya yang langsung kuberikan pada Winda. Saat menerimanya Winda terkejut dan bertanya padaku untuk apa benda ini. Tentu saja dia terkejut karena yang kuberikan pada adalah sebuah celana dalam dengan sebuah dildo terpasang di depannya, apalagi ukuran dildo itu cukup besar.
Kenapa papa beri kamu benda itu biar kamu tahu siapa mamamu sebenarnya. Vina mamamu itu hanya bisa puas dengan ukuran kontol yang besar, sekarang kamu pakai dan selanjutnya kamu setubuhi mama kamu dengan itu. Papa jamin kamu pasti akan melihat sisi mamamu sebagai seorang pelacur ucapku kepada Winda yang membuat Vina ketakutan. Tentu saja ia ketakutan karena ukuran dildo yang dipasang pada celana dalam itu panjangnya hampir dua puluh lima senti dan dengan diameter hampir sepuluh senti. Aku tahu selama ini pria yang menjadi selingkuhannya tak ada yang memiliki ukuran penis sebesar itu.
Winda langsung saja menuruti apa yang kuperintahkan, dipakainya benda itu dan langsung saja ia bersiap untuk menusuk memek mamanya dengan dildo itu. Tetapi ia gagal karena Vina mencoba menghindarinya, tetapi aku tak tinggal diam saat itu juga kuperintahkan pada Rasya dan Ghea untuk memegang erat-erat mamanya dengan ancaman kalau mereka tidak mau melakukannya maka mereka sendiri yang akan merasakan bagaimana kehilangan keperawanan mereka ditembus benda sebesar itu. Mendengar ancamanku mereka langsung saja melakukan perintahku, Ghea memegang sisi kiri mamanya dan Rasya sebaliknya. Setelah Vina tak bisa berkutik lagi Winda mulai melakukan apa yang kuperintah, dia segera menusukkan dildo itu kedalam rahim Vina. Saat dildo itu masuk kedalam memeknya hanya rasa sakit yang ia rasakan dan suara jeritan yang dikeluarkannya membuat Winda sempat menjadi ragu apa ia harus meneruskannya. Tetapi aku yang saat itu sudah berada dibelakang tubuh Winda langsung saja mendorong dildo itu untuk masuk lebih dalam sambil ku berkata pada Winda.
Jangan ragu, kamu tak usah takut. Sekarang mungkin mamamu kesakitan tapi lihat sebentar lagi dia pasti akan keenakan, sekarang teruskan saja apa yang papa perintahkan ucapku kepada Winda sambil kukecup lehernya dari belakang.
Winda pun mulai melakukan lagi apa yang ia sempat hentikan. Dipompanya dildo itu keluar masuk memek Vina, awalnya pelan hingga berubah menjadi cepat. Dan benar saja jerit kesakitan itu sudah tak terdengar berganti dengan suara desahan yang awalnya pelan kemudian bertambah keras.
Lihat apa kata papa, mama kalian adalah seorang pelacur. Lihat Rasya, Ghea inilah sosok asli mama kalian, sekarang kalian sadar bahwa kalian juga akan seperti itu ucapku sambil tanganku meremas kedua susu Winda dari belakang dan mencoba mencium bibirnya.
Rasya dan Ghea yang saat itu tengah memegang mamanya merasa terangsang dengan apa yang mereka lihat saat ini. Pemandangan dimana Vina mama mereka tengah disodok oleh dildo, dan sang kakak yang tengah bercumbu dengan papa mereka tentu membuat mereka jadi terangsang . maklum di usia mereka yang baru menginjak tujuh belas tahun untuk Rasya dan setahun lebih muda untuk Ghea, saat ini adalah saat dimana mereka mencoba untuk mengenal apa arti dari seks sebenarnya. Aku yang saat itu asyik berciuman dengan Winda juga dapat melihat apa yang mereka lakukan, kulihat tangan kecil mereka tengah meraba milik mereka masing-masing. Ternyata mereka bisa teransang juga pikirku, melihat hal ini aku juga tak mau tinggal diam langsung saja kuhentikan kegiatanku dan berkata pada mereka berdua.
Kenapa Rasya,Ghea apa kalian basah saat melihat mama kalian seperti ini. Kalau kalian mau papa akan memberi kalian pelajaran tentang bagaimana cara agar kalian bisa puas ucapku pada mereka berdua sambil kulepas piyamaku.
Melihat diriku yang tengah melepas piyamaku dan berusaha mendekati mereka berdua, Rasya dan Ghea jadi tampak ketakutan. Apalagi saat itu mama mereka Vina tak bisa lagi membantu mereka, karena tengah asyik menikmati sodokan dildo dari Winda anaknya. Hanya suara desahan yang terdengar dari mulut Vina apalagi saat Winda dengan buasnya meremas kedua susu mamanya bahkan sampai mengigit pentilnya dengan mulutnya. Aku yakin Vina saat itu ingin membuat aku menjauhi anaknya,tetapi Winda tidak membiarkan dirinya untuk melepas darinya. Apalagi saat itu dapat kudengar suara lirih darinya agar aku tidak melakukan sesuatu pada kedua putrinya, tetapi kemudian berganti dengan suara desahan yang keluar dari mulutnya. Aku sendiri saat itu sudah tak perduli lagi, kupikir ini cara yang paling pantas untuk membalas sakit hatiku, aku akan membuat Vina melihat saat dimana aku menyetubuhi putrinya dan mengambil keperawanan mereka.
Melihat aku yang tinggal memakai celana dalam Ghea dan Rasya tampak ketakutan dan mencoba menghindariku, tetapi aku bertindak lebih cepat. Saat itu juga kedua tanganku langsung menarik rambut mereka masing-masing dan menarik mereka turun dari ranjang. Sebenarnya saat itu Winda sempat ingin protes padaku kalau dia tak suka adiknya diperlakukan seperti itu.
Pah tolong jangan apa-apakan Rasya dan Ghea kalau papah mau perkosa. Perkosa saja Winda, Winda rela kok tubuh Winda jadi pemuas nafsu papaucap Winda padaku sambil terus mengoyangkan pantat miliknya maju mundur.
Yah mas, aahh aku rela kamu apain aja assal ahh uggh Winda kamu. Aaasal kamu biarin mereka berdua aahh balas Vina seraya memohon padaku agar aku membatalkan niatku.
Tetapi aku sudah perduli lagi dengan ucapan mereka berdua bahkan saat itu aku langsung bilang pada Rasya dan Ghea yang tengah kesakitan dengan tarikan pada rambut mereka. Bahwa aku hanya akan mengambil keperawanan salah satu dari mereka jadi mereka berdua harus memutuskan siapa dari mereka berdua yang akan memberikan perawan mereka padaku. Tak lama menunggu aku sudah bisa mendapat jawaban yang kumau.
Pah ambil punya Rasya saja, kasihan Ghea dia masih kecil. Rasya rela papa ambil keperawanan Rasya yang penting Ghea selamat ucap Rasya padaku sembari sikecil Ghea meminta kakaknya untuk membatalkan semua yang ia ucapkan.
Baik papah pegang janji kamu sekarang kamu tahu apa yang harus kamu lakukan kan. Winda jangan sekali-kali kamu berhenti atau Ghea adikmu juga akan papah ambil perawannya sehabis Rasya ucapku sambil memandang Winda yang terlihat tidak lagi mengejot mamanya.
Mendengar perintahku Winda mulai lagi melakukan apa yang dia lakukan. Aku sendiri segera berkata pada Rasya untuk mulai melakukan apa yang kuminta. Tetapi sebelum itu kuminta ia dengan tangannya sendiri untuk melepas sisa pakaian yang kukenakan. Rasya tampak sedikit takut ketika tangan miliknya berusaha menarik turun celana dalamku, dan dia dibuat lebih takut lagi saat dia melihat penisku yang berdiri tegak. Tapi aku tak mau kalau Rasya hanya diam saja dengan cepat kuarahkan saja penisku kemulutnya, tetapi mulutnya masih saja menutup membuatku tak bisa masuk. Kesal kutampar pipinya dan saat itu juga Rasya langsung melakukan apa yang kumau. Rasanya nikmat sekali menikmati sepongan dari gadis seusianya, kendati dia masih perlu untuk banyak belajar supaya lebih mantap tetapi sensasi yang kudapat sangatlah nikmat. Tak mau berlama-lama kupegang kepala Rasya dengan tanganku dan kumaju mundurkan kepalanya supaya sepongannya pada penisku makin kencang, upaya ini berhasil tak berapa lama penisku sudah tegak sempurna. Saat itu langsung saja kulepas gengamanku pada kepala Rasya dan kucabut penisku dari mulutnya.
Rasya sekarang kamu naik keranjang terserah kamu mau berbaring apa nungging papa mau ambil janjimu
Rasya pun menuruti perintahku dengan ketakutan ia berbaring disamping mamanya, tangannya kecilnya memegang tangan mamanya sembari berdoa kalau ini hanyalah mimpi. Sementara itu dapat kulihat Vina melakukan hal yang sama, dia genggam tangan Rasya dan berkata untuk tetap tegar kendati suaranya bercampur dengan desahan saat Winda anaknya menusuk memeknya dengan keras. Rasanya aku melihat pemandangan yang seru sekali, sang anak akan kehilangan keperawan tetapi sang ibu tak bisa mencegahnya bahkan ikut disampingnya menikmati persetubuhan bersama anaknya yang lain. Aku yang sudah tak tahan lagi langsung saja mencoba untuk memasukkan penisku ke memek Rasya. Saat itu dengan kedua tanganku kucoba untuk membuka belahan memeknya, masih sangat rapat sehingga aku perlu beberapa kali mencoba sehingga kepala penisku tepat berada ditempatnya. Tak mau lama saat itu dengan satu kali hentakan kudorong masuk semua penisku kedalam vaginanya. Hal itu tentu saja langsung membuat Rasya menjerit kencang, Vina yang ada disebelahnya juga kaget dan berusaha untuk mendorong tubuhku. Tetapi upayanya sia-sia karenaWinda menindih tubuhnya sehingga ia susah untuk bergerak. Disamping itu aku baru pemanasan, kutarik penisku tetapi saat setengah keluar kubenamkan lagi dengan cepat ke dalam vaginanya. Rasya terlihat sangat kesakitan, dia pasti sakit dengan caraku mengambil keperawanannya. Tapi aku justru merasa senang, sengaja kupercepata genjotanku pada liang vaginanya, yang berakibat dengan makin kencang pula jeritannya.
Disebelahnya dapat kulihat air mata yang keluar dari Vina, aku yakin dia pasti sangat sedih melihat keadaan putrinya yang seperti ini. Disisi kamarku yang lain dapat kulihat Ghea yang meringkuk ketakutan dipojok kamar. Rasanya sangat menyenangkan membalas sakit hatiku dengan cara seperti ini, tetapi aku masih belum selesai. Dengan aku yang masih terus saja mengenjot Rasya aku berkata pada Vina.
Gimana sayang enak ngak melihat anakmu aku perawani, gimana yah rasanya kalau kuhamili saja mereka. Aku jadi pengen lihat gimana reaksi kamu kalau anakmu semua hamil karenaku. Makannya jangan pernah coba untuk melawan aku apalagi mengkhinati diriku ini akibatnya kalau kamu melakukan hal itu
Saat itu dapat kulihat kalau Rasya makin tak sadarkan diri saat dirinya terus saja kugencot dengan kasar. Benar saja tak lama kemudian jeritan dari mulutnya tak lagi terdengar, rupanya dia pingsan tak kuat menahan rasa sakit yang diterimanya. Walaupun saat itu Rasya telah pingsan tapi aku tak ambil pikir, terus saja kugenjot tubuh mungilnya dengan penuh nafsu sembari berucap pada Vina kalau aku akan mengeluarkan spermaku di dalam memeknya. Tak sampai lima menit akhirnya aku keluarkan semua yang kupunya dalam tubuh Rasya. Rasanya nikmat sekali, saat kucabut penisku dapat kulihat darah dan cairan keluar dari vaginanya. Puas dengan apa yang baru saja terjadi kuminta Winda untuk berhenti dan membiarkan mamanya untuk melihat dengan jelas apa yang baru saja kulakukan pada Rasya anaknya.
Puas kamu mas, kenapa kamu tega sekali sama Rasya ucap Vina memeluk Rasya dalam pelukannya dan berusaha untuk membangunkannya dari pingsannya.
Puas, aku rasa belum Vina. Ini baru sebagian kecil dari hukuman yang akan kamu terima, lagipula apa perduli dengan anak ini toh dia bukan anakku. Angap saja keperawanannya sebagai imbalan buatku yang selama ini membiayai hidupnya. Ghea cepat kamu kesini dan bawa kakakmu turun dari ranjang, dan kamu Winda lepas itumu papa mau main dengan kamu, untukmu Vina kamu akan melihat adegan dimana aku akan mengambil semua keperawanan anakmu dengan tanganku sendiri ucapku sembari turun dari ranjang dan mengambil sesuatu dari dalam laci.
Biar kamu tidak bisa macam-macam aku akan borgol tangan kamu ucapku sambil menarik tubuh Vina ke arah jendela dan saat sampai disana kuborgol kedua tangannya ke belakang dengan mengunakan tralis jendela sebagai penahan agar dia tak bisa lari.
Setelah yakin kalau borgol itu sudah terpasang dengan benar aku segera kembali menuju ranjang. Diranjang kulihat Winda telah terbaring terlentang diranjang, kulihat dia sudah siap dengan untuk aku setubuhi. Tak usah menunggu terlalu lama langsung saja kutindih tubuhnya, kucoba untuk memasukkan penisku ke dalam memeknya dengan sekali tekan dan usahaku berhasil saat kudengar Winda mengeluarkan suara lenguhan yang panjang. Saat itu dengan penuh semangat kugenjot Winda, sengaja aku memompa penisku dengan kasar agar Winda semakin keras jeritannya. Dapat kulihat kalau Vina yang kini tengah terborgol merasa tersiksa dengan apa yang ia lihat. Pertama Rasya anaknya yang kuambil keperawanannya dan sekarang Winda anak tertuanya juga kusetubuhi didepan matanya sendiri. Tapi aku masih kurang puas kuangkat tubuh Winda lalu kuposisikan dia dipangkuanku, tepat didepannya Vina dapat melihat dengan jelas saat penisku keluar masuk memek anaknya.
Gimana Vina lihat anakmu dua-duanya sudah aku entot, tinggal si kecil Ghea yang belum aku sentuh. Tapi aku orang yang pegang janji untuk saat ini aku ngak akan sentuh dia. Ghea cepat kamu kesini dan lihat bagaimana kakak kamu papa setubuhi, jadikan ini pelajaran buat kamu karena bisa saja besok atau kapan papa bakal ambil keperawanan kamu ucapku pada Vina sambil meremas kedua susu Winda dari belakang dan meminta Ghea untuk berdiri didepanku.
Rasanya aku sangat senang melihat keadaan Vina yang tak berdaya menghadapi apa yang sedang terjadi, tetapi aku sadar kalau ini hanya baru babak awal dari permainanku. Aku merasa hukuman ini masih terlalu ringan aku ingin dia melihat keadaan anaknya saat mereka semua hamil olehku. Saat itu aku berkata pada Winda apa dia mau kalau dihamili olehku dan Winda yang tengah asyik menerima sodokanku hanya bisa menganguk saja. Melihat hal itu aku jadi makin bersemangat kutidurkan kembali ia diranjang dan kegenjot kembali memeknya dengan semangat. Yah aku ingin membuktikan pada Vina kalau aku adalah lelaki jantan dengan menghamili anaknya dan yang pertama akan kubuat hamil adalah Winda. Tak lama kemudian aku mengeluarkan semua pejuku dalam memeknya dan saat aku menarik penisku kuganjal pantat winda dengan bantal agar semua spermaku bisa mendapat kesempatan untuk membuahi rahimnya. Tetapi aku tahu kalau cara ini belum cukup, sengaja aku bangun dari ranjang dan menuju ke lemari untuk mengambil sesuatu.
Winda papa mau kamu minum pil ini, obat ini punya khasiat untuk menyuburkan kandungan. Papa mau kamu hamil anak papa biar mama kamu bisa lihat apa akibatnya kalau melawan papa ucapku sambil melihat Winda yang tengah terkapar diranjang.
Winda hanya bisa mengikuti semua kemauanku, ditelannya pil itu kendati Vina mamanya berteriak padanya agar dia tak melakukan apa yang kumau. Tetapi saat melihat anaknya menelan pil itu Vina sadar kalau semua teriakannya sia-sia, Winda anaknya telah benar-benar tunduk pada diriku. Aku hanya tertawa melihat apa yang sedang terjadi, saat itu kulihat Rasya yang masih pingsan dipojok kamar. Kulihat di belahan pahanya masih ada noda darah saat keperawanannya kurengut dengan paksa, selain itu dapat kulihat cairan kewanitaan dan spermaku yang bercampur keluar dari memeknya. Entah ide dari mana kudekati tubuhnya dan langsung saja kujejalkan pil ditanganku kedalam mulutnya.
Kejam kau mas, apa kamu mau semua anakku hamil olehmu. Kasihan mereka mas, apa kata orang nanti kalau mereka semua hamil tanpa punya suami. Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya apa kamu mau melakukan hal yang sama dengan Ghea. Ghea cepat lari biar mamamu saja yang jadi korban papamu ucap Vina sambil berusaha keluar dari borgol yang membelengunya.
Ghea kamu diam, atau kamu mau papa buang kamu ke tempat kumuh biar kamu diperkosa sama gelandangan yang ada disana. Jadi sekarang papa mau kamu diam dan lihat saja bentakku saat melihat Ghea yang mencoba untuk lari. Agar aman saat itu juga kuborgol dirinya bersama dengan ibunya.
Melihat Winda yang tengah terbaring diranjang aku menjadi terangsang kembali, saat itu juga langsung saja kusetubuhi kembali dia yang masih terkapar kelelahan. Saat kugenjot Winda dapat kudengar Vina yang berteriak padaku dan tangisan Ghea yang mencoba untuk lepas dari borgol. Tapi aku tak perduli sama sekali yang ada dalam pikiranku saat ini adalah menyetubuhi Winda dan aku berharap agar dia bisa cepat hamil dengan benihku. Persetubuhan ini berlanjut hingga aku tak sanggup lagi bertahan dan akhirnya aku tertidur dengan memeluk Winda. Aku tak khawatir kalau mereka bisa kabur, toh mereka semua sudah aku borgol kedua tangannya, karena itu dengan tenang bisa tidur dengan memeluk tubuh Winda. Dalam tidur aku berpikir siksaan apalagi yang bisa aku berikan pada Vina dan anaknya, biarlah besok saja aku pikirkan toh waktuku masih banyak untuk bisa menikmati semua ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar