Cerita Plus Plus

Cerita Seks dan 17 Plus Plus Cerita Panas Cerita Dewasa Cerita Ngentot Pengalaman ML Pengalaman Sex Pengalaman Seks Meniduri Pembantu

window.open('http://graizoah.com/afu.php?zoneid=3334601')

Jumat, 30 Oktober 2015

Family Slave – Part 4

Penyiksaan Vina
Saat Tarno menggotong tubuhnya dipundaknya Vina tahu kalau nasib yang lebih buruk akan datang padanya saat ia sampai di kamar pembantunya nanti. Vina yakin kalau Tarno bakal melampiaskan seluruh nafsunya kepada tubuhnya. Vina takut dan marah dengan keadaan yang ia alami saat ini, dia marah kenapa dia tak mencoba melawan Tarno tapi disisi lain dia juga takut pada Tarno. Vina takut kalau dia mencoba melawan maka Tarno akan memperkosa dirinya lebih kasar lagi.
Baru saja tadi Vina merasakan siksaan yang hampir membuat dia hampir kehabisan nafas, dia takut siksaan apalagi yang mungkin ia terima kalau dia mencoba melawannya. Karena itu dia hanya diam saja saat Tarno membawanya kekamarnya, dia hanya berharap dalam hati kalau tidak akan ada siksaan lagi yang membuatnya bisa merasa hampir mati.
Begitu sampai dikamarnya Tarno langsung saja melempar tubuh Vina ke kasur. Vina hanya kaget sambil mengeluh karena kesakitan, kasur Tarno yang keras membuat tubuhnya sakit saat ia dibanting oleh Tarno ke kasur. Tapi keluhab Vina malah dianggap oleh Tarno menghina dirinya, dia bahkan bilang pada Vina kalau dia masih beruntung boleh tidur diranjangnya daripada dia tidur dilantai.
Dasar pelacur kamu ternyata masih mau melawan yah, baiklah aku bakal buat kamu menyerah saat ini juga balas Tarno yang langsung menindih tubuh Vina.
Begitu tubuh Vina ditindihnya Tarno langsung saja bertindak ganas, dia remas bahkan gigit payudara Vina. Tak cukup dua jarinya juga dimasukkan ke lubang milik Vina, tapi seakan belum cukup dengan dua jari yang masuk Tarno berusaha memasukkan semua jarinya ke dalam memek Vina. Vina tentu saja menjerit dan berusaha menolak saat Tarno akan melakukan hal itu. Baru dua jari yang dimasukkan sudah membuat dia sakit bagaimana kalau seluruh jari atau tangannya dia coba masukkan. Tapi Tarno seakan tidak perduli dipikirannya saat ini yang paling penting adalah membuat Vina tunduk padanya.
Bagi Tarno tidak ada kepuasan yang paling memuaskan dibanding melihat mantan majikannya ini memohon ampunan darinya. Karena saat kelima jarinya sudah masuk dalam memek Vina, Tarno mencoba mendorong tangannya supaya bisa masuk kedalam. Siksaan ini tentu sangatlah sakit bagi Vina, tangan Tarno saat ini dapat diibaratkan penis yang tengah menusuk dirinya, hanya saja ukurannya dua kali lipat ukuran biasanya.
Vina merasa kalau dirinya seakan terbelah saat Tarno berusaha memasukkan tangan kanannya kedalam memeknya. Dia terus saja berusaha untuk melawan, tapi tubuhnya yang tidak sebanding dengan Tarno membuat perlawanan itu jadi sia-sia saja.
Dilain pihak saat tangannya telah berhasil masuk dalam memek Vina, Tarno segera melakukan gerakan maju mundur macam orang sedang ngentot. Tarno dapat merasa kalau seluruh bagian tangannya tengah diremas oleh bagian dalam memek Vina. Disisi lain Vina juga merasa hal yang aneh pada dirinya, rasa sakit yang dia rasakan tadi kini lambat laun entah kenapa berubah jadi kenikmatan. Hingga tanpa sadar dia mendesah dan didengar oleh pembantunya itu.
Dasar pelacur tadi kesakitan malah sekarang keenakan, lihat saja kupercepat kocokanku apa kamu masih bisa keenakan
Kocokan tangannya mulai dipercepat setelah ia selesai berbicara, dan seperti yang dapat ditebak Vina berteriak makin kencang tapi dia juga mendesah makin kencang. Melihat hal ituTarno malah makin menjadi diremasnya susu Vina dengan tangan kirinya dan digigitnya putingnya seakan ingin menarik putus putting itu.
Begitulah selama dua menit Tarno terus saja mengeluar masukkan tangannya kedalam memek Vina hingga akhirnya Vina mencapai puncaknya. Tapi ada yang berbeda karena saat Vina mencapai puncaknya dia juga mengeluarkan air kencing yang mengenai Tarno dan membasahi kasur.
Dasar udah dikasih enak malah bikin kotor, sekarang kamu lihat kamu sudah kencingi kasur aku. Cepat bangun dan bersihin semua ini ucap Tarno yang telah bangun dan menarik tangan Vina supaya dia bangun dari kasur.
Begitu Vina bangun dia langsung saja diperintah oleh Tarno untuk menjemur kasur itu dihalaman. Vina sempat akan menolak, tapi dia bisa melihat wajah Tarno yang seakan marah padanya. Tak mau membuat dia menjadi marah Vina segera melakukan apa yang diperintahkannya.
Kasur itu cukup berat bagi seorang wanita seperti Vina. Vina yang sudah terbiasa hidup enak dirinya belum pernah melakukan pekerjaan berat seperti itu. Vina berusaha mengangkat kasur itu, tetapi dia selalu gagal dan tiap kali dia gagal Tarno malah menhinanya. Hingga akhirnya Tarno tidak sabar dan langsung menendang pantatnya dengan keras yang membuat Vina tersungkur hingga terbentur tembok.
Dasar goblok ngakat gini aja ngak bisa, emang yang elo bisa paling cuma buat dientot saja. Sudah biar gue aja yang beresin, tapi awas habis ini bakal gue entot memek lo ampe ancur ucap Tarno dengan kasar sambil mengangkat kasur itu keluar meninggalkan Vina yang pusing karena kepalanya terbentur tembok.
Saat Tarno sedang menjemur kasurnya, Yati yang sudah selesai membereskan pekerjaannya datang. Saat dia datang dia bisa melihat Vina yang tengah memengang kepalanya yang pusing. Yati juga bisa melihat kalau kasurnya telah menghilang dan suaminya sudah tidak ada.
Hei budak kemana suamiku, cepat jawab kamu apain suami aku? tanya Yati sambil menjambak rambut Vina dengan kasar.
Ngak Yati aku ngak apa-apain suami kamu, dia sedang keluar menjemur kasur jawab Vina sambil mencoba melepaskan tangan Yati dari rambutnya.
Tak lama Tarno muncul, lalu Yati bertanya kemana saja dia pergi. Tarno hanya menjawab sekadarnya sambil memainkan kontolnya dengan tangannya. Melihat hal itu Yati jadi kesal dan langsung saja dia menampar wajah Vina.
Dasar pelacur, kayaknya kamu lebih pantas buat di perkosa sama gelandangan. Dah pak biar aku minta sama tuan nanti buat dia diambil lagi sama tuan
Tarno tentu paham dengan maksud perkataan sang istri. Yati cemburu saat dia melihat dirinya memperkosa Vina. Tarno tahu kalau istrinya sudah marah gini
urusannya nanti bisa runyam, dalam hatinya Tarno berharap agar istrinya tidak mengembalikan Vina sama suaminya yaitu majikannya. Dia masih belum puas merenguk nikmat dari tubuh seksi Vina. Dalam hati Tarno berkata kalau saja istrinya punya body macam majikannya ini tentu dia akan senang, karena itu selagi dia masih dibolehkan menikmati tubuh majikannya ini, Tarno tentu tidak akan berdiam diri dan membuang kesempatan ini. Tapi saat ini yang paling penting adalah membuat Yati istrinya tidak melaksanakan ancamannya.
Begitulah Tarno mulai berusaha membujuk istrinya Yati agar dia tak melakukan apa yang tadi ia katakan. Tarno bilang pada Yati kalau ia mengembalikan Vina sekarang maka kesempatannya untuk membalas sakit hatinya juga akan hilang.
Bu kalau kamu melakukannya kamu bisa kehilangan kesempatan kamu untuk membalas sakit hatimu loh. Lagipula aku yakin majikan kita pak Pandu pasti sudah punya rencana lain buat istrinya
Sebenarnya saat mendengar ucapan Yati agar Tarno suaminya mengembalikannya pada suaminya, Vina sempat senang kalau penderitaannya akan berakhir. Tapi saat mendengar ucapan Tarno dia sadar kalau apa yang diucapkannya mungkin bisa saja terjadi. Pandu suaminya pasti sudah punya rencana yang lebih kejam untuk menyiksanya begitu dia kembali ke pangkuannya. Vina yakin kalau perkosaan dirinya oleh Tarno pembantunya masih bagian awal dari rencana suaminya. Dengan menangis Vina berusaha untuk tetap tabah atas cobaan yang menimpa dirinya, dia tahu kalau dia harus tetap tegar agar dia bisa menyelamatkan anaknya nanti.
Begitulah Yati akhirnya bisa dibujuk oleh suaminya agar membatalkan niatnya. Saat itu mata Yati tampak sangat marah dan ingin melepaskan amarah itu pada seseorang. Vina yang melihat itu tampak ketakutan saat Yati memandang dirinya, Vina bertanya dalam hati siksaan apalagi yang akan ia terima dari kedua orang ini.
Dengan dipegang pergelangan tangannya oleh Tarno, tubuh Vina dipaksa untuk berdiri dengan tangannya ditarik keatas. Untuk mengikat tangannya, Tarno memakai tali yang dia sempat ambil saat menjemur kasur tadi. Posisi Vina saat ini telah terikat dengan kencang dengan tangannya terikat keatas. Sebenarnya saat itu Tarno bermaksud membuat Vina tergantung dengan tangan terikat keatas, tapi karena tak ada tempat buat mengantung maka niat itu diurungkan. Tapi posisi Vina saat ini sudah bisa membuat dia terangsang. Tangan Vina yang terikat keatas membuat kedua ketiaknya terlihat jelas,dan kedua payudaranya tampak membusung karena tak ada yang menghalangi.
Dalam posisi ini Vina tak bisa berbuat apa-apa, inginya dia lari tapi Tarno dan Yati menghalangi dirinya. Secara tiba-tiba Vina merasa sakit pada punggungnya, ternyata Yati tengah mencambuk pungungnya dengan sabuk kulit. Yati yang saat itu memegang sabuk kulit milik suaminya, entah sengaja atau tidak mulai mencambuk punggung Vina. Melihat dari semangatnya dia mencambuk punggung Vina, tampaknya dia sengaja melakukannya. Memang Yati sengaja melakukan hal itu untuk membalas sakit hatinya, dia ingin membalas rasa cemburu yang dia rasakan saat melihat suaminya bersetubuh dengan Vina.
Jeritan dan teriakan terdengar dari mulut Vina saat Yati mencambuki dirinya. Sakit hanya itu yang ia bisa rasakan saat ini, tapi saat itu Tarno yang melihat dirinya malah melakukan hal yang ia tidak duga. Penis miliknya yang sudah tegang mulai di masukkan ke dalam memek Vina. Tarno tampaknya tak peduli dengan rasa sakit yang Vina rasakan, saat ini yang ada dalam pikirannya hanyalah agar dia bisa memuaskan nafsunya yang sudah diubun-ubun.
Dengan sekali hentakan penis milik Tarno berhasil masuk kedalam lubang Vina, dan setelah masuk dia langsung saja mengenjot lubang itu dengan kasarnya. Sakit hanya itu yang Vina pikirkan saat dua orang pembantunya tengah menyiksa tubuhnya, tapi tak lama kemudian rasa sakit yang Vina rasakan mulai berubah. Saat itu entah mengapa Vina merasakan kalau sodokan penis Tarno pada lubangnya mulai berubah dari rasa sakit menjadi nikmat. Dan entah mengapa saat Yati mencambuk punggungnya, rasa sakit itu mulai berubah juga menjadi hal yang sama ia rasakan pada vaginanya. Vina merasa heran dengan apa yang menimpa dirinya, kenapa siksaan yang dia terima malah berubah jadi kenikmatan buat dirinya, hingga tanpa sadar ia mengeluarkan suara desahan yang didengar oleh mereka berdua.
Wah-wah dasar perek diginikan saja kamu bisa keenakan, dah pah kamu berhenti dulu ngentotnya, aku mau dia jilat memek aku dulu
Begitulah setelah mendengar ucapan sang istri Tarno segera berhenti mengentot Vina. Dikeluarkan penisnya dan dibuat Vina supaya tertidur dilantai.
Tadi kamu dah jilat memek aku, sekarang aku mau kamu lakuin hal yang sama atau kalau ngak bakal aku cambuk memek kamu pakai sabuk ini biar hancur ucap Yati sambil mengangkang di wajah Vina.
Merasa takut dengan ancaman Yati, Vina segera melakukan apa yang ia perintahkan. Tapi saat itu entah kenapa Yati tiba-tiba mengeluarkan air kencing yang langsung menimpa wajahnya. Vina kaget dan sempat berusaha menghindar tapi dicegah oleh Tarno yang memegang erat badannya.
Kenapa, pipis yati enakkan nyonya. Tenang aja masih banyak buat nyonya untuk bisa minum ucap Yati yang terus saja kencing dia atas wajah Vina.
Hancur sudah harga diri Vina saat ini, Yati pembantunya kini telah memaksa dirinya untuk meminum air kencingnya. Rasanya sudah tak ada lagi hal yang ia bisa pertahankan dari tubuhnya, kedua orang pembantunya ini telah menyiksa dirinya hingga jatuh seperti ini. Tarno yang melihat hal itu tampak senang hingga dia terus saja mengocok penisnya, tapi saat dia melihat pantat Vina dia punya pikiran lain. Dia tahu kalau sedari tadi dia cuma memperkosa dua lubang milik vina yaitu mulut dan memeknya, tapi Vina kan masih punya satu lobang yang ia belum pakai yaitu pantatnya.
Dengan segera dibuka belahan paha Vina dan secara cepat dipaskan penisnya pada lubang anus milik Vina. Vina saat itu tahu ada benda yang berusaha untuk masuk kedalam pantatnya, tapi dia tak bisa berbuat banyak karena saat ini Yati tengah memaksa dirinya untuk menjilati memeknya.
Yah terus gitu Vina, yang bersih kamu jilatin memek aku
Dan seperti yang sudah bisa ditebak saat itu pantat Vina langsung saja disodomi oleh Tarno. Vina sempat berteriak kencang saat penis milik Tarno menembus boolnya, tapi teriakan itu direndam oleh Yati yang memaksa Vina agar terus saja menjilat memeknya.
Begitulah nasib Vina yang diperkosa oleh kedua orang pembantunya secara silih berganti. Walaupun yang melakukan salah satunya adalah seorang wanita tapi itu tidak banyak merubah banyak keadaan. Yati tampaknya sangat gemas dengan tubuh majikannya, sehingga saat dia memaksa Vina melayaninya tangannya sengaja mencakar bahkan meremas kencang tiap bagian tuh Vina. Apalagi saat Yati membawa jepitan jemuran yang kemudian dipasang di tubuhnya rasanya sangat sakit.
Tapi yang membuat Vina paling sakit adalah saat Pandu suaminya melihat keadaan dirinya, walau sempat berkata pada mereka berdua agar jangan terlalu menyiksa dirinya, tapi ucapan selanjutnya dari sang suami justru menghancurkan hatinya. Bagaimana tidak Pandu suaminya mengijinkan Tarno pembantunya untuk menghamili dirinya, hal ini tentu saja sangat menyiksa dirinya. Dia tak akan pernah bisa membayangkan apa kata ketiga orang putrinya kalau melihat mamanya dihamili oleh pembantunya. Vina mencoba berontak tapi semua itu sia-sia saja karena Tarno makin bersemangat saat mendengar ucapan majikannya.
Tarno tentu saja semangat, karena dia boleh untuk menghamili Vina. Dia bahkan membayangkan kalau hal itu benar terjadi nantinya pasti akan sangat menyenangkan. Tarno menjadi bersemangat karena sudah lama dia ingin punya keturunan karena Yati sang istri yang mandul, kini saat majikannya mengijikan dirinya untuk menghamili istrinya kenapa harus ditolak. Vina yang cantik tentu akan bisa melahirkan seorang anak yang cantik macam ibunya pikir Tarno sambil berusaha menusuk memek Vina dengan penisnya.
Bu, kamu dah dengar sendiri apa kata pak Pandu aku boleh menghamili istrinya, sekarang kamu minggir dulu biar aku bisa melakukan hal itu
Mendengar ucapan sang suami hati Yati terbakar oleh rasa marah, tapi dia sadar dia tak bisa berbuat banyak toh ini juga salah dirinya yang tak bisa memberikan keturunan buat suaminya. Karena itu dia kemudian berkata pada suaminya.
Baik pak aku ijinin kamu hamili ibu Vina, tapi aku mau kamu berjanji padaku agar tidak menceraikan aku. Aku mau kamu berjanji hal itu pak
Oke bu aku berjanji, aku ngak akan ceraikan kamu, dah sekarang aku mau hamili dia dengan benihku
Begitulah yag terjadi dikamar itu sebuah kesepakatan telah terjadi. Walau saat itu Vina sempat berharap kalau kesepakatan itu tidak berhasil, tapi kini dia dihadapkan pada sebuah kenyataan kalau Tarno akan menghamili dirinya. Vina hanya berharap dalam hati kalau upaya Tarno untuk menghamilinya tidak akan bisa berhasil. Dan begitulah dikamar milik pembantunya Vina masih harus merasakan saat dirinya dientot oleh Tarno pembantunya. Dalam hati Vina mengutuk sang suami dan kedua orang pembantunya ini agar mendapat celaka sehingga ia dan ketiga orang anaknya bisa segera bebas dari neraka ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar