Cerita Plus Plus

Cerita Seks dan 17 Plus Plus Cerita Panas Cerita Dewasa Cerita Ngentot Pengalaman ML Pengalaman Sex Pengalaman Seks Meniduri Pembantu

window.open('http://graizoah.com/afu.php?zoneid=3334601')

Jumat, 30 Oktober 2015

Family Slave – Part 3

Kembali pada diriku yang saat ini akan mencoba untuk menyetubuhi Rasya. Saat dia kudekati dapat kulihat dengan jelas wajahnya yang ketakutan, Rasya bahkan meneteskan air mata karena dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya pada dirinya. Tapi aku sudah tak perduli lagi dengan dirinya, mau dia menangis atau kalau perlu sampai teriak juga aku ngak akan perduli. Obat yang baru saja kutelan membuat nafsuku seakan di ubun-ubun, rasanya ingin cepat-cepat saja batangku ada yang menyelimutinya. Tapi aku tahu kalau aku main kasar bisa saja Winda atau Rasya malah jadi takut dengan diriku, karena itu sambil mendekatinya aku juga membawa beberapa butir pil untuk mereka berdua.
Secara perlahan aku mendekati Rasya tampak ketakutan, tangan kiriku memengang wajahnya. Aku membelai dengan lembut wajahnya, kemudian tangan kananku mencoba membuka mulutnya. Rasya sedikit melawan saat aku mencoba membuka mulutnya, tapi dia tak lagi melawan saat mataku berhadapan langsung dengan matanya. Saat dia ketakutan aku dengan mudahnya bisa membuka mulutnya dan membuat dia menelan obat itu. Selanjutnya adalah giliran Winda, karena dia sudah kelelehan sehabis aku entot aku dapat dengan mudah memberinya obat. Setelah itu aku hanya tinggal menunggu obat itu beraksi, rasanya tak perlu menunggu aku sudah dapat melihat hasilnya.
Rasya mulai tampak gelisah, selain itu dia juga mulai meremas susunya dan tangan satunya lagi mengaruk memeknya. Disebelahnya Winda juga mulai melakukan hal yang sama dengan Rasya, tampaknya obat ini sangatlah manjur. Belum ada lima menit aku dapat melihat dua orang gadis remaja yang tak bisa menahan nafsu mereka tengah mengelinjang seperti cacing kepanasan diranjang. Disisi ranjang dapat kulihat Ghea binggung dengan apa yang sedang terjadi pada kedua kakaknya, diumurnya yang baru saja menginjak enam belas tahun aku melihat dia cukup polos. Dia mungkin tak tahu kalau kedua kakaknya telah menelan obat peransang, dalam hati aku berkata kalau bukan karena janjiku dengan Rasya mungkin saat ini kamu akan mengalami hal yang sama dengan kedua kakakmu.
Ghea kamu diam saja disitu. Papa mau kamu lihat dan pelajari bagaimana cara seorang wanita untuk bisa memuaskan pasangannya. Sekarang kamu diam saja dan duduk disitu
Aku yang kini tengah duduk diranjang meraba tubuh mereka berdua, Rasya dengan tangan kananku sedang Winda dengan tangan kiriku. Menerima rabaan dariku kedua anak ini mulai merubah posisinya, dari semula mereka yang tidur mereka mulai bangkit dan jongkok diatas ranjang. Setelah itu tanganku yang hanya meraba bagian tubuh mereka seenaknya mulai ditarik oleh mereka sendiri agar aku meraba memek mereka berdua. Untuk Winda aku bisa langsung meraba memeknya, tapi karena Rasya masih pakai celana dalam aku bilang padanya untuk melepas celana dalamnya. Untung saja model celana yang dia pakai adalah model bikini, dengan sekali tarikan pada tali celana dalam itu akhirnya lepas juga. Kini kedua tanganku sibuk meraba dan bermain di masing-masing memek mereka.
Tak hanya sibuk meraba, bibirku juga bergantian mencium bibir mereka berdua. Aku juga merasa senang saat mereka berdua menekan susu mereka ke badanku, rasanya aku macam daging yang tengah dijepit dua roti yang sangat empuk. Tak hanya menekan tangan Winda dan Rasya secara bergantian juga mengocok penisku.
Tampaknya obat ini sangatlah ampuh Rasya yang tadi ketakutan bisa berubah menjadi binal begini. Untuk Winda aku ngak perlu pikirkan untuk remaja yang sudah biasa berhubungan seks aku yakin dia pasti sudah binal macam ibunya. Melihat pengaruh obat ini bisa sampai seperti ini, aku menjadi membayangkan gimana jadinya Ghea yang masih perawan kalau kukasih obat ini. Aku yakin efeknya pasti lebih hebat dari ini, aku yakin karena saat aku membeli obat ini aku sudah dikasih peringatan sama penjualnya bahwa obat ini dosisnya cukup tinggi. Dia bahkan bilang kalau cewek perawan sampai dikasih obat ini dia ngak bakal bisa menahan dirinya untuk segera disetubuhi.
Suara desahan mulai tedengar dari mulutku saat penisku dikocok oleh mereka berdua, suara yang sama juga terdengar dari Winda dan Rasya yang saat ini masih menikmati kocokan jariku di lubang memeknya. Aku yang saat itu tengah mengocok memek mereka berdua dengan jariku, dapat merasakan kalau memek mereka berdua sudah basah. Aku tahu kalau ini tanda bahwa mereka ingin segera dientot, tapi aku masih ingin bermain dengan mereka. Aku mau mereka sendiri yang memohon pada diriku untuk segera aku tusuk, karena itu aku menahan diri untuk keluar sekarang juga. Walau saat itu aku sudah tak tahan dengan kocokan yang dilakukan mereka berdua aku harus bisa menahan diriku untuk tidak keluar saat itu juga.
Pah masukin pah Winda dah ngak tahan
Sama Rasya udah gatal, pah tolongin hilangin rasa gatel ini pah
Mendengar suara mereka berdua yang memohon untuk disetubuhi membuat aku senang sekali. Tapi aku masih ingin bermain- main lebih dulu dengan mereka untuk itu aku berbicara pada mereka berdua.
Baik papah akan layani kalian semua, tapi papah mau kalian berdua berciuman dan beradegan macam lesbi siapa yang bisa tahan lebih lama keluarnya dia yang pertama kali papah entot
Ucapanku itu langsung saja dituruti oleh Winda dia langsung saja mencium bibir Rasya. Rupanya hal yang sama juga terjadi Rasya membalas ciuman kakaknya dengan ganas. Aku mencoba menyingkir lebih dulu dengan turun dari ranjang dan mendekati Ghea. Selain berciuman dapat kulihat mereka berdua meraba dan meremas bagian tubuh lawan bermain mereka. Hebat pikirku obat ini bahkan bisa membuat Rasya menjadi seperti ini.
Lihat Ghea gimana apa kamu pengen merasakan hal yang sama dengan kakakmu rasakan. Kalau kamu mau papah bisa memberikannya ucapku yang kini sudah berdiri dibelakangnya dan mencoba meremas susunya yang mungil.
Sambil meremas susunya tanganku memegang kepalanya, aku berusaha membuat dia melihat saat dimana kedua kakaknya tengah beradegan lesbi dengan matanya sendiri. Ghea tampak sedih dan takut sehingga ia mencoba untuk menutup matanya, tapi aku bertindak lebih cepat kubisiki dia agar dia tidak menutup matanya atau hukuman berat akan menimpa dirinya.
Diranjang saat ini Winda yang tengah asyik berciuman dengan adiknya mulai melancarkan aksinya. Tangannya mulai menarik turun tali yang ada dipundak Raysa, setelah ditarik turun maka melorot lah lingerie yang dikenakan oleh Rasya. Melihat susu Rasya yang kini polos tanpa sehelai benang pun yang menutupinya Winda beralih dari bibir menuju kedua puting susu adiknya. Rasya tampaknya tahu dengan apa yang akan terjadi sehingga ia berusaha menghalangi kakaknya dalam menghisap susunya. Tapi Winda juga sudah mengantisipasinya, tangan kanannya meraba memek adiknya dan salah satu jarinya ia masukkan kelubang lalu ia kocok. Menghadapi serangan Winda yang cukup gencar membuat Rasya tak bisa berkutik, tapi entah bagaimana keadaan kemudian mulai berbalik.
Rasya tanpa aku pernah duga mendorong tubuh kakaknya, sehingga posisi Winda kini tengah terbaring diranjang. Tak hanya itu dia mulai menindih tubuh kakaknya dan melakukan hal yang sama dengan Winda baru saja lakukan padanya. Mulut Rasya menghisap dengan kencang kedua susu kakaknya secara bergantian, walau susu Winda masih tertutupi oleh lingerie yang ia pakai hal itu tak menghentikan Rasya. Karena bahan lingerie yang tipis gigitan serta hisapan Rasya pada kedua payudara dapat dirasakan oleh Winda secara langsung. Dapat kulihat lingerie yang dipakai oleh Winda basah di bagian dadanya oleh ludah dari Rasya. Merasa masih kurang tangan Rasya juga meraba memek Winda dan mulai menusuk lubangnya dengan dua jari tangannya. Kocokan Rasya sangat kencang sehingga kini suara desahan berganti terdengar, yang awalnya Rasya yang merintih kini giliran Winda yang merintih seakan sedang di setubuhi.
Melihat hal yang sedang terjadi aku tak habis pikir, awalnya aku berpikir yang bakal keluar lebih dulu adalah Rasya. Tapi setelah melihat hal ini aku berpendapat lain yang aku rasa akan mencapai puncak lebih dahulu adalah Winda, dan benar saja beberapa menit kemudian Winda mengeluarkan suara lenguhan yang cukup panjang dan kulihat vaginannya mengeluarkan cairan yang cukup banyak. Aku hanya bisa kagum Rasya yang masih bau kencur soal hubungan seks bisa mengalahkan kakaknya yang lebih pengalaman soal itu.
Sesuai janjiku aku akan menyetubuhi Rasya lebih dulu, tapi sebelum aku melakukan hal itu ada satu hal kecil yang harus aku lakukan. Saat itu aku mengambil sebuah benda yang telah kupersiapkan sebelumnya untuk mereka bertiga setelah jadi budakku. Dari dalam lemariku aku mengambil sesuatu yang membuat Ghea terkejut dengan apa yang kukeluarkan untuknya. Sebuah sabuk kesucian atau chastity belt adalah benda yang aku keluarkan dan kucoba pasang ditubuh Ghea.
Ghea tampak ketakutan saat aku berjalan mendekatinya sambil membawa benda ini. Aku tahu dia pasti takut dengan benda yang kubawa ini, tapi aku sudah tak perduli aku harus bisa memasangkan benda ini ditubuhnya. Sebenarnya ada alasan kenapa bisa aku membeli benda ini, alasannya utamanya sih agar aku bisa membuat mereka tersiksa. Tapi ada alasan lain kenapa aku membeli benda ini, alasannya demi rasa aman.
Rasa aman, itulah rasa yang ingin kucapai saat aku bisa membuat seluruh putri Vina menjadi budakku. Aku takut saat diriku tak berada didekat mereka bertiga, mereka berencana untuk lari. Tapi jika mereka semua memakai benda ini maka mau tak mau mereka tak akan bisa lari. Bagaimana tidak dengan model chastity belt yang lebih mirip popok tentu akan sangat susah bagi mereka untuk bisa buang air kecil apalagi beol. Tanpa kunci yang aku akan pegang sendiri nantinya, mereka semua pasti harus menunggu diriku untuk bisa melakukan semua hal itu. Aku juga yakin kalau chastity belt ini tak mudah untuk dirusak karena benda ini kubeli dari dealer langsung diluar negeri.
Mencoba melawan Ghea menendang dengan kakinya secara tak karuan ke arahku, tangannya juga terus saja memukul diriku saat aku mencoba memasangkan benda ini ditubuhnya. Tapi karena tubuhnya yang kecil dia tak bisa melawanku yang saat ini sedang menindihnya. Kusingkap keatas lingerie yang ia pakai ke atas, dan agar cepat kumasukkan kakinya kedalam chastity belt yang kupegang. Tapi sebelum aku selesai memasangnya aku sengaja memasang sebuah vibrator kecil tepat dia atas clitnya. Dan dengan cepat aku langsung saja kunci benda itu.
Gimana Ghea papah rasa ini cocok buat kamu, sekarang kamu duduk diam saja disitu dan lihat saat papah entot kakak kamu dengan puasnya
Meninggalkan Ghea yang saat itu mencoba membuka chastity belt yang saat ini telah terpasang ditubuhnya. Aku hanya tertawa dalam hati saat dia mencoba melakukan hal itu, Ghea kamu ini bodoh mana mungkin kamu bisa melepasnya kalau kamu tak punya kuncinya. Diranjang aku dapat melihat Rasya kini sudah terlentang dan kedua kakinya ia buka lebar-lebar kesamping kiri dan kanan, tangannya juga memengang bibir vaginanya pada masing masing sisi. Aku tahu kalau dia sudah tidak sabar untuk aku setubuhi tapi aku masih harus melakukan hal kecil lebih dulu.
Klik bunyi itulah yang keluar saat aku tekan remote kecil yang ada ditanganku, dan tak berapa lama aku mendengar jerita dari mulut Ghea. Tampaknya dia kaget saat tiba-tiba vibrator yang tadi kupasang mulai bergetar.
Ahhh kenapa pah, tolong Ghea pah hentikan pah. Ghea ngak tahan pah ucap Ghea sambil memegang chastity beltnya mencoba menghentikan getaran yang membuat dirinya gatal.
Aku tak perduli dengan teriakan Ghea yang minta tolong, aku sengaja melakukan hal itu pada dirinya. Karena janjiku pada Rasya tadi malam aku memang tak akan mengambil keperawannya, tapi bukan berarti aku tidak bisa menyiksanya bukan. Dengan vibrator kecil yang tadi kupasang, aku sengaja membuat dirinya terus dirangsang dengan getaran pada itilnya. Aku yakin untuk gadis perawan macam dirinya ransangan ini sangatlah menyiksa, tinggal tunggu saja apa dia bisa tahan apa tidak.
Kini dengan penisku yang tepat dimulut vagina Rasya aku mulai melancarkan aksiku. Dengan satu kali dorongan aku bisa memasukkan seluruh penisku hingga mentok, rupanya vagina milik Rasya sudah basah sehingga aku bisa dengan mudah menusuknya. Memang saat aku melakukanya Rasya sempat menjerit cukup keras, aku maklum ini adalah kedua kalinya aku menusuk dirinya setelah semalam keperawanannya aku rengut. Aku juga yakin kalau bukan karena pengaruh obat Rasya pasti tidak akan tahan saat aku tusuk penisku ke dalam memeknya.
Masih sempit sekali kurasa lubang miliknya hingga aku merasa kalau aku tidak bisa bertahan lama. Tak mau menunggu lebih lama aku segera memompa naik turun tubuhku, saat aku melakukannya Winda bangun dan segera saja mencium bibirku. Aku segera membalasnya dan tanganku juga meremas susunya dan kemudian turun ke arah memeknya. Serangan dari dua arah rupanya, Winda yang menerima ciuman dan rabaan dariku hanya bisa membalasnya dengan ganas. Rasya yang aku tengah genjot juga tak mau tinggal diam, dia mecoba menarik badanku agar diriku bisa mencium bibirnya. Tampaknya obat itu kerjanya sudah sangat berlebihan, mereka berdua tampak kulihat macam kucing betina yang lagi birahi. Entah kesal atau apa Winda bahkan mencakar pungungku saat aku mengabaikannya dan memilih bermain dengan Rasya.
Keadaan ini sangat menyenangkan tapi juga menyiksa diriku, aku jadi tak bisa menikmati jepitan memek Rasya pada kemaluanku. Kesal aku tarik saja dia agar menindih tubuh adiknya, dan setelah dua orang kakak beradik itu saling menindih kutusuk lubang mereka berdua secara bergantian. Dengan cara ini aku bisa menikmati hubungan seks ini tanpa ganguan dari Winda. Disisi lain saat Winda menindih tubuh adiknya mulutnya juga bermain begitu pula tangannya. Mereka berdua saling membalas ciuman dan tangan mereka berdua juga saling meremas susu lawannya. Desahan dan lenguhan silih berganti terdengar dari mulut mereka berdua saat kutusuk batangku pada memek mereka. Saat kutusuk Winda maka dia lah yang melenguh begitu pula sebaliknya.
Sambil mengejot dua gadis remaja ini mataku beralih ke arah lain. Aku memandang Ghea yang masih saja mencoba membuka sabuk itu, wajahnya tampak sangat merah saat kupandang. Aku yakin getaran yang ia rasakan saat ini pada clirotisnya pasti membuat dia tidak tahan. Tapi aku masih punya banyak cara untuk membuat dia makin tidak tahan, saat itu dengan remote yang kupegang ditangan aku mengubah getaran yang dia rasakan. Vibrator yang kupasang di clitnya punya pengatur kecepatan, saat pertama aku mulai tadi aku sengaja menyetelnya pada kecepatan rendah. Kini agar bisa melihat pemandangan yang lebih menarik lagi aku mengubahnya ke settingan maksimum. Dan benar saja baru kuubah sebentar Ghea langsung menjerit dengan kencangnya, dia bahkan kulihat sedikit mengelepar macam orang kena setrum. Tak tahan dengan rangsangan yang ia terima akhirnya membuat dirinya kencing, aku bisa melihat hal itu karena air kencingnya menetes dari belahan pahanya hingga akhirnya membasahi lantai.
Kasihan dengan apa yang terjadi kumatikan vibrator itu dan kubiarkan dia istirahat sebentar. Saat benda itu mati Ghea bisa bernafas lega, saat ini dia hanya duduk selonjor dilantai yang baru saja ia basahi dengan air kencingnya. Wow untuk bisa membuat gadis remaja seusianya bisa terkencing-kencing cuma karena rangsangan pada clitnya ideku patut kuacungi jempol, aku hanya berkata dalam hati kalau dia sekarang bisa istirahat tapi jangan harap kalau itu akan lama.
Puas dengan siksaan yang kulakukan pada Ghea membuatku kembali fokus dengan apa yang ada didepanku. Saat ini aku harus bisa membuat Winda dan Rasya keluar lebih dulu daripada diriku, aku harus membuktikan pada mereka siapa tuan mereka sekarang. Karena aku berusaha sekuat tenaga untuk menahan diri agar tidak cepat keluar, beruntung karena saat ini aku menusuk dua lubang memek secara bergantian. Yah aku beruntung, sebab jika aku terus saja mengentot Rasya mungkin sangat mudah bagiku untuk tidak bisa menahan jepitan vagina Rasya pada penisku, tapi karena aku bergantian menusuknya aku bisa menahannya. Toh jepitan milik Winda tak serapat milik adiknya sehingga aku bisa menahan diri dan akhirnya aku bisa membuat mereka keluar lebih dulu.
Setelah mereka berdua mencapai puncaknya kini tinggal giliranku yang harus keluar. Aku saat ini tinggal memilih mau dibuang dimana pejuku ini, mau di milik Winda atau milik Rasya adiknya. Untuk menghormati pemenang Rasya akhirnya kuputuskan membuangnya di dalam vagina Rasya. Crot-crot itulah yang kurasa saat aku berapa kali menembak peju didalam miliknya, saat aku mengeluarkan pejuku aku berharap kalau spermaku dapat membuahi telurnya dan akhirnya bisa membuat anak ini jadi hamil. Dan aku yakin sekali kalau salah satu diantara mereka berdua pasti akan hamil oleh diriku. Aku membayangkan gimana yah wajah Vina saat anaknya kuhamili olehku, pastinya sangatlah menyenangkan. Tak sabar rasanya melihat hal itu akan terjadi.
Setelah aku keluar aku menindih tubuh Winda, rasanya aku cukup lelah dengan semua persetubuhan ini. Kuhitung sejak tadi malam aku paling tidak sudah bermain lebih dari lima ronde permainan. Lelah pada tubuh membuat ku menindih tubuh Winda sambil tangan meraba pantatnya. Saat meraba pantat itu timbul ideku yang membuat aku menjadi bersemangat. Tapi ada baiknya hal itu kusimpan dulu saat ini aku haus dan ingin minum.
Rasa haus membuat diriku turun dari ranjang dan meningalkan mereka bertiga dikamar, dengan tenang aku berjalan ke arah dapur. Saat aku tiba disana aku
merasa heran kemana Vina dan yang lainnya, setahuku saat aku tinggal tadi mereka masih sibuk menyiksa Vina. Penasaran aku mencoba mencari tahu kemana perginya Yati dan Tarno membawa Vina. Sambil memegang gelas air di tanganku aku berjalan menuju kekamar pembantuku yang ada dibelakang. Saat sudah dekat aku bisa mendengar suara teriakan Vina. Oh rupanya mereka pindah ke kamar agar lebih mudah bermain-main dengan tubuh Vina, aku yang bisa mendengar teriakan Vina yakin kalau Tarno dan Yati pasti menyiksa Vina dengan kejam karena kudengar teriakan itu cukup pedih.
Saat aku sudah berada didepan kamar mereka aku bisa melihat bagaimana keadaan Vina. Wow tubuh Vina saat ini penuh dengan jepitan jemuran yang dapat kulihat membuat dia tersiksa. Saat itu aku bilang pada Tarno agar jangan terlalu berlebihan menyiksa Vina.
Tarno kamu jangan berlebihan menyiksa Vina, kamu boleh saja memperkosanya sampai dia tidak bisa berdiri tapi jangan kamu lukai badannya. Selain itu Yati kalau kamu siksa dia bukannya lebih baik kalau kamu siksa mentalnya
Bukannya kamu sendiri yang rugi kalau tubuh Vina jadi rusak karena siksaan kamu. Tenang saja nanti aku kasih kamu obat biar kamu bisa perkosa Vina seharian kalau perlu kamu hamili saja dia aku yakin dia pasti bakal takut hamil dari benih kamu
Selesai aku berkata aku kembali menuju kamar untuk memulai lagi hubungan seks dengan Rasya dan Winda. Aku yakin saat ini mereka sudah bergeliat lagi diranjang karena pengaruh obat yang aku beri tadi, sebab saat ini penisku sudah tegak lagi siap untuk menembus memek mereka berdua. Saat aku berjalan menjauhi kamar pembantuku aku dapat mendengar teriakan Vina yang berkata tidak-tidak. Aku sudah tak perduli dengan apa yang akan terjadi dengan tubuh Vina, yang penting bagiku dia tidak mati cepat-cepat karena siksaan yang dia terima. Dan begitulah aku mulai berlari kecil ke kamar tak sabar untuk memulai kembali hubungan seks ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar