Vina anak kedua dari tiga bersaudara. Abangnya berusia 17 tahun, Vina berusia 15 tahun dan adik juga laki-laki berusia 13 tahun. Mereka bertiga selalu ditinggal oleh kedua orangtuanya yang sibuk dengan bisnisnya. Kedua orangtuanya, untuk menyenangkan dan membahagiakan anak-anaknya kelak adalah uang. Karena itu mereka suami-isteri banting-tulang untuk mencari uang sebanyak-banyaknya. Pantas saja, kalau mereka termasuk keluarga berada di kawasan itu.
Sebuah kamar yang agak besar dan luas denga tempat tidur yang besar, di sanalah Abang Vina, Dody dan adiknya Rudy tidur. Vina kamar tidurnya agak di belakang. Mereka betiga tidur di lantai II. Kedua orang tua mereka tidur di lantai bawah dengan kamar yang lebih luas dan mewah. Dua pembantu mereka tidur di bawah juga, dekat dapur dan garasi mobil.
Hujan deras, membuat Vina ketakutan. Saat itu dia berlari ke kamar saudara laki-lakinya dan masuk ke dalam selimut di antara abang dan adiknya. Vina memang manja kepad mereka sejak kecil. Terlebih Dody, sangat memanjakan Vina.
"Kenapa kamu tridur di sini?" tanya Dodi.
"Takut sendirian," kata Vina acuh tyak acuh dan menaikan selimutnya, sedangkan Rudy sudah tertidur lelap di sisi kirinya.
"Kamu kedinginan?" tanya Dody. Vina mengangguk. Cepat Dody memeluk Vina dan merapatka tubuh mereka.
"Biar hangat," kata Dody." Vina diminta balas memeluknya. Sebenarnya yang membuat dingin bukan hujan di luar, tapi AC yang sengaja dibuat dingin sebelumnya. Dody dengan piyama tidurnya dan Vina dengan kimononya, membuat tubuh mereka demikian rapat. Saat itu Dody tak mampu mengedalikan dirinya, karena tetek Vina yang kenyal demikian rapat ke tubuhnya. Dengan lembut Dody mengecup bibir Vina.
"Hhhmmmm...." Vina hanya mendehem. Vina tidak menolak dikecup bibirnya. Vina justru menginginkannya, seperti apa yang dia lihat dalam VCD bokep.
Kembali Dody mengecup bibir Vina dan kali ini VIna membalasnya. Lidah mereka sudah bertautan. Tak sampai disitu, Dody mulai menggerayangi tubuh adiknya yang mulus dan VIna memberikan reaksi yang sangat reaktif pula. Saat itu, Rudy menggeliat.
"Kita pindah ke kamar mu yuk..." bisik Dody. Vina tidka menjawab, tapi langsung berdiri dan melompat dari tempat tidur lalu pergi ke kamarnya. Saat itu pula Dody mengikutinya setelah membetulkan selimut Rudy. Rudy langsung nmengunci kamar dan meredupkan lampu kamar. Dipeluknya Vina dengan lembut sembari melepaskan ikatan komononya sampai Vina benar-benar bercdiri tanpa sehelai benanr. Saat itu Rudy juga melepas pakaiannya. Dalam keadan budil mereka saling kecup dan saling elus. Setelah Vina terlentang di atas ranjang, saat itu lidah Dody menjalar ke sekujur tubuh VIna, mulai dari pentil teteknya, perut sampai ke vaginanya. Vina yang tak pernah mendapatkan perlakan seperti itu merasakan sensai yang sangat luar biasa.
Saat antara sadar dan tidak sadar itulah, Vina merasakan sesuatu menyentuh dengan keras di lubang vaginanya dan menusuk jauh ke dalam tubuhnya. VIna terjekik dalam jeritnya, dan Dody segera menutup mulutnya dengan kecupan. Sampai akhirnya rasa perih dan sakit, sudah berganti dengan rasa nikmat. Malam itu, kedua mereka telah kehilangan kegadisan dan keperjakaan mereka.
Paginya mereka terbangun dan mereka menyiapkan diri untuk pergi ke sekolah. Vina minta untuk dibuatkan surat izin, karean dia masih merasa sakit dan perih pada kemaluannya. Dody amengerti dan dia serta Rudy pergi berdua ke sekolah dengan mobil mungil mereka yang biasanya diisi oleh tiga orang.
Empat hari mereka tidak melakukan hu8bungan seks dan merasa agak canggung. Mereka kembali mencair, setelah kedua orangtua mereka hadir di rumah mereka. Setelah itu, mereka kembali melakukan hubungan seks secara sembunyi-sembunyi dengan menggunakan SMS. Pukul 23.00 saat mereka menginginkannya, Dody mengirimkan SMS berupa sandi-sandi yang hanya mereka berdua yang mengerti. Vina sudah bersiap di kamarnya. Tanpa membuang waktu, mereka langsung berpelukan dan berkecupan. Setelah mengenakan kondom, keduanya melakukan hubungan intip yang seintim-intimnya, sampai orgasme berdua. Dua tahun mereka hubungan itu secara diam-diam dan sangat rehasia.
Dody harus mengikuti wisata karya dari sekolah mereka. Empat hari lamanya. Kesempata itu tyidak disia-siakan oleh Rudy yang sudah berusia 15 tahun. Dia mendatangi kamar Vina dan merebahkan dirinya tidur di sisi Vina. Saat Rudy memeluknya, Vina baru sadar, kalau pelukan Rudy bukan pelukan seorang adijk pada kakaknya. VIna agak keberatan, setelah Rudy mengecup bibirnya.
"Kenapa aku tidak boleh sementara Bang Dody boleh?"
Pertanyaan itu membuat Vina tergugup.
"Aku sudah lam tahu dan selalu mengintip, kata Rudy. VIna akhirnya terdiam. Kembali mereka berpelukan dan berciuman. Sampai keduanya berbugil ria dan sampai pada titik kulminasinya, mereka bersetubuh. Vina tak sangka, kalau Rudy adiknya itu, demikian pintar bercinta. Itu yang membuat keyakinan Vina, kalau selama ini terus menerus mengintip mereka.
"Ini rahasia kita. Tak boleh siapa pun yang tau. Termasuk Bang Dody," kata Vina. Rudy setuju. Sejak saat itu, Vina yang mengatur waktu, kapan dia harus bersetubuh dengan Dody dan kapan dia harus bersetubuh dengan Rudy adiknya. Yang membuat Vina heran, kenapa dia mampu dan ingin disetubuhi setiap hari. Bahkan pernah dalam sehari dia harus disetubuhi oleh abangd an adiknya secara bergantian, tanpa diketahui oleh Dody. Dody tak pernah curiga pada Rudy, tapi Rudy selalu mengetahui, kapan Dody menetubuhi Vina. Akibatnya, Vina menjadi kurang konsentrasi bila bersetubuh dengan Dody, karena dikatahui oleh Rudy. Setelah Dody kuliah ke kota lain dan hanya sekali dalam semestar liburan pulang ke kota kecil mereka, saat itulah Vina dan Rudy memuaskan hasrat mereka, bahkan jauh lebnih mesra dan lebih variatif.
Sebuah kamar yang agak besar dan luas denga tempat tidur yang besar, di sanalah Abang Vina, Dody dan adiknya Rudy tidur. Vina kamar tidurnya agak di belakang. Mereka betiga tidur di lantai II. Kedua orang tua mereka tidur di lantai bawah dengan kamar yang lebih luas dan mewah. Dua pembantu mereka tidur di bawah juga, dekat dapur dan garasi mobil.
Hujan deras, membuat Vina ketakutan. Saat itu dia berlari ke kamar saudara laki-lakinya dan masuk ke dalam selimut di antara abang dan adiknya. Vina memang manja kepad mereka sejak kecil. Terlebih Dody, sangat memanjakan Vina.
"Kenapa kamu tridur di sini?" tanya Dodi.
"Takut sendirian," kata Vina acuh tyak acuh dan menaikan selimutnya, sedangkan Rudy sudah tertidur lelap di sisi kirinya.
"Kamu kedinginan?" tanya Dody. Vina mengangguk. Cepat Dody memeluk Vina dan merapatka tubuh mereka.
"Biar hangat," kata Dody." Vina diminta balas memeluknya. Sebenarnya yang membuat dingin bukan hujan di luar, tapi AC yang sengaja dibuat dingin sebelumnya. Dody dengan piyama tidurnya dan Vina dengan kimononya, membuat tubuh mereka demikian rapat. Saat itu Dody tak mampu mengedalikan dirinya, karena tetek Vina yang kenyal demikian rapat ke tubuhnya. Dengan lembut Dody mengecup bibir Vina.
"Hhhmmmm...." Vina hanya mendehem. Vina tidak menolak dikecup bibirnya. Vina justru menginginkannya, seperti apa yang dia lihat dalam VCD bokep.
Kembali Dody mengecup bibir Vina dan kali ini VIna membalasnya. Lidah mereka sudah bertautan. Tak sampai disitu, Dody mulai menggerayangi tubuh adiknya yang mulus dan VIna memberikan reaksi yang sangat reaktif pula. Saat itu, Rudy menggeliat.
"Kita pindah ke kamar mu yuk..." bisik Dody. Vina tidka menjawab, tapi langsung berdiri dan melompat dari tempat tidur lalu pergi ke kamarnya. Saat itu pula Dody mengikutinya setelah membetulkan selimut Rudy. Rudy langsung nmengunci kamar dan meredupkan lampu kamar. Dipeluknya Vina dengan lembut sembari melepaskan ikatan komononya sampai Vina benar-benar bercdiri tanpa sehelai benanr. Saat itu Rudy juga melepas pakaiannya. Dalam keadan budil mereka saling kecup dan saling elus. Setelah Vina terlentang di atas ranjang, saat itu lidah Dody menjalar ke sekujur tubuh VIna, mulai dari pentil teteknya, perut sampai ke vaginanya. Vina yang tak pernah mendapatkan perlakan seperti itu merasakan sensai yang sangat luar biasa.
Saat antara sadar dan tidak sadar itulah, Vina merasakan sesuatu menyentuh dengan keras di lubang vaginanya dan menusuk jauh ke dalam tubuhnya. VIna terjekik dalam jeritnya, dan Dody segera menutup mulutnya dengan kecupan. Sampai akhirnya rasa perih dan sakit, sudah berganti dengan rasa nikmat. Malam itu, kedua mereka telah kehilangan kegadisan dan keperjakaan mereka.
Paginya mereka terbangun dan mereka menyiapkan diri untuk pergi ke sekolah. Vina minta untuk dibuatkan surat izin, karean dia masih merasa sakit dan perih pada kemaluannya. Dody amengerti dan dia serta Rudy pergi berdua ke sekolah dengan mobil mungil mereka yang biasanya diisi oleh tiga orang.
Empat hari mereka tidak melakukan hu8bungan seks dan merasa agak canggung. Mereka kembali mencair, setelah kedua orangtua mereka hadir di rumah mereka. Setelah itu, mereka kembali melakukan hubungan seks secara sembunyi-sembunyi dengan menggunakan SMS. Pukul 23.00 saat mereka menginginkannya, Dody mengirimkan SMS berupa sandi-sandi yang hanya mereka berdua yang mengerti. Vina sudah bersiap di kamarnya. Tanpa membuang waktu, mereka langsung berpelukan dan berkecupan. Setelah mengenakan kondom, keduanya melakukan hubungan intip yang seintim-intimnya, sampai orgasme berdua. Dua tahun mereka hubungan itu secara diam-diam dan sangat rehasia.
Dody harus mengikuti wisata karya dari sekolah mereka. Empat hari lamanya. Kesempata itu tyidak disia-siakan oleh Rudy yang sudah berusia 15 tahun. Dia mendatangi kamar Vina dan merebahkan dirinya tidur di sisi Vina. Saat Rudy memeluknya, Vina baru sadar, kalau pelukan Rudy bukan pelukan seorang adijk pada kakaknya. VIna agak keberatan, setelah Rudy mengecup bibirnya.
"Kenapa aku tidak boleh sementara Bang Dody boleh?"
Pertanyaan itu membuat Vina tergugup.
"Aku sudah lam tahu dan selalu mengintip, kata Rudy. VIna akhirnya terdiam. Kembali mereka berpelukan dan berciuman. Sampai keduanya berbugil ria dan sampai pada titik kulminasinya, mereka bersetubuh. Vina tak sangka, kalau Rudy adiknya itu, demikian pintar bercinta. Itu yang membuat keyakinan Vina, kalau selama ini terus menerus mengintip mereka.
"Ini rahasia kita. Tak boleh siapa pun yang tau. Termasuk Bang Dody," kata Vina. Rudy setuju. Sejak saat itu, Vina yang mengatur waktu, kapan dia harus bersetubuh dengan Dody dan kapan dia harus bersetubuh dengan Rudy adiknya. Yang membuat Vina heran, kenapa dia mampu dan ingin disetubuhi setiap hari. Bahkan pernah dalam sehari dia harus disetubuhi oleh abangd an adiknya secara bergantian, tanpa diketahui oleh Dody. Dody tak pernah curiga pada Rudy, tapi Rudy selalu mengetahui, kapan Dody menetubuhi Vina. Akibatnya, Vina menjadi kurang konsentrasi bila bersetubuh dengan Dody, karena dikatahui oleh Rudy. Setelah Dody kuliah ke kota lain dan hanya sekali dalam semestar liburan pulang ke kota kecil mereka, saat itulah Vina dan Rudy memuaskan hasrat mereka, bahkan jauh lebnih mesra dan lebih variatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar